My Mr. Mermaid Episode 8 Part 1
Episode 8 part 1
All images credit and content copyright: MBC
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS My Mr. Mermaid Episode 7 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS My Mr. Mermaid Episode 8 Part 2
Kilas balik ditampilkan, saat Yibai mengalungkan kaca mata renangnya di leher Yun Duo. Di luar gedung Yibai memberikan alasannya “sedangkan mengapa aku memeberimu kacamata renang ini, memang ada satu alasan (menatap Yun Duo semakin dekat) selama bertahun-tahun, kau orang pertama yang mewawancaraiku”.
Ketika Yibai mengantarkan Yun Duo pulang sampai depan pintu apartemennya dia bilang “tak peduli apa yang dipikirkan seseorang, matanya tidak akan berbohong” di stadion saat Yibai akan berkompetisi dalam percobaan, mereka saling memandang satu sama lain.
Di saat Yibai mengambil teh telur pemberiannya, Yun Duo menatap Yibai begitu dalam, sampai akhirnya mereka saling menatap dengan senyuman. Kilas balik berakhir.
Setelah mengingat semua itu, Yun Duo mengatakn hal yang sama dengan yang dikatakan Yibai sebelumnya “tidak peduli apa yang dipikirkan seseorang, matanya tidak akan berbohong”
Yun Duo juga mengingat saat rumor buruk tentang Yibai beredar, di stadion Yibai melewatinya dan tidak menyapanya sedikitpun mereka hanya saling memandang satu sama lain.
Perkataan Pelatih Wu terus melintas dipikirannya “aku percaya setelah kejadian ini, tang Yibai juga tahu untuk tidak pernah bertemu lagi dengan seorang reporter”. Setelah itu Yibai kembali melamun dengan memeluk bantalnya.
Teman Yibai datang ke tempat latihan dan memberikan air minum untuk Yibai, dia juga bertanya “apa kau baik-baik saja setelah rumor diskualifikasi itu?” dengan santai Yibai menjawab “itu kan hanya rumor”.
“baguslah. Meskipun kita bersaing untuk lomba yang sama. Tapi aku benar-benar khawatir kau akan terpengaruh oleh masalah itu”.
Yibai merasa senang dengan perhatian temannya dan berterima kasih, temannya bilang sambil memnepak perut Yibai “untuk apa kau berterima kasih padaku? Bukankah kita sudah berjanji untuk bersaing sehat, siapa yang kaut siapa yang bertanding, dan siapapun tidak boleh mengeluh”.
Yibai : benar. Bersaing sehat, siapapun yang kuat, dan siapapun tidak boleh mengeluh.
Dia menyemangati Yibai, tapi dia juga mengatakan bahwa dirinya akan mengalahkan Yibai. Setelah itu dia pamit pergi untuk kembali latihan dan Yibai pun minum air pemberian temannya.
“baguslah. Meskipun kita bersaing untuk lomba yang sama. Tapi aku benar-benar khawatir kau akan terpengaruh oleh masalah itu”.
Yibai merasa senang dengan perhatian temannya dan berterima kasih, temannya bilang sambil memnepak perut Yibai “untuk apa kau berterima kasih padaku? Bukankah kita sudah berjanji untuk bersaing sehat, siapa yang kaut siapa yang bertanding, dan siapapun tidak boleh mengeluh”.
Yibai : benar. Bersaing sehat, siapapun yang kuat, dan siapapun tidak boleh mengeluh.
Dia menyemangati Yibai, tapi dia juga mengatakan bahwa dirinya akan mengalahkan Yibai. Setelah itu dia pamit pergi untuk kembali latihan dan Yibai pun minum air pemberian temannya.
Ponsel Yibai berdering dan itu panggiln dari Yun Duo, Yibai terlihat sangat senang dan menjawab panggilan tersebut. Pelatih Wu melihatnya, dia langusng mengambil ponsel Yibai dan mematikan panggilan dari Yun Duo. Yibai kaget dan bertanya-tanya kenapa pelatih mengambil ponselnya yang sedang digunakan. Disisi lain Yun Duo heran karena tiba-tiba panggilannya terputus.
Pelatih : untuk apa dia menelponmu? Apakah ingin bertemu denganmu lagi?
Yibai : Pelatih Wu, aku akan memberitahumu nanti, tapi tolong kembalikan ponselku dulu
Pelatih Wu tidak memberikannya dan malah memasukan ponsel Yibai ke sakunya. Dia mengatakan kepada Yibai “dia bisa melaporkan apa saja. Mengapa kau harus begitu dekat dengan seorang reporter?”.
