this is a verification file My Mr. Mermaid Episode 10 Part 2 - Layar-Sinopsis
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

My Mr. Mermaid Episode 10 Part 2

Episode 10 Part 2

All images credit and content copyright: Hunan TV


Bibi Lu sedang menyiapkan sarapan di taman belakang rumahnya, Bibi Lu terlihat sangat bahagia dan menyanyikan sebuah lagu. Yun Duo baru bangun dan berjalan kehalaman belakang, Yun Duo terlihat masih ngantuk.
Bibi Lu melihatnya dan memanggil Yun Duo untuk sarapan bersama, Yun Duo merasa bahwa ibunya yang memanggil Yun Duo untuk sarapan, Yun Duo tersenyum dan memanggil Bibi Lu ibu, Bibi Lu kaget dan Yun Duo akhirnya sadar dan meminta maaf karena dia masih setengah tidur dan merasa kalau Bibi Lu adalah ibunya. Bibi Lu memintanya untuk tidak khawatir dan meminta Yun Duo untuk segera bergabung sarapan.

Bibi Lu membebaskan Yun Duo untuk memanggilnya apa saja asal Yun Duo nyaman dan Tidak mempermaslahkan hal itu.
Bibi Lu : kuberitahu ya, aku mempersiapkan semua ini. harmoni gaya timur dan barat, menggabungkan gaya utara dan selatan. Ini semua baru dibuat, dan lihat apa sesuai seleramu.
Yun Duo sangat berterima kasih dan menceritakan semasa kuliahnya “saat aku massih kuliah, setiap kali aku pulang ke tumah, ibuku akan membuatkan setumpuk mananan yang aku sukai, dia suka memperhatikan aku memakan makanan buatannya dan jika aku akan pergi, dia selalu membungkuskan makanan agar aku bisa makan di perjalanan”.
Mata Bibi Lu berkaca-kaca, mungkin dia ingin merasakan menyiapkan makanan setiap hari untuk putranya, tapi Yun Duo tidak menyadari hal itu dan terus melanjutkan perkataannya “tida apa kalau di musim dingin, tapi kalau di musim panas makanannya mudah basi di dalam bis, dia selalu menelponku untuk memastikan apakah aku sudah memakannya apa belum, tapi makanannya aku buang dan aku Tidak enak untuk memberitahukan padanya”.
Bibi Lu : seperti itu. Seorang ibu, asalkan ada makanan dan minuman pasti memikirkan anaknya dulu. Rumahmu jauh dan kau tidak bisa sering pulang. Ibu mana yang tidka merindukan anaknya?
Yun Duo terharu dan matanya mulai berkaca-kaca, Bibi Lu menenangkannya dan bilang “kau anak yang baik, kau sangat dewasa dan merindukan ibumu, kalau kau bilang begitu, itu membuatku sangat bahagia. Anak perempuan itu yang tErbaik, sungguh perhatian tidak seperti anak laki-lakiku yang tidak berbakti. Dia bisa lewat rumah 3x tapi Tidak pernah mau masuk”.
Yun Duo : Bibi Lu, siapa nama putramu? (sedikit lagi Yun Duo akan mengetahui bahwa Tang Yibai adalh putra Bibi Lu). Aku akan membatu mencarinya dan meyakinkan dia untuk pulang dan mengahbiskan waktu bersamamu.
Bibi Lu : namanya... (seeprtinya Bibi Lu ingat sesuatu dan tidak jadi menyebutkan nama putranya) sudahlah jangan pedulikan dia. Aku hanya berpikir Tidak punya anak, itu gampang. Aku beritahu ya, setelah aku datang, aku merasa sangat senang karena ada yang menemaniku. Aku akan berlagak seperti ibumu dan memberimu lebih banyak makanan.
Bibi Lu memberi banyak makanan untuk Yun Duo makan, Yun Duo kembali tersenyum dan memakan semua hidangan Bibi Lu.

Yun Duo datang ke kantin universitas selatan dengan peralatan wawancaranya, Qi-Ruifeng langsung memanggil Yun Duo untuk segera datang ke mejanya.

Yun Duo pun datang ke meja Qi-Ruifeng, dia berkata “kenapa kau memanggilku kesini? Aku baru saja ada wawancara, aku harus mengumpulkan informasi”.
Qi-Ruifeng: tidak apa. Aku hanya mau bertanya bagaimana dengan rumah barumu?
Yun Duo : cukup bagus, nyonya rumahnya ssungguh baik. Oh ya, putranya juga seorang atlet, apa kau juga kenal dengannya?
Qi-Ruifeng : itu...
Yun Duo : sepertinya kau kenal dia, siapa dia?
Qi-Ruifeng : aku tahu dia, tapi tidak dekat, aku lebih dekat dengan ibunya.
Yun Duo : tak masalah, tapi kalau kau bertemu dengannya. Beritahu dia bahwa ibunya sangat merindukan putranya. Dan kalau dia tidak sibu, minta dia untuk pulang mengunjungi ibunya. Dia membuat ibunya sangat kahwatir dan ini sangat konyol.
Qi-Ruifeng : kau benar! Bukan saja dia konyol, dia juga tidak berbakti dan sangat memalukan bagi negara. Yun Duo kalau aku bertemu dengannya lagi, aku pasti akan mengajari dia. Mengajari bagaiman berprilaku seperti manusia yang baik dan juga anak yang baik bagi ibunya.

Tang Yibai datang dengan membawa sarapannya dan bertanya “kalian membicarakan apa?”
Qi-Ruifeng :  tak apa, kami hanya membicarakan nyonya rumah baru Yun Duo. Hanya saja putranya kurang hebat.
Tang Yibai berhenti saat makan dan berkata “Qi-Ruifeng. Saat kau mencari rumah, kenapa tidak bertanya dengan benar? Bagaimana bisa ada lelaki tinggal di rumah itu?”.
Yun Duo : Tidak masalah. Putranya seperti kalian, tinggal di asrama dan dia tidak pernah pulang.
Tang Yibai : orang macam apa dia? Umur berapa sekarang?
Yun Duo : aku tidak pernah bertemu dengannya, mungki seusiamu (melirik Qi-Ruifeng)
Qi-Ruifeng:  kudengar putra nyonya itu sungguh dingin diluar, tapi dalamnya baik hati. Pikirannya ingin menggoda terus. Tak punya hati, saat ada gadis dihatinya, dia malah melupakan ibunya (Tang Yibai melongo saja) Yun Duo aku beritahu ya, kau mungkin tipe gadis yang dia suka, mulai saat ini kau harus hati-hati.
Yun Duo : tak mungkin.
Tang Yibai terlihat sangat kesal dengan perkataan Qi-Ruifeng. Qi-Ruifeng berkata lagi “Yun Duo, aku beritahu ya. Demi kebaikan nyonya rumah, aku sarankan jangan sering-sering menyebutkan putranya, sebaiknya jangan sebut sama sekali”.
Tang Yibai : kau menyarankan? Bagaimana bisa kau mencarikan rumah untuk Yun Duo yang seperti itu? Yun Duo, kalau kau sudah tanda tangan kontrak, dan tidak bisa menemukan rumah lain dalam waktu dekat, satu-satunya jalan adalh berhati-hati dan lindungi dirimu. Jauhkan diri dari putranya nyonya rumah itu.
Yun Duo dan Qi-Ruifeng tersenyum saja.
Yun Duo : tidak apa, santai saja. Aku tidak akan mendekati orang menjijikan macam itu.
Qi-Ruifeng tertawa tapi ditutypi dengan telapak tangannya, Tang Yibai bertanya “Qi-Ruifeng, kenapa kau bergetar?” Qi-Ruifeng beralasan kalau perutnya sakit, dia pamitan pergi ke kamar kecil dan tidak akan mengganggu percakapan mereka.
Qi-Ruifeng : Yun Duo, apa yang dikatakan Tang Yibai itu benar. Jangan dekat-dekat dengan putranya nyonya rumah. Aku pergi dulu, daaaahhh.

