SINOPSIS Hospital Ship Episode 3 Part 2
Episode 3 part 2
Eun Jae membaca rekam medis para pasien yang pernah berobat ke RS kapal dan ia tak sengaja menemukan rekam medis atas nama ibunya, Oh Hye Jung. Eun Jae membaca secara teliti rekam medis itu takut ada kesalahan atau apa.
Eun Jae kaget dan langsung memegang dadanya, tapi ia tetap tidak menangis. Ia teringat saat ia tidak bisa melakukan apa-apa ketika ibunya sekarat dan hanya mengacuhkan ibunya.
Eun Jae kaget dan langsung memegang dadanya, tapi ia tetap tidak menangis. Ia teringat saat ia tidak bisa melakukan apa-apa ketika ibunya sekarat dan hanya mengacuhkan ibunya.
Eun Jae samar-samar mendengar nama Ibunya dipanggil Ah Rim untuk masuk ke ruang dokter penyakit dalam. Eun Jae berjalan ke sana, ia membayangkan ibunya sedang diperiksa oleh Hyun.
Eun Jae bergumam "Di sinilah terakhir kali dia dirawat. Apa itu sangat sakit?"
Eun Jae bergumam "Di sinilah terakhir kali dia dirawat. Apa itu sangat sakit?"
Ibu Eun Jae menghadap ke pintu dan tersenyum pada Eun Jae, Eun Jae membalas senyunya. Namun tiba-tiba bayangan itu hilang, Eun Jae tidak bisa melihat ibunya lagidi sana.
Besoknya, Hyun bertanya kepada Eun Jae, apa mereka pernah bertemu sebelumnya, ia tertarik masuk ke ruangan Eun Jae karena ruangannya sungguh berbeda dari kemarin, ini sudah sangat bersih.
Hyun bertanya "Apa kita pernah bertemu? Kau pernah melihatku?"
Dengan acuh jae Eun menjawa "Tidak, aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya." dan langsung meninggalkan Hyun tanpa pamit.
Hyun bertanya "Apa kita pernah bertemu? Kau pernah melihatku?"
Dengan acuh jae Eun menjawa "Tidak, aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya." dan langsung meninggalkan Hyun tanpa pamit.
Jae Geol dan Joon Young muncul setelahnya, mereka mempraktekkan bagaimana Hyun bertanya dan bagaimana Eun Jae menjawab. Kemudian Mereka berdua asyik menerketawakannya.
Jae Geol bertanya "Apa kau sungguh pernah bertemu dengannya? Apa kau memukulnya?" Joon Hyun berkata "Tidak. Bukan begitu." lalu ia berjalan ke ruangannya. Joon Hyoung"Dia bohong." Kata Joon Young.
Jae Geol bertanya "Apa kau sungguh pernah bertemu dengannya? Apa kau memukulnya?" Joon Hyun berkata "Tidak. Bukan begitu." lalu ia berjalan ke ruangannya. Joon Hyoung"Dia bohong." Kata Joon Young.
Hyun yakin dia pernah melihat Eun Jae sebelumnya tapi dimana. Kemudian Hyun menemukan foto pemberian Ibu Eun Jae diatas colokan dan dia baru ingat bahwa ibunya yang memberikan Foto Eun Jae dan lewat foto itulah dia melihat Eun Jae sebelumnya.
Perawat Pyo menunjukkan majalah yang menampilkan Eun Jae kepada Won Gong, sebenarnya Perawat Pyo merasa tidak asing dengan Eun Jae dan ternyata Eun Jae adalah dokter hebat yang ada di majakah itu.
Perawat Pyo bertanya "Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa merekrut ahli bedah terbaik di rumah sakit besar Seoul?".
Perawat Pyo bertanya "Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa merekrut ahli bedah terbaik di rumah sakit besar Seoul?".
Won Gong akan menjelaskannya tapi dia teringat permintaan Eun Jae untuk merahasiakan kenapa ia bisa berada di rumah sakit kapal dan apa yang terjadi pada pekerjaannya sebelumnya. Jadi Won Gong hanya menjawab kalau itu adalah rahasia jadi tidak bisa mengatakannya.
Hyun masuk ke ruangan Eun Jae dan menunjukkan foto Eun Jae, ia meminta konfirmasi dari Eun Jae. Kemudian Hyun bertanya lagi, kapan foto itu diambil?