Yibai : Pelatih Wu, kau ssalah paham. Dia bukan hanya seorang reporter, tapi teman baikku juga.
Pelatih Wu : aku salah paham apa? Apa yang kau pikirkan, Yibai? Sekarang adalah waktu yang paling kritis bagimu. Kau tidak boleh terganggu. Fokus dan dan bersiapsiap untuk kompetisi adalh prioritasmu. Berusaha keras menghancirkan dinding penghalangmu, yang lainnya tidak penting sekarang (Yibai sampai menutup mata medengar omelan Pelatih Wu) jadi aku tida akan memberikan ponselmu sampai kompetisi berakhir, agar kau tidak terganggu (mendegungkan kepala Yibai)
Pelatih Wu pun pergi, kemudian Yibai berteriak untuk mengembalikan ponselnya, dia hanya akan mengirim satu pesan saja kepada Yun Duo, tapi pelatih tidak mendengarkannya.
Pelatih : untuk apa dia menelponmu? Apakah ingin bertemu denganmu lagi?
Yibai : Pelatih Wu, aku akan memberitahumu nanti, tapi tolong kembalikan ponselku dulu
Pelatih Wu tidak memberikannya dan malah memasukan ponsel Yibai ke sakunya. Dia mengatakan kepada Yibai “dia bisa melaporkan apa saja. Mengapa kau harus begitu dekat dengan seorang reporter?”.
Yibai : Pelatih Wu, kau ssalah paham. Dia bukan hanya seorang reporter, tapi teman baikku juga.
Pelatih Wu : aku salah paham apa? Apa yang kau pikirkan, Yibai? Sekarang adalah waktu yang paling kritis bagimu. Kau tidak boleh terganggu. Fokus dan dan bersiapsiap untuk kompetisi adalh prioritasmu. Berusaha keras menghancirkan dinding penghalangmu, yang lainnya tidak penting sekarang (Yibai sampai menutup mata medengar omelan Pelatih Wu) jadi aku tida akan memberikan ponselmu sampai kompetisi berakhir, agar kau tidak terganggu (mendegungkan kepala Yibai)
Pelatih Wu pun pergi, kemudian Yibai berteriak untuk mengembalikan ponselnya, dia hanya akan mengirim satu pesan saja kepada Yun Duo, tapi pelatih tidak mendengarkannya.
Yun Duo masih melihat ponselnya dan terlihat gelisah, Yun Duo berpikir “apa Yibai masih marah padaku? Dan tidak mau bertemu denganku?” dia terus berjalan menuju apartemennya, saat dia melihat ke arah pintunya, dia melihat kopernya sudah ada di depan pintu, dia langsung berlari menuju pintu.
Yun Duo kaget melihat pemilik apartemen keluar dari kamarnya dan bertanya “kakak, kenapa barang-barangku ada diluar?” pemilik mengatakan bahwa dia tidak bisa menyewakan tempatnya lagi, dia langsung memberikan amplop putih dan berkata “ini uang depositomu, ambilah. Kau juga tidak perlu membayar sewa untuk bulan ini”.
Yun Duo : tapi ini terlalu mendadak. Kontrak kita masih ada setengah tahun lagi. Selain itu sekarng sudah larut malam. Aku akan tinggal dimana bila kau mengusirku?
“suamiku menceraikanku. Aku dna putriku tidak punya tempat tinggal selain tempat ini. aku sungguh tidak bisa menyewakannya lagi, kalau tidak aku dan putriku akan menjadi gelandangan. Kau ingin kami bagaimana?” dia terus menangis sambil menggendong anaknya.
Yun Duo meminta dia untuk tidak menangis dan bisa membicarakannya dengan baik-baik “aku saja tidak menangis saat aku usir”.
“kami harus bagaiamana? Kami tidak punya tempat tinggal kagi” tangisan pemilik tempat itu mengganggu tentangganya dan membuat mereka keluar melihatnya. Akhirnya Yun Duo pun menerima apa yang diinginkan pemilih tersebut, Yun Duo memintanya untuk tidak menangis karena akan pergi sekarang juga. Dia pun langsung masuk kemabli tanpa berkata apapun, semua tetangga juga kembali masuk ke kamranya masing-masing.
Yun Duo : tapi ini terlalu mendadak. Kontrak kita masih ada setengah tahun lagi. Selain itu sekarng sudah larut malam. Aku akan tinggal dimana bila kau mengusirku?
“suamiku menceraikanku. Aku dna putriku tidak punya tempat tinggal selain tempat ini. aku sungguh tidak bisa menyewakannya lagi, kalau tidak aku dan putriku akan menjadi gelandangan. Kau ingin kami bagaimana?” dia terus menangis sambil menggendong anaknya.
Yun Duo meminta dia untuk tidak menangis dan bisa membicarakannya dengan baik-baik “aku saja tidak menangis saat aku usir”.
“kami harus bagaiamana? Kami tidak punya tempat tinggal kagi” tangisan pemilik tempat itu mengganggu tentangganya dan membuat mereka keluar melihatnya. Akhirnya Yun Duo pun menerima apa yang diinginkan pemilih tersebut, Yun Duo memintanya untuk tidak menangis karena akan pergi sekarang juga. Dia pun langsung masuk kemabli tanpa berkata apapun, semua tetangga juga kembali masuk ke kamranya masing-masing.
Yun Duo bingung mau pergi kemana, dia berjalan dan matanya mulai berkaca-kaca. Di tengah malam seperti ini Yun Duo pergi dengan membawa kopernya.
Yun Duo mulai berjalan di luar, dia merasa hanya Cheng Mei yang bisa di hubungi dan yang bisa menolongnya saat ini. tiba-tiba ibunya menelpon Yun Duo, dia pun langsung menjawab panggilan ibunya. Yun Duo heran karena ibunya menlpon larut malam dan bertanya “ada apa ibu menelpon sselarut ini?”.
Ibu : sebagai seorang ibu yang mengrindukan dan mengkhawatirkan putrinya (firasat seorang ibu memang selalu benar) dan memperhatikanmu, apa masih perlu alasan? (Yun Duo hanya tersenyum) ada apa? Duo duo. Apa kabarmu akhir-akhir ini baik? Apa pekerjaanmu lancar?
Yun Duo dengan mata berkaca-kaca berbohong kepada ibunya “aku baik-baik saja, semuanya lancar dan aku merasa senang”.
Ibu : kau sendirian disana, jaga dirimu baik-baik, pekerjaan penting. Ytapi kesehatan harus selalu diutamakan dan dijaga baik-baik. Jangan karena pekerjaan terlalu sibuk, kamu jadi lupa makan, mengerti?
Yun Duo : aku tahu, jangan mengatakannya lagi bu, aku baik-baik saja bu.
Ibu : baik, aku tidak akan menasehatimu lagi. Oh ya, apa kau sudah menerima barang yang ibu kirimkan untukmu? (Yun Duo tidak menjawabnya dan malah meneteskan air matanya) Yun Duo, kau sedang dimana sekarang? Kenapa di belakang telepon aku mendengar begitu banyak suara mobil? Kau tidak sedang berada di luar larut malam begini, kan?
Setelah menyusut air matanya Yun Duo beralasan “aku lapar, jadi aku keluar untuk membeli makanan dan akan segera kembali”. Ibunya mengomeli Yun Duo “kalau begitu cepat kembali. Seorang gadis berada diluar sendirian sangat berbahaya” ibunya mulai mendengar suara Yun Duo seperti sedang menangis dan memastikannya “Yun Duo, kau kenapa? Apa kau menangis?”.
Yun Duo menyangkal lagi dan memebrikan banyak alasan bahwa “rintinitisku kambuh lagi belakangan ini, tidak apa-apa bu, aku akan segera kembali. Aku tidak bisa bicara denganmu lagi. Ponselnya sudah kehabisan daya”. Setelah Yun Duo pamitan dengan ibunya, ponselnya pun mati.
Yun Duo merasa kalau dia hanya asal bicara dan benar ponselnya mati kehabisan daya. Yun Duo sangat kesal karena tidak bisa menghubungi cheng mei dan tidak tahu haruss tidur dimana malam ini.
Ibu : sebagai seorang ibu yang mengrindukan dan mengkhawatirkan putrinya (firasat seorang ibu memang selalu benar) dan memperhatikanmu, apa masih perlu alasan? (Yun Duo hanya tersenyum) ada apa? Duo duo. Apa kabarmu akhir-akhir ini baik? Apa pekerjaanmu lancar?
Yun Duo dengan mata berkaca-kaca berbohong kepada ibunya “aku baik-baik saja, semuanya lancar dan aku merasa senang”.
Ibu : kau sendirian disana, jaga dirimu baik-baik, pekerjaan penting. Ytapi kesehatan harus selalu diutamakan dan dijaga baik-baik. Jangan karena pekerjaan terlalu sibuk, kamu jadi lupa makan, mengerti?
Yun Duo : aku tahu, jangan mengatakannya lagi bu, aku baik-baik saja bu.
Ibu : baik, aku tidak akan menasehatimu lagi. Oh ya, apa kau sudah menerima barang yang ibu kirimkan untukmu? (Yun Duo tidak menjawabnya dan malah meneteskan air matanya) Yun Duo, kau sedang dimana sekarang? Kenapa di belakang telepon aku mendengar begitu banyak suara mobil? Kau tidak sedang berada di luar larut malam begini, kan?
Setelah menyusut air matanya Yun Duo beralasan “aku lapar, jadi aku keluar untuk membeli makanan dan akan segera kembali”. Ibunya mengomeli Yun Duo “kalau begitu cepat kembali. Seorang gadis berada diluar sendirian sangat berbahaya” ibunya mulai mendengar suara Yun Duo seperti sedang menangis dan memastikannya “Yun Duo, kau kenapa? Apa kau menangis?”.
Yun Duo menyangkal lagi dan memebrikan banyak alasan bahwa “rintinitisku kambuh lagi belakangan ini, tidak apa-apa bu, aku akan segera kembali. Aku tidak bisa bicara denganmu lagi. Ponselnya sudah kehabisan daya”. Setelah Yun Duo pamitan dengan ibunya, ponselnya pun mati.
Yun Duo merasa kalau dia hanya asal bicara dan benar ponselnya mati kehabisan daya. Yun Duo sangat kesal karena tidak bisa menghubungi cheng mei dan tidak tahu haruss tidur dimana malam ini.
Yibai ingin mengetuk pintu, tapi dia terlihat ragu-ragu dan tidak tahu pintu kamar siapa yang akan dia masuki saat itu.
Dan akhirnya Yibai pun mengetuk pintu dan ternyata Yibai ingin bertemu dengan Pelatih Wu, tanpa membuka pintu Pelatih Wu betanya “siapa?” Yibai pun mengatakan bahwa itu dirinya. Pelatih Wu pun membuka pintunya, disana Yibai sudah menyiapkan senyuman manisnya. Pelatih Wu sudah menebak kalau Yibai datang untuk mengambil ponselnya. Tapi Pelatih Wu tidak memberikan ponselnya dan malah menyuruh Yibai kembali lagi karena besok masih harus latihan. Yibai dengan memelas memanggil Pelatih Wu lagi, Pelatih Wu pun kembali melihat Yibai dan meminta Yibai untuk masuk ke kamarnya.
Setelah mereka masuk, Pelatih Wu langsung mengambil ponssel Yibai dan berkata “rasanya aku pernah bilang padamu, aku tidak akan mengembalikannya padamu sampai kompetisi berakhir”. Dengan memelas Yibai berkata “Pelatih Wu, aku titipkan ponselku padamu, tapi biarkan aku mengirim pesan dulu, ya?”.
Pelatih Wu : kirim pesan ke Yun Duo, kan?
Yiabi terdiam dan memkasa lagi “satu saja pelatih” pelatih mengulurkan ponselnya, tapi dia tidak memberikannya dan malah menyuruh Yibai untuk duduk.
Setelah memreka duduk, Pelatih Wu mengatakan kepada Yibai “ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, saat aku menjadi seorang atlet, aku mengalami hal yang sama sepertiu. Ada seorang gadis salam pikiranku dan dia seorang perenang juga”
Dengan penasaran Yibai bertanya “pelatih, siapa gadis itu?” pelatih menjawabnya “tak penting diapa gadis itu. Yang penting keadaannya berbeda sekarang. Waktu dulu kami tidak diperbolehkan berpacaran dalam tim renang, tapi aku tidak mendengarkan peraturan itu. Aku terus mengejarnya karena aku pikir sudah besar dan dewasa. Menurutku hubungan asmara takkan berdampak pada karir atletku. Aku bahkan mengatakan kepada diriku, aku akan mengubahnya menjadi motivasi untuk berenang lebih cepat dan lebih baik.” Yibai tersenyum mendengar cerita Pelatih Wu.
Yibai : lantas pelatih, apa yang terjadi antara Pelatih Wu dan gadis itu?
Pelatih belum menjawabnya dan kembali meminum minumannya, lalu dia mengatakan “aku salah. Dia langsung menjadi penghalang penampilanku. Yibai kau seharusnya tahu tentang ini lebih baik dari siapapun. Yang paling penting bagi perenang adalah tetap fokus. Sebaliknya, aku menaruh semua perhatianku padanya, bagaimana mungkin aku tidak terpengaruh? Maka pada akhirnya aku tidak hanya kehilangan dia, tapi juga kompetisi yang paling penting dalam hidupku. Sebagai perenang profesional, karirmu sangat singkat, tapi kau memiliki kehidupan panjang di depanmu. Saat ini kau harus fokus pada dirimu sendiri. Fokus pada setiap kompetisi dan pelatihan. Aku tidak ingin kau mengikuti langkahku dan meninggalkannya dengan banyak penyesalan”.
Yibai terus meperhatikan perkataan Pelatih Wu, Pelatih Wu terus mengatakan apa yang dialaminya dulu dan meminta Yibai untuk tidak menganggap omelannya menyebalkan “meskipun aku tahu apa yang kulakukan saat ini, tapi aku tidak mau kau hanya menjadi pelatih renang di universitas nantinya, kau mengerti?” Yibai mengangguk ya, dan mereka pun kembali bersulang.
Pelatih Wu : kirim pesan ke Yun Duo, kan?
Yiabi terdiam dan memkasa lagi “satu saja pelatih” pelatih mengulurkan ponselnya, tapi dia tidak memberikannya dan malah menyuruh Yibai untuk duduk.
Setelah memreka duduk, Pelatih Wu mengatakan kepada Yibai “ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, saat aku menjadi seorang atlet, aku mengalami hal yang sama sepertiu. Ada seorang gadis salam pikiranku dan dia seorang perenang juga”
Dengan penasaran Yibai bertanya “pelatih, siapa gadis itu?” pelatih menjawabnya “tak penting diapa gadis itu. Yang penting keadaannya berbeda sekarang. Waktu dulu kami tidak diperbolehkan berpacaran dalam tim renang, tapi aku tidak mendengarkan peraturan itu. Aku terus mengejarnya karena aku pikir sudah besar dan dewasa. Menurutku hubungan asmara takkan berdampak pada karir atletku. Aku bahkan mengatakan kepada diriku, aku akan mengubahnya menjadi motivasi untuk berenang lebih cepat dan lebih baik.” Yibai tersenyum mendengar cerita Pelatih Wu.
Yibai : lantas pelatih, apa yang terjadi antara Pelatih Wu dan gadis itu?
Pelatih belum menjawabnya dan kembali meminum minumannya, lalu dia mengatakan “aku salah. Dia langsung menjadi penghalang penampilanku. Yibai kau seharusnya tahu tentang ini lebih baik dari siapapun. Yang paling penting bagi perenang adalah tetap fokus. Sebaliknya, aku menaruh semua perhatianku padanya, bagaimana mungkin aku tidak terpengaruh? Maka pada akhirnya aku tidak hanya kehilangan dia, tapi juga kompetisi yang paling penting dalam hidupku. Sebagai perenang profesional, karirmu sangat singkat, tapi kau memiliki kehidupan panjang di depanmu. Saat ini kau harus fokus pada dirimu sendiri. Fokus pada setiap kompetisi dan pelatihan. Aku tidak ingin kau mengikuti langkahku dan meninggalkannya dengan banyak penyesalan”.
Yibai terus meperhatikan perkataan Pelatih Wu, Pelatih Wu terus mengatakan apa yang dialaminya dulu dan meminta Yibai untuk tidak menganggap omelannya menyebalkan “meskipun aku tahu apa yang kulakukan saat ini, tapi aku tidak mau kau hanya menjadi pelatih renang di universitas nantinya, kau mengerti?” Yibai mengangguk ya, dan mereka pun kembali bersulang.
James lin sedang membuka hidangan makan malamnya sendirian, tiba-tiba dia ingat sesuatu dan mennoleh kebelakang.
James lin melihat jendelanya yang terarah ke meja kerja Yun Duo, dia melihat Yun Duo datang ke meja kerjanya dengan membawa koper dan barang-barang lainnya yang begitu banyak. Setiba di mejanya, Yun Duo langsung men-charge ponselnya yang kehabisan daya. Lin Zi tersenyum melihat Yun Duo ada disana, tapi dia terlihat heran karena Yun Duo membawa kopernya malam-malam ke kantor.
Yun Duo menanangkan diri di kursi kerjanya, ponselnya mulai terisi daya dia dia mendapat pesan dari ibunya yang berisi “kau menutup telpon saat ibu belum menyelesaikan kalimat ibu. Datanglah mengunjungi kami saat istirahat libur. Aku dan ayahmu merindukanmu” Yun Duo menangis setelah membaca pesan dari ibunya.
Yun Duo menundukkan kepala dan tangisannya semakin keras. James lin masih memperhatikan Yun Duo, dia khawatir karena melihat Yun Duo menangis.
Yun Duo menundukkan kepala dan tangisannya semakin keras. James lin masih memperhatikan Yun Duo, dia khawatir karena melihat Yun Duo menangis.
Di stadion renang, Ouyang Heng sedang berlatih, tim Qi-Ruifeng melihatnya dan Lingye berkata “Ouyang Heng si penguasa utara, dia sesuai dengan namanya. Tak kusangka dia akan berenang sebegitu cepat. Kekuatan akselerasinya sangat mengesankan” Qi-Ruifeng dan Yibai langsung menatap Lingye, Qi-Ruifeng meminta Lingye untuk melihatnya lebih baik lagi dan berkata “selain kekuatan akselerasinya, Ouyang Heng tidak hanya cepat, tapi juga stabil tanpa cela. Sejak awal, dia telah menjadi yang pertama dan tidak ada yang mengungguli dia”.
Semua tim Ouyang Heng tak henti menyemangatinya, Ouyang Heng hanya mengabiskan waktu 48,52 detik selama dia berenang. Tim-nya sangat bangga dengan kecepatan kapten mereka. Tim Qi-Ruifeng sangat terkejut dengan kecepatan dan teknik renangnya, Qi-Ruifeng terlihat kesal karena dia merasa tersaingi. Kedua tim tersebut saling memandang dengan tatapan tajam mereka.
Semua tim Ouyang Heng tak henti menyemangatinya, Ouyang Heng hanya mengabiskan waktu 48,52 detik selama dia berenang. Tim-nya sangat bangga dengan kecepatan kapten mereka. Tim Qi-Ruifeng sangat terkejut dengan kecepatan dan teknik renangnya, Qi-Ruifeng terlihat kesal karena dia merasa tersaingi. Kedua tim tersebut saling memandang dengan tatapan tajam mereka.
Kapten yuan dan Yangyang datang ke stadion renang. Pelatih Yuan memanita Yangyang untuk memberitahu kedua tim untuk segera berkumpul. Yangyang pun langsung melaksanakan perintah Pelatih Yuan. Yangyang berteriak kepada kedua tim “tolong perhatiannya! Berkumpul di depan kolam renang dalam waktu 30 detik. Kedua tim pun langsung bergegas ke depan kolam.
Pelatih Yuan memberikan pengumumannya “hari ini adalah hari terakhir latihan bersama. Selama seluruh pelatihan, kecuali tindakan bodoh seseorang (Qi-Ruifeng sangat kesal karena pelatih membahas tindakannya dan Ouyang Heng terlihat sangat senag karena Qi-Ruifeng terpojokkan) semuanya bagus. Aku yakin semuanya belajar sesuatu dari anggota tim universitas utara. Mari berikan mereka tepuk tangan untuk usaha dan kerja keras mereka selama selama pelatihan bersama ini”.
Mereka pun memberikan tepuk tangan untuk tim universitas utara dengan sangat meriah. Qi-Ruifeng tidak bertepuk tangan dan terlihat tidak brsemangat, kemudian Lingye mengusiknya untuk bertepuk tangan, dengan terpaksa Qi-Ruifeng pun memberikan tepuk tangannya tapi masih dengan wajah cemberutnya. Pelatih Yuan terus menatap Qi-Ruifeng dan akhirnya Qi-Ruifeng tersenyum dengan terpaksa karena takut kena omelan Pelatih Yuan lagi.
Mereka pun memberikan tepuk tangan untuk tim universitas utara dengan sangat meriah. Qi-Ruifeng tidak bertepuk tangan dan terlihat tidak brsemangat, kemudian Lingye mengusiknya untuk bertepuk tangan, dengan terpaksa Qi-Ruifeng pun memberikan tepuk tangannya tapi masih dengan wajah cemberutnya. Pelatih Yuan terus menatap Qi-Ruifeng dan akhirnya Qi-Ruifeng tersenyum dengan terpaksa karena takut kena omelan Pelatih Yuan lagi.
Di QK.Video Yun Duo masih tertidur di sofa kantor dengan diselimuti tumpukan koran. Guru Sun baru datang dan langsung menbuka tumpukan koran tersebut. Dia kaget melihat Yun Duo dibalik koran. Cheng Mie juga kaget melihat Yun Duo tidