SINOPSIS Hospital Ship Episode 17 Part 2
Episode 17 Part 2
Perawat Pyo dan suster lainnya sedang menenangkan pasien agar operasinya bisa segera di mulai, namun pasien bersikeras tidak mau di operasi dan bertingkat brutal di ranjang operasi, dr. Song masih melihat tingkah pasien dan belum ikut campur dalam menenangkan pasien dan masih terlihat bingung dengan tindakan yang akan segera dilakukan di depan matanya.
Pasien itu terus berteriak “aku bisa mati kalau di operasi dengan mata terbuka lebar dan merasakan yang amat menyakitkan, bisa-bisanya kalian menyakitiku”.
Perawat Pyo : pak, tololng jangan keras kepala, kamu harus segera di operaasi agar bisa sembuh.
Tiba-tiba pasien merasa kesakitan lagi di bagian perutnya dan mengajukan sebuah permintaan “bisakah kalian membantuku berdiri? Dr. Hyun dan dr. Jae Geol masuk ruang operasi. Pasien itu bilang kalau dia ingin pergi ke suatu tempat “aku ingin mati seperti ini. dr. Geol dan yang lainnya masih melihat kakek itu.
Kemudian dr. Jae Geol mendekati kakek dan memegang erat tangan kakek, setelah tangan kakek di genggam oleh Jae Geol dia terdiam dan hanya melihat Jae Geol tanpa berkata sepatah katapun. Dr. Song, Dr. Hyun, Perawat Pyo dan perawat lainnya melihat kedekatan mereka.
Pasien itu terus berteriak “aku bisa mati kalau di operasi dengan mata terbuka lebar dan merasakan yang amat menyakitkan, bisa-bisanya kalian menyakitiku”.
Perawat Pyo : pak, tololng jangan keras kepala, kamu harus segera di operaasi agar bisa sembuh.
Tiba-tiba pasien merasa kesakitan lagi di bagian perutnya dan mengajukan sebuah permintaan “bisakah kalian membantuku berdiri? Dr. Hyun dan dr. Jae Geol masuk ruang operasi. Pasien itu bilang kalau dia ingin pergi ke suatu tempat “aku ingin mati seperti ini. dr. Geol dan yang lainnya masih melihat kakek itu.
Kemudian dr. Jae Geol mendekati kakek dan memegang erat tangan kakek, setelah tangan kakek di genggam oleh Jae Geol dia terdiam dan hanya melihat Jae Geol tanpa berkata sepatah katapun. Dr. Song, Dr. Hyun, Perawat Pyo dan perawat lainnya melihat kedekatan mereka.
Jae Geol memiliki masa lalu manis bersama kakek tersbut, dia mengingat kalau dulu kakek juga menggenggam tangannya sama seperti yang dia lakuakan kepada kakek saat ini, waktu itu kakek membujuk Jae Geol yang sedang menangis untuk pulang, namun Jae Geol tidak mau pulang dan meminta kakek melepaskan tangannya.
Jae Geol kecil : aku bisa kemanapun dan bunub diri (sambil terus menangis)
Kakek tak lelah menenangkan Jae Geol saat itu dan menawarkan untuk memperbaiki sepedanya, namun Jae Geol tetap menolak sambil menarik tangan dari genggaman sang kakek karena berusaha untuk pergi, dia terus berteriak “aku benci ibu dan ayah, aku akan bunuh diri saja”.
Kakek : Jae Seol... kamu masih anak-anak jangan mengatakan hal buruk seperti itu, kamu paham kan nak? Pasien tersebut (kakek) sangat berjasa bagi Jae Geol bahkan lebih berharga dibanding ayahnya, karena dia yang selalu menemani bermain menangis dan menanngkannya dikala sedih.
Jae Geol kecil : aku bisa kemanapun dan bunub diri (sambil terus menangis)
Kakek tak lelah menenangkan Jae Geol saat itu dan menawarkan untuk memperbaiki sepedanya, namun Jae Geol tetap menolak sambil menarik tangan dari genggaman sang kakek karena berusaha untuk pergi, dia terus berteriak “aku benci ibu dan ayah, aku akan bunuh diri saja”.
Kakek : Jae Seol... kamu masih anak-anak jangan mengatakan hal buruk seperti itu, kamu paham kan nak? Pasien tersebut (kakek) sangat berjasa bagi Jae Geol bahkan lebih berharga dibanding ayahnya, karena dia yang selalu menemani bermain menangis dan menanngkannya dikala sedih.
Jae Geol menenagkan sang kakek, yang lain terharu dengan sikap Jae Geol tethadap kakek itu, mereka hanya melihat percakapan Jae Geol dengan pasien.
Jae Geol : kakek marah-marah ? hanya aku yang pandai marah-marah, kenapa kakek meniruku? Apa kakek takut (dengan manisnya Jae Goel membujuk kakek unchhh...) dahulu aku takut, kukira orangtuaku akan meninggalkanku, jika aku tidak berbaat seperti kakaku (kakek hanya terdiam mendengar ceritak Jeo Geol dulu) aku takut, itu sebabnya aku merajuk, setiap aku merajuk, kakek yang selalu mengenggam tangaku seperti ini, kakek selalu menenangkanku, kakek sudah terlalu berjasa dengan tanga ini, kakek mengajariku bersepeda, kakek memasang roda ban di sepedaku, kakek melakukan hal yang selalu dilakukan oleh seorang ayah untuk anaknya.
Jae Geol menangis saat berbicara kepada kakek dan yang lain pun juga tersentuh dengan apa yang dikatakan Jae Geol kepada kakek. Kakek bertanya kepada Jae Geol “kapan kamu aka berhenti memanggilku kakek?” mendengar pertanyaan itu Jae Geol langung menaikkan kepalanya.
Kakek : dulu kubiarkan kamu memanggilku kake karena kamu mendendam, namun jika sudah sembuh setelah operasi nanti, akan kupastikan kamu menjaga span santunmu.
Jae Geol : bisakah kita melakukan operasinya sekarang ?
Kakek pun akhirnya menangguk dan siap untuk dioperasi, Jae Geol tak henti meneteskan air mata di depan kakek, dan kakek bilang “kamu anak laki-laki, kenapa kamu menangis?” sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Kakek terus mengenggam tangan Jae Geol dan bilang “astaga besar sekali, sejaka kapan tanganmun menjadi besar seperti ini?” (unch terharu lihatnya, jae Geol tak henti menangis) Jae Geol pun memberikan interupsi kepada dr. Song untuk memulai operasinya.
Jae Geol : kakek marah-marah ? hanya aku yang pandai marah-marah, kenapa kakek meniruku? Apa kakek takut (dengan manisnya Jae Goel membujuk kakek unchhh...) dahulu aku takut, kukira orangtuaku akan meninggalkanku, jika aku tidak berbaat seperti kakaku (kakek hanya terdiam mendengar ceritak Jeo Geol dulu) aku takut, itu sebabnya aku merajuk, setiap aku merajuk, kakek yang selalu mengenggam tangaku seperti ini, kakek selalu menenangkanku, kakek sudah terlalu berjasa dengan tanga ini, kakek mengajariku bersepeda, kakek memasang roda ban di sepedaku, kakek melakukan hal yang selalu dilakukan oleh seorang ayah untuk anaknya.
Jae Geol menangis saat berbicara kepada kakek dan yang lain pun juga tersentuh dengan apa yang dikatakan Jae Geol kepada kakek. Kakek bertanya kepada Jae Geol “kapan kamu aka berhenti memanggilku kakek?” mendengar pertanyaan itu Jae Geol langung menaikkan kepalanya.
Kakek : dulu kubiarkan kamu memanggilku kake karena kamu mendendam, namun jika sudah sembuh setelah operasi nanti, akan kupastikan kamu menjaga span santunmu.
Jae Geol : bisakah kita melakukan operasinya sekarang ?
Kakek pun akhirnya menangguk dan siap untuk dioperasi, Jae Geol tak henti meneteskan air mata di depan kakek, dan kakek bilang “kamu anak laki-laki, kenapa kamu menangis?” sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Kakek terus mengenggam tangan Jae Geol dan bilang “astaga besar sekali, sejaka kapan tanganmun menjadi besar seperti ini?” (unch terharu lihatnya, jae Geol tak henti menangis) Jae Geol pun memberikan interupsi kepada dr. Song untuk memulai operasinya.