Eun Jae menjawab "Tujuh tahun lalu." Hyun bilang "Itu sebabnya aku tidak langsung mengenalimu. Dibandingkan dengan ini, sekarang kau sedikit..."
Eun Jae bilang "Apa ini?" "Apa maksudmu?" "Kenapa kau punya foto itu?" Kemudian Eun Jae langsung merebut paksa fotonya dari Hyun.
Eun Jae menjawab "Tujuh tahun lalu." Hyun bilang "Itu sebabnya aku tidak langsung mengenalimu. Dibandingkan dengan ini, sekarang kau sedikit..."
Eun Jae bilang "Apa ini?" "Apa maksudmu?" "Kenapa kau punya foto itu?" Kemudian Eun Jae langsung merebut paksa fotonya dari Hyun.
Joon Young menunjukkan artikel mengenai Eun Jae kepada Jae Geol. Mereka berdua mengakui kehebatan Eun Jae setelah membaca artikel itu. Tapi Jae Geol heran, kenapa Joon Young peduli pada Eun Jae.
Joon Young bilang "Dia tipeku. Mempunyai Tubuh yang bagus, wajah yang cantik. Dia sedikit menakutkan, tapi itu bisa jadi pesonanya. Aku bingung kenapa dia disini. Jika seseorang yang terkenal seperti ini bekerja di rumah sakit kapal, itu pasti masalah besar. Aku akan memeriksa latar belakangnya dan..."
Joon Young bilang "Dia tipeku. Mempunyai Tubuh yang bagus, wajah yang cantik. Dia sedikit menakutkan, tapi itu bisa jadi pesonanya. Aku bingung kenapa dia disini. Jika seseorang yang terkenal seperti ini bekerja di rumah sakit kapal, itu pasti masalah besar. Aku akan memeriksa latar belakangnya dan..."
Jaeo Geol membenatak Joon Young untuk berhenti berkata. Kemudain Joon Young protes, emangnya kenapa? Jae Geol meberi saran kepadanya "Buat dia cerita langsung padamu. Jika kau sudah tahu semuanya, dia akan melarikan diri."
Joon Young bilang "Aku rasa dia tidak begitu." "Dengarkan aku."
Joon Young bilang "Aku rasa dia tidak begitu." "Dengarkan aku."
Hyun menjelaskan kalau ibu Eun Jae ingin mengatur kencan buta untuk mereka. Tanpa melihat ekspresi Eun Jae, Hyun terus bicara, ia mengijinkan Eun Jae menyukainya mulai hari ini, tapi kompetisi ini sulit. Kapal mereka mengunjungi 26 pulau, setidaknya ada dua ibu mertua di setiap pulau jadi kemungkinan 52 lawan 1. Kamu harus bersiap bersaing dengan para gadi yang ada di 26 pulau.
Eun Jae meminta Hyun keluar dari ruangannya "Bisa tinggalkan aku?" kemudian Hyun bertanya "Bagaimana keadaan ibumu? Apa dia baik-baik saja?"
Eun Jae meminta Hyun keluar dari ruangannya "Bisa tinggalkan aku?" kemudian Hyun bertanya "Bagaimana keadaan ibumu? Apa dia baik-baik saja?"
Eun Jae tak menjawab pertanyaannya, dia hanya diam saja dan memandang Hyun kesal. Won Gong datang tiba-tiba dan langsung menjewer Hyun dan membawanya ke atas.
Hyun tidak tahu kalau Ibu Eun Jae sudah meninggal. Won Gon kesal karena Hyun tidak bisa berhati-hati dalam berkata. Ia langsung meninggalkan Hyun dan kembali ke bawah.
Hyun tidak tahu kalau Ibu Eun Jae sudah meninggal. Won Gon kesal karena Hyun tidak bisa berhati-hati dalam berkata. Ia langsung meninggalkan Hyun dan kembali ke bawah.
Tak sengaja Joon Young dan Jae Geol melihat mereka. Jae Geol menunjukkan pada Joon Young, itulah yang akan terjadi pada Joon Young juga.
Joon Young berkata dengan sangat yakin "Ibunya meninggal dan itu sebabnya dia meninggalkan semuanya untuk bergabung dengan tim kita. Itulah mengapa.. aku sudah membuat keputusan. Aku akan melindungi Dokter Song."