Tang Yibai melanjutkan sarapannya, Yun Duo terus memperhatikan Tang Yibai, Tang Yibai melihatnya dengan heran karena Yun Duo terus memperhatikannya.
Yun Duo : oh ya, Qi-Ruifeng bilang, kamu menemui hambatan? Bagaimana?
Tang Yibai tak menjawabnya dan melanjutkan kembali sarapannya.

Yun Duo dan Tang Yibai ada di perpustakaan universitas selatan. Tang Yibai menceritakan alasan Kepala Pelatih Yuan Tidak mengijinkan Tang Yibai untuk bertanding.
Yun Duo : jadi, itu alasan kenapa pelatih yaun tidak mengijinkanmu untuk bertanding, karena ia merasa kau tersangkut.
Tang Yibai : kurasa yang dia coba katakan adalah saat ini aku sedang mengalami hambatan, karena kau masih kurang sesuatu.
Yun Duo : kurang sesuatu? Kurang motivasi? Kurang percaya diri? Kau tak mungkin kurang keinginan untuk menang, kan? Yiabi yang aku tahu tak pernah kekurangan sikap yang ini.
Tang Yibai : dia bilang, daripada memikirkan seberapa cepat aku bisa sampai ke garis finish, aku harus berfikir bagaimana aku bisa kembali ke titik permulaan.
Yun Duo : Kepala Pelatih Yuan mengatakan hal yang bermakna. Kolam tanding panjangnya 50 meter. Setiap atlet ingin berenang ke garis finish, tapi itu juga titik awal. Maksudnya, titik awal adalah garis finish dan sebaliknya.
Tang Yibai :  garis finish adalah titik permulaan.

Kilas balik ditampilkan, saat Tang Yibai berlatih untuk berenang, dia menatap ujung kolam dan kemudian Qi-Ruifeng datang menyemangatinya.
Qi-Ruifeng : Tang Yibai, kami akan menunggumu disini. Jangan membuat kami menunggumu terlalu lama.
Tang Yibai tersenyum, mereka berdua menglurukan kepalan tangan mereka dan mengadukannya dengan sangat kuat dan akhirnya Tang Yibai kembali semangat untuk berenang. Kila balik berakhir.
Tang Yibai berterima kasih karena berkat Yun Duo, dia merasa sudah tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, Yun Duo tak mengatakapan apapun lagi, dia hanya tersenyum dan menatap Tang Yibai dengan penuh perasaan.

Akhirnya Tang Yibai pulang ke rumah juga, dia membawa kunci rumah dan tidak perlu mengetuk pintu. Setelah masuk rumah, Tang Yibai langsung memanggil ayah dan ibunya, tapi mereka tidak merespon panggilan putranya.
Tang Yibai kaget melihat ada sandal wanita berwarna pink di lemari sepatu dan berkata “sejak kapa ibu kembali menjadi anak-anak lagi? Dia memakan barang anak muda. Tang Yibai menyapa Erbai (Anjingnya).

Kemudian Tang Yibai mencari orang tuanya, tapi mereka tidak ada dirumah. Tang Yibai pun memanggil mereka dengan telpon rumah.
Orang tuan Tang Yibai sedang asyik berjalan. Tiba-tiba ponsel ayah Tang Yibai berdering dan langsung mengangkatnya, dan itu panggilan dari Tang Yibai, Tang Yibai memberitahu mereka bahwa dia ada dirumah. Ayah mengatakan kepada istrinya bahwa Tang Yibai pulang.
Tang Yibai : aku pulang untuk mengambil sesuatu. Kenapa tidak ada orang dirumah?
Ayah : benar. Aku baru saja pulang dari perjalanan bisnis dan ibumu datang untuk menjemput ayah.
Tang Yibai : tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu kapan kalian akan pulang. Kita bisa makan bersama atau melakukan hal yang lain.
Tang Yibai masuk ke kamarnya, dia kaget melihat perubahan kamarnya dan bilang kepada ayahnya bahwa dia akan menelponnya lagi nanti. Setelah panggilan selesai, ayah dan ibunya melanjutkan perjalanan mereka.

Tang Yibai melihat perubahan setiap sudut kamar dan aksesoris yang terpajang di kamarnya, dia heran dengan barang-barang wanita yang ada dikamarnya. Bahkan rendanya pun dengan motif berbunga-bunga. Tang Yibai berkata “apa yang salah dengan ibuku? Kenapa kamarku jadi feminim begini? Renda apa-apaan ini?”.
Yibia membuka renda jenndelanya dan semakin kaget melihat ada jemuran pakaian wanita di teras kamarnya. Tang Yibai menutup kembali jendelanya dan melihat banayk boneka yang berjejer di kasurnya dan bahkan seprainya menjadi warna pink dengan motif bunga. Yiabi terlihat sangat kesal denagn perubahan kamarnya tersebut.

Tang Yibai kembali menelpon ayahnya dan bertanya “ayah, apa saudara kita datang?”.
Ayah ; saudara? Tidak ada saudara.
Tang Yibai : jika tidak ada saudara, lalu kenapa kamarku menjadi feminim begini?
Istrinya meminta agar suaminya memberikan ponsel kepadanya dan akan memberitahu Tang Yibai akan hal itu.
Ibu : halo, Tang Yibai? Kau pulang kerumah? Terakhir kukatakan padamu bahwa aku menyewakan kamarmu kepada seseorang.
Tang Yibai benar-benar kaget dan mengira kalau perkataan ibunya waktu itu bercanda “kau benar-benar menyewakannya? Ibu, kau tidak bercanda denganku, kan?” dengan tegas ibunya berkata “tentu saja kau menyewakannya. Cepat keluar, itu kamar orang lain sekarang. Jangan diam disana terlalu lama”.
Tang Yibai : kamar orang lain? Kenapa kau menyewakan kamarku? Apa kita membutuhkan uang?
Ibu : kita tidak membutuhkan uang, aku menggunakan uang sewanya untuk membelikan makanan ringan Erbai.
Tang Yibai : membeli makanan ringan untuk Erbai? Ibu, yang anak kandungmu itu Erbai atau aku?
Ibu : jika membandingkan kalian berdua, Erbai itu sangat baik. Setiap hari, dia selalu menemaniku. Dalam setahun, berapa kali aku bisa melihatmu? Baiklah aku tutup telponnya, biaya telponnya sangat mahal, nanti bicara saat ibu sampai di rumah.
Ibunya menutup telpon tanpa membiarkan Tang Yibai berkata lagi. Tang Yibai terlihat snagat kesal dengan apa yang dilakukan ibunya terhadap kamar tidurnya.

Ibu dan ayah Tang Yibai akhirnya tiba di rumah, ketika tiba di rumah ibu Tang Yibai tidak langsung menyapanya dan malah memanggil Erbai anjingnya. Erbai pun langsung menghampiri mereka.

Ibu Tang Yibai berjalan ke ruanng tengah dan terus berteriak kepada Erbai “kau belum makan, kau pasti lapar Erbai”. Mereka kaget melihat Tang Yibai duduk di kuris Erbai dengan memegang serum wajah dan mainan Erbai.

Ayahnya tersenyum melihat Tang Yibai, tapi ibunya terlihat sangat kesal dan berkata “jika kau mau duduk, duduklah di sofa. Kau mengambil alih tempatnya Erbai. Kau sudah besar, tidakkah kau malu?”.
Tang Yibai : makanan Erbai dibeli dengan menggunakan uang sewaan kamarku. Dan ini hakku untuk tinggal dirumah anjingnya.
Ibu : apa? Kau tidak suka?
Tang Yibai : aku senang. Aku sangat senang. Karena aku tidak pernah pulang karena kompetisinya, kau menyewakan kamarku. Siapa yang melakukan hal yang tidak masuk akal itu? Bagaimana aku bisa tidak senang?
Ibu : tuan Tang, sayangku Fei, kau dengar? Putramu berdebat dengan istrimu seperti ini, dan kau tidak akan mengatakan apapun? (ayahnya takut terhadap istrinya dan langsung memarahi Tang Yibai)
Ayah : Tang Yibai, bagaimana bisa kau bicara seperti itu pada ibumu? (Tang Yibai ingin mengatakan sesuatu, tapi ayahnya memberi kode untuk diam, dan ternyata ayahnya hanya berpura-pura marah) tampaknya aku harus menghukumu hari ini.

Ayah menarik Tang Yibai untuk berdiri, dia memukul pantat Tang Yibai dan berkata “bagaimana ku bisa bilang seperti itu pada ibumu?”.
Tang Yibai : ayah, istrimu membuat putra satu-satunya tidak punya rumah. Dia trauma, bagaimana bisa kau berteriak padanya seperti itu?
Ayahnya berkata sangat pelan kepada Tang Yibai “kau gila? Siapa yang berteriak padamu? Normal kalau kau tidak memahami taktik ibumu, terkadang aku juga tidak bisa memahaminya”. Tang Yibai juga berkata sangat pelan kepada ayahnya “kau juga tidak memahaminya? Tapi kau mengizinkannya menyewakan kamarku?”.
Ayah masih bicara sangat pelan “ibumu ini seorang wanita, jadi ketika ibumu marah, kau tidak bisa menggunakan logika untuk bicara dengannya. Hal yang hanya bisa dilakukan pria adalah menerima perasaannya”.
Tang Yibai : menerimanya? Tapi dia mengusirku.
Ayahnya kembali berpura-pura marah dan berteriak kepada Tang Yibai “lau putra satu-satunya. Kau tidak pernah pulang, apa ibumu tidak merindukanmu? Normal baginya untuk melakukan tindakan ekstream ketika dia marah”.
Tang Yibai tertawa kecil ketika ayahnya pura-pura memarahinya dan disisi lain ibunya masih terlihat sangat kesal. Tang Yibai bilang dengan sangat pelan “ayah, ada saat dimana aku benar-benar mengagumimu. Tidak peduli apa yang ibu lakukan, kau selalu ada sisinya”
Ayah : ketika kau punya istri, maka kau akan mengerti akan hal itu. 100x lebih mudah menjadi anak ibumu daripada jadi suami ibumu.
Mereka tertawa dan ayahnya kembali berpura-pura lagi “lihat apa yang kau lakukan sekarang. Ibumu sangat terluka, ayo minta maaf kepada ibumu”.

Ayah meminta Tang Yibai untuk meminta maaf kepada ibunya, Tang Yibai pun duduk di samping ibunya dan mengakui bahwa dirinya bersalah, Tang Yibai berkata “ibu, aku akan lebih sering pulang ke rumah dan tidak akan membuat masalah”.
Ayahnya pamit pergi, Tang Yibai melanjutkan perkataannya kepada ibu “tapi, ibu, kau harus memberitahuku pada siapa kau menyewakan kamarku. Apa kebiasaan mereka baik? Akankah itu mengganggumu? Jangan membuat masalah untuk dirimu sendiri karena dendam”.
Ibu : jangan khawatir, gadis muda ini sangat mengagumkan. Dia anak yang baik dan sangat perhatian, dia juga sangat cantik. Apa kau ingin aku mengenalkannya padamu? Kalian berdua bisa bertemu.
Tang Yibai tertawa dan berkata “tidak perlu”. Ibunya kembali kesal dan berkata “jangan sombong seperti itu, mungkin dia juga tidak akan menyukaimu”.
Tang Yibai : terserah kau, lakukan semaumu. Tapi kau harus memberitahuku, kemana kau menyimpan barang-barang di kamarku, ada sesuatu yang peting yang aku butuhkan.
Dengan santainya ibu bilang “kau bisa mencari barang-barangmu digudang. Jika tidak ada disana, maka aku membuangnya sebagai sampah” Tang Yibai sangat kesal dan terlihat ingin mengatakan kekesalannya itu.

Tang Yibai sedang mencari sesuatu di lemari rumahnya, ayah bertanya “kau sedang mencari apa?”
Tang Yibai : ayah, jangan katakan bahwa ibu benar-benar menyewakan kamarku.
Ayah : aku tidak yakin ibumu serius atau tidak. Aku juga tidak dirumah, jadi aku tidak yakin apa yang terjadi dirumah belakangan ini.
Tang Yibai : ayah, apa ibu menyewakan kamarnya untuk bermain-main denganku?
Ayah : mungkin tidak. Jika dia melakukannya untuk bermain-main denganmu, itu terlalu banyak usaha baginya.
Tang Yibai : tidak tidak tidak, semakin aku memikirkannya, semakin itu mungkin. Demi bermain-main denganku, dia mungkin berpura-pura menyewakan kamarku. Dia bahkan mendekorasinya seperti kamar gadis, ini terdengar lumayan gila. Pikirkanlah jika dia  menyewakan kamarku karena aku jarang pulang ke rumah, maka aku tidak akan punya rumah. Ibuku tidak mungkin melakukannya.
Ayah : itu benar.
Ibunya datang dan berteriak “berhenti memenuhi dirimu sendiri. Aku tidak akan membuat diirku kelelahan hanya untuk bermain-main denganmu. Jika kau tidak percaya, maka tunggulah sampai gadiss kecil itu pulang kerja”.
Tang Yibai : kenapa kau katakan saja, dia akan pulang ketika aku tidak ada disini?
Ibu : Tang Yibai, kau punya sikap ketika bicara denganku sekarang. Baikla, kalau begitu apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tidak pergi saja setelah mendapatkan barangmu?
Tang Yibai : terserah apa katamu. Aku Tidak punya waktu untuk berdebat denganmu (kembali melanjutkan pencarian barang-barangnya).
Ibu : akulah yang tidak punya waktu untuk berdebat denganmu.
Ibunya pergi, ayah mencoba menghentikannya tapi tidak bisa.

Akhirnya Tang Yibai menemukan barangnya dan barang itu adalah kamera, Tang Yibai juga memberitahu ayahnya bahwa dia telah menemukan barang yang dia cari dari tadi. Ayahnya bertanya “hanya ini saja yang kau cari?”
Tang Yibai :  ini adalah titik awal yang kucari.
Ayahnya terlihat senang melihat Tang Yibai menemukan barang tersebut setelah mendengar apa yang dikatakan Tang Yibai.

Tang Yibai pergi lagi dari rumahnya, dia tersenyum sambil terus berjalan. Kemudian Tang Yibai menelpon Yun Duo, Yun Duo sedang berada di dalam taxi dan menjawab panggilan Tang Yibai.
Yun Duo : kenapa kau menelponku?
Tang Yibai : tampaknya kau tidak mau aku menelponmu.
Yun Duo : tidak, bukankah Pelatih Wu mengambil ponselmu?
Tang Yibai : iya, tapi hari ini ada sesuatu yang harus kulakukan dan aku pulang ke rumah, jadi dia mengembalikan ponselku.
Yun Duo : ada apa kau pulang ke rumah?
Tang Yibai : apa yang tadi kau katakan membantuku menemukan arahmu.
Yun Duo : arah apa?
Tang Yibai tidak memberitahunya dan malah menanyakan waktu luang Yun Duo besok. Yun Duo mengatakan bahwa besok waktunya luang dan punya banyak waktu.
Tang Yibai : kalau begitu, kau besok bisa pergi ke suatu tempat denganku?
Yun Duo : iya.
Tang Yibai : baiklah. Kalau begitu aku akan mengirimkan alamat dan waktunya nanti, sampai jumpa besok.
Yun Duo : baiklah, sampai jumpa besok.
Setelah menutup panggilan, mereka tersenyum dan terlihat sangat bahagia.

1 comment for "My Mr. Mermaid Episode 10 Part 2"

Kode Iklan Atas

Kode Iklan Tengah 1