Operasi dimulai, semuanya sudah mulai melakukan persiapan operasi dan kakek pun terlihat sangat tenang meski menggunakan bius lokal, Jae Geol sibuk memasang anestesi akunpunkut di bagian-bagian tertentu. Dr. Song memperhatikan Jae Geol yang sedang memasang anestesi akunpunktur kepada kakek.
Dr. Song memberi interupsi kepada yang lain untuk mulai membedah hernia, lampu bedah pun dinyalakan dan mulai menyuntikkan obat-obatan kepada pasien.
Dr. Song memberi interupsi kepada yang lain untuk mulai membedah hernia, lampu bedah pun dinyalakan dan mulai menyuntikkan obat-obatan kepada pasien.
Di luar ruang operasi yang lain sangat khawatir dengan operasi tanpa anestesi, kapten sangat resah dan terus mondar-mandir, salah satu temannya bilang “jangan mondar-mandir terus, itu membuatku pusing.
Pak han terlihat sangat sedih, dan kaptenpun menanyakan hal tersebut kepadanya.
Kapten : apa kamu menangis?
Pak Han : tidak, dia beralasan dokter dari departemen lain bekerja bersama-sama dan berusaha menyelamatkan pasien dan itu yang membuatku emosional.
Kapten paham dengan apa yang dirasakan pak Han saat ini.
Pak han terlihat sangat sedih, dan kaptenpun menanyakan hal tersebut kepadanya.
Kapten : apa kamu menangis?
Pak Han : tidak, dia beralasan dokter dari departemen lain bekerja bersama-sama dan berusaha menyelamatkan pasien dan itu yang membuatku emosional.
Kapten paham dengan apa yang dirasakan pak Han saat ini.
Kembali ke ruang operasi. Selama ini operasi berjalan lancar, dr. Song meminta untuk menarik retraktornya agar terlihat lebih jelas, saat menarik retraktornya kakek sangat kesakitan namun Jae Geol langsung menenangkannya “tidak apa-apa, itu hanya perasaan” sang kakek pun kembali tenang, dokter lain sejenak terpaku ke Jae Geol dan melanjutkan kembali operasinya.
Para perawat dan dr. Joon Young datang ke ruang makan, disana ada Nona Choi sedang melamun sambil memagang pensil gambarnya, Para perawat membahas anestesi akunpunktur, berbeda dengan dr. Cha, dia terlihat resan dan mondar-mandir kesana kemari.
Kemudian salahs atu dari perawat bertanya “dr. Cha ? apa dokter percaya?” dr. Cha bilang “aku hanya mengharapkan keajaiban untuk operasi ini” Nona Choi masih melamun dan tidak terganggu dengan percakapan perawat.
Kemudian salahs atu dari perawat bertanya “dr. Cha ? apa dokter percaya?” dr. Cha bilang “aku hanya mengharapkan keajaiban untuk operasi ini” Nona Choi masih melamun dan tidak terganggu dengan percakapan perawat.
Di ruang operasi, tiba-tiba perawat Pyo bilang “Dokter, kadar oksigen dalam darahnya... semuanya langsung melihat ke monitor dan susan ruang operasipun mulai genting.
Dr. Hyun : kenapa rendah sekali? Kamu yakin kondisi pasien stabil?
Ternyata itu sebuah kecerobohan dan Jae Geol bilang “maaf, pasti ini jatuh saat kita menggerakkannya, kakek masih terlihat tenang, dan operasipun dilanjutkan kembali.
Dr. Song : berapa lama lagi waktu kita?
Perawat Pyo : 13 menit.
Dr. Jae geol terus memperhatikan dr. Song ketika sedang membedah pasien...
Dr. Hyun : kenapa rendah sekali? Kamu yakin kondisi pasien stabil?
Ternyata itu sebuah kecerobohan dan Jae Geol bilang “maaf, pasti ini jatuh saat kita menggerakkannya, kakek masih terlihat tenang, dan operasipun dilanjutkan kembali.
Dr. Song : berapa lama lagi waktu kita?
Perawat Pyo : 13 menit.
Dr. Jae geol terus memperhatikan dr. Song ketika sedang membedah pasien...
Di luar ruang operasi, semua orang masih sangat khawati dengan operasinya, dan akhirnya dr. Song, dr Hyun dan dr. Jae Geol keluar dari ruang operasi, mereka langsung menanyakan haisl operasi dan keadaan pasiennya, dr. Song bilang bahwa operasinya berhasil, owhhhh betapa bahagianya mereka saat mendengar operasinya berhasil.
Salah satu dari mereka bertanya “benarkah akunpunktur membiusnya? Benarkah? Itu mustahil.
Joon Young (tiba-tiba muncul) : aku juga ingin ddiberi akupunktur, tapi itu musstahil. Pa Park lebih hebat menahannya dari pada kamu Jae Geol, mungkin dia berusaha menahan rasa sakit agar kamu terlihat lebih benar.
Dr. Hyun : tidak benar, mana mungkin bisa menahan rasa sakit dari pembedahan, bukan begitu dr. Song? (Jae Geol hanya diam saja dan melihat kesana kemari).
Dr. Song : tentu saja. Rasa sakitnya tidak bisa ditahan hanya dengan rasa kemauan.
Para dokter sangat kelelahan setelah melewati operasi, dan mereka pun pergi setelah menjawab pertanyaan para rekannya yang tidak ikut ke ruang perasi, seseorang bilang kalau dr. Song juga memihak dokter dari pengobatran korea? Kemudian Joon Young pergi membujuk Jae Geol yang terlihat marah kepadanya.
Salah satu dari mereka bertanya “benarkah akunpunktur membiusnya? Benarkah? Itu mustahil.
Joon Young (tiba-tiba muncul) : aku juga ingin ddiberi akupunktur, tapi itu musstahil. Pa Park lebih hebat menahannya dari pada kamu Jae Geol, mungkin dia berusaha menahan rasa sakit agar kamu terlihat lebih benar.
Dr. Hyun : tidak benar, mana mungkin bisa menahan rasa sakit dari pembedahan, bukan begitu dr. Song? (Jae Geol hanya diam saja dan melihat kesana kemari).
Dr. Song : tentu saja. Rasa sakitnya tidak bisa ditahan hanya dengan rasa kemauan.
Para dokter sangat kelelahan setelah melewati operasi, dan mereka pun pergi setelah menjawab pertanyaan para rekannya yang tidak ikut ke ruang perasi, seseorang bilang kalau dr. Song juga memihak dokter dari pengobatran korea? Kemudian Joon Young pergi membujuk Jae Geol yang terlihat marah kepadanya.
Jae Eun naik ke atas kapal, dia terlihat ingin menenangkan diri sambil menikmati hembusan angin laut.
Di sisi Lain Hyun pergi ke dapur dan mengambil 2 kaleng minuman (mungkin untuk dirinya dan Jae Eun) dia tersenyum kecil saat memegang dua kaleng minuman itu.
Saat Jae Eun asyik menikmati pemandangan laut seseorang menghampirinya dan menawarkan minuman untuknya, Jae Eun kaget karena orang itu Jae Geol (tak biasanya dia peduli dengan yang lain) Jae Geol meminta Jae eun untuk menerima minuman pemberiannya, Jae Eun pun akhirnya menerima minuman itu.
Jae Geol : kelak, aku akan membalas budi untuk operasi tadi.
Jae geol mengajak Jae Eun bersulang atas keberhasilannya hari ini, Jae Geol greget dengan sikap dingin Jae Eun, dan ia pun yang memulai bersulang.
Jae Geol : kelak, aku akan membalas budi untuk operasi tadi.
Jae geol mengajak Jae Eun bersulang atas keberhasilannya hari ini, Jae Geol greget dengan sikap dingin Jae Eun, dan ia pun yang memulai bersulang.
Tiba-tiba Hyun datang ke atas kapal dan melihat Jae Geol mendekati Jae Eun, Jae Geol meminta Jae Eun untuk memberi selamat padanya. Dia pun memegang tangan Jae Eun dan mengeluskan di kepalanya sambil berkata “Kerja bagus dokter kim. Aku bisa menyelamatkan pasien berkat kamu” namun Eun Jae tidak merespon sedikitpun perkataan Jae Geol, dia hanya fokus melihat lautan. Hyun cemburu melihat Jae Geol yang sedang mendekati Jae Eun.
Episode 18nya mana nih
ReplyDeletesabar ya mba masih di tulis hehe
Delete