Joon Young berkata dengan sangat yakin "Ibunya meninggal dan itu sebabnya dia meninggalkan semuanya untuk bergabung dengan tim kita. Itulah mengapa.. aku sudah membuat keputusan. Aku akan melindungi Dokter Song."
Kapten Bang mendadak bilang pada Won Gong kalau ia ingin Eun Jae pergi dari RS mereka secepatnya. Won Gong tidak mengerti, Kapten bang lihat sendiri kalau Eun Jae sudah menyelamatkan pasien.
Kapten Bang tahu hal itu, masalahnya adalah mereka tidak memiliki anggran untuk daftar alat-alat yang Eun Jae minta. Mereka tidak akan bisa berlayar jika membeli semua itu. Apa mereka harus menggunakan air laut sebagai bahan bakar?
Kapten Bang tahu hal itu, masalahnya adalah mereka tidak memiliki anggran untuk daftar alat-alat yang Eun Jae minta. Mereka tidak akan bisa berlayar jika membeli semua itu. Apa mereka harus menggunakan air laut sebagai bahan bakar?
Won Gong menjelaskan, apa yang terjadi kemarin barulah permulaan, Eun Jae akan mencetak gol besar suatu hari nanti. Hanya menunggu waktu saja sebelum mereka menjadi bintang. Setelah itu.. Gubernur dan anggota dewan akan berbaris.
Kapten bang bertanya "Untuk apa?". "Mengapa lagi? Untuk mengambil foto bersama kita." "Benarkah?"
Won Gong bilang "Mereka akan meminta foto dan kita harus bicara kalau tidak ada yang gratis. Mereka harus memberi kita anggaran." Kapten masih belum yakin dengan apa yang dikatakan Won Gong "Apa begitu?"
Woon Gong meyakinkan dia "Percayalah padaku dan diam. Aku sudah merencanakan semuanya." Kemudian Won Gong menunjukkan orang-orang dari stasiun TV yang akan merekam mereka untuk membuat film dokumenter. Mereka harus masuk TV untuk menjadi bintang. Kapten bang menanggapinya "ohhh.. Begitukah cara kerjanya?"
Kapten bang bertanya "Untuk apa?". "Mengapa lagi? Untuk mengambil foto bersama kita." "Benarkah?"
Won Gong bilang "Mereka akan meminta foto dan kita harus bicara kalau tidak ada yang gratis. Mereka harus memberi kita anggaran." Kapten masih belum yakin dengan apa yang dikatakan Won Gong "Apa begitu?"
Woon Gong meyakinkan dia "Percayalah padaku dan diam. Aku sudah merencanakan semuanya." Kemudian Won Gong menunjukkan orang-orang dari stasiun TV yang akan merekam mereka untuk membuat film dokumenter. Mereka harus masuk TV untuk menjadi bintang. Kapten bang menanggapinya "ohhh.. Begitukah cara kerjanya?"
Hyun melihat Eun Jae mengganti lampu ruang Oerasi sendirian. Ia bertanya, kenapa Eun Jae, kamu melakukannya sendiri? Eun Jae menjawab kalau ia punya tangan ya bisa dilakuakn sendirian tanpa bantuan orang lain. Eun Jae hendak mengambil sesuatu dan Hyun membantunya.
Hyun berkata dengan ragu "Begini.. Jadi begini..". "Kau mau minta maaf? Tidak perlu. Kau hanya berbicara apa yang kau tahu, dan aku sama sekali tidak peduli." Kemudian Eun Jae menyuruh Hyun keluar.
Hyun berkata dengan ragu "Begini.. Jadi begini..". "Kau mau minta maaf? Tidak perlu. Kau hanya berbicara apa yang kau tahu, dan aku sama sekali tidak peduli." Kemudian Eun Jae menyuruh Hyun keluar.
Eun Jae menggerutu di ruangannya, ia tidak tahu kalau ibunya sudah meninggal. Apa Eun Jae harus sedingin itu kepadanya?
Ah Rim mendekati Eun Jae, ia mengulurkan minuman dan memaksa Eun Jae untuk menerimanya. Ah Rim mengakui kalau ia tersentuh dengan operasi Eun Jae kemarin, ia sudah menonton semua drama medis seperti "ER", "House", dan "Anatomi Grey" dan akhirnya dia memutuskan menjadi perawat.
"Aku ingin merasakan kesenangan menyelamatkan nyawa dilingkungan yang buruk seperti ini. Mimpiku menjadi kenyataan kemarin."
Eun Jae mengatakan keapda perawat Ah Rim "Perawat Yoo Ah Rim. Bagaimana kamu tahu namaku? Eun Jae melihat ke arah nametag Ah Rim, dan membuat Ah Rim mendapat jawaban atas pertanyaannya. Eun Jae lelu bertanya, hari ini mereka merawat pasien di darat, bukan? "Bagaimana kamu bisa tahu? Aku pikir kamu hanya bisa operasi dengan cepat, tapi kamu juga cepat tanggap." "Dan aku kasihan padamu."
Ah Rim bingung, "Apa?" Eun Jae keluar dari ruang operasi, ia berjalan ke kiri tapi kemudian balik arah menuju ke kanan. Dan Ah Rim mengikutinya.
"Aku ingin merasakan kesenangan menyelamatkan nyawa dilingkungan yang buruk seperti ini. Mimpiku menjadi kenyataan kemarin."
Eun Jae mengatakan keapda perawat Ah Rim "Perawat Yoo Ah Rim. Bagaimana kamu tahu namaku? Eun Jae melihat ke arah nametag Ah Rim, dan membuat Ah Rim mendapat jawaban atas pertanyaannya. Eun Jae lelu bertanya, hari ini mereka merawat pasien di darat, bukan? "Bagaimana kamu bisa tahu? Aku pikir kamu hanya bisa operasi dengan cepat, tapi kamu juga cepat tanggap." "Dan aku kasihan padamu."
Ah Rim bingung, "Apa?" Eun Jae keluar dari ruang operasi, ia berjalan ke kiri tapi kemudian balik arah menuju ke kanan. Dan Ah Rim mengikutinya.
Eun Jae menunjukkan tempat peralatan yang harus mereka bawa ke darat. Eun Jae memastikan, Ah Rim yang bertanggung jawab atas urusan pertolongan pertama, bukan? Ah Rim membenarkannya. "Dimana lidocaine (obat bius), cairan infus, dan betadine?" "Aku lupa memasukkannya."
Eun Jae menegaskan “Bukankah kau tahu, kesalahan tim medis bisa membuat hidup orang dalam bahaya? Alat manual tidak untuk dipajang. tapi untuk dipakai."
Eun Jae menegaskan “Bukankah kau tahu, kesalahan tim medis bisa membuat hidup orang dalam bahaya? Alat manual tidak untuk dipajang. tapi untuk dipakai."
Ah Rim menggerutu dengan perlakuan Eun Jae padanya tadi di ruang perawat. Perawat Pyo tidak mengerti, soalnya selama ini Ah Rim sangat senang bila ada yang lebih baik dari Dokter Greene (Dokter fiksi dalam drama ER) yang bergabung dengan mereka. Perawat Pyo bertanya "Apa sulit bagimu untuk menurutinya? Apa kau lebih memilih dokter pria pemalas itu?" "Ah Perawat Pyo”
Petugas RS Kapal naik perahu untuk mencapai pulau yang harus mereka singgahi selanjutnya. Joon Young mencoba bicara dengan Eun Jae, dan berkata kalau mereka akan menggelar pesta selamat datang di asrama hari ini. Ah Rim menyela, apa ia tidak diberitahu tentang itu, itu ide siapa?
Joon Young bilang "Aku. Bagaimana? Kalian setuju, bukan?" akhirnya Perawat Pyo menyetujuinya, mereka bisa minum-minum untuk menyambut anggota baru. Won Gong juga setuju.
Joon Young kembali bertanya pada Eun Jae, apa yang Eun Jae suka nanti ia akan menyiapkannya. Eun Jae hanya diam saja, Joon Young bertanya lagi, tidak adakah makanan yang Eun Jae suka. Eun Jae menjawab Eun Jae dengan dingin "Tidak." Joon Young pun berhenti bertanya kepada Eun Jae.
Joon Young bilang "Aku. Bagaimana? Kalian setuju, bukan?" akhirnya Perawat Pyo menyetujuinya, mereka bisa minum-minum untuk menyambut anggota baru. Won Gong juga setuju.
Joon Young kembali bertanya pada Eun Jae, apa yang Eun Jae suka nanti ia akan menyiapkannya. Eun Jae hanya diam saja, Joon Young bertanya lagi, tidak adakah makanan yang Eun Jae suka. Eun Jae menjawab Eun Jae dengan dingin "Tidak." Joon Young pun berhenti bertanya kepada Eun Jae.
Pak kepala desa menginformasikan kepada para warganya bahwa Rumah sakit kapal akan tiba di desa mereka, Kades berharap para warga segera berkumpul di balai desa.
Setelah turun dari perahu, Eun Jae dan Hyun mendengar suara panik warga, mereka langsung berlari ke sumber suara. Perawat Pyo menyampaikan kalau Kades mengidap angina (angin duduk). Hyun berteriak, meminta Perawat Pyo untuk menghubungi Penjaga Pantai terlebih dahulu.
Tim dokumenter memutuskan untuk mengikuti mereka. Hyun membawakan tas Eun Jae agar mereka bisa sampai lebih cepat.
Pasien mereka (Kepala Desa) tidak sadarkan diri. Eun Jae menyuruh Hyun untuk memberikan Intubasi (penempatan tabung plastik fleksibel untuk melindungi dan memperbaiki jalan nafas).
Hyun mengecek alatnya dan itu berfungsi tapi ia tidak kunjung melakukannya. Pikirannya melayang pada kejadian beberapa tahun lalu yang mengakibatkannya trauma.
Kilas balik ditampilkan, Hyun buru-buru ke ruangan seorang pasien, dimana disana ada dokter yang sedang berusaha mengembalikan detak jantung pasien itu menggunakan defibrilator (alat kejut jantung), tapi mereka gagal. Dan akhirnya Pasien itu tak terselamatkan.
Kemudian Hyun dimarahi oleh dokter itu, dan dia juga samapi dipukul oleh dokter. Dokter itu bilang "Bagaimana kau bisa menyebut dirimu dokter? Biar aku perjelas. Pasien mati karenamu. Kau bukanlah seorang dokter."
Kemudian Eun Jae menyadarkan Hyun dengan memanggil-manggil Hyun sampai ingatan masa lalunya hilang dari pikiran Hyun asaat itu, Hyun akhirnya menatap Eun Jae.
Kemudian mereka mendengar panggilan dari petugas RS yang lain yang sedang berlari menuju ke arah mereka.
Eun Jae menyuruh Hyun minggir, ia akan melakukan intubasi dan Hyun hanya memeriksa jantungnya dan periksa perutnya.
Hyun pun melakukan sesuai apa yang Eun Jae perintahkan. Sesekali Eun Jae melirik Hyun, dia penasaran kenapa Hyun tadi bengong.
Hyun pun melakukan sesuai apa yang Eun Jae perintahkan. Sesekali Eun Jae melirik Hyun, dia penasaran kenapa Hyun tadi bengong.
Petugas yang lain sampai ke lokasi, mereka menyampaikan kalau Petugas Pantai akan segera datang. Sementara para perawat membantu Hyun dan Eun Jae, Won Gong menenangkan istri pasien bahwa semuanya akan baik-baik saja. Sementara itu, kru film dokumenter sedang mengabadikan momen itu.
Eun Jae memasukkan selang kecil ke dada pasien, sementara itu, Hyun menemukan sesuatu yang janggal, ia menduga terjadi aneurisma aorta perut (kondisi yang disebabkan membesarnya daerah aorta bagian bawah). Kemudian Ia memeriksa tekanan darah pasien dan mendapati tekanan darahnya terlalu rendah dan semakin turun. Itu berarti....
Eun Jae yakin dan mengatakan "Mungkin sudah pecah." Jawab Eun Jae, lalu memeriksanya. "Aku harus membukanya sekarang juga." dan akhirnya mereka melakukan pembedahan di ruang terbuka itu untuk menemukan aorta yang pecah lalu menjepitnya untuk menghindari dampak lainnya.
Eun Jae yakin dan mengatakan "Mungkin sudah pecah." Jawab Eun Jae, lalu memeriksanya. "Aku harus membukanya sekarang juga." dan akhirnya mereka melakukan pembedahan di ruang terbuka itu untuk menemukan aorta yang pecah lalu menjepitnya untuk menghindari dampak lainnya.
Post a Comment for "SINOPSIS Hospital Ship Episode 3 Part 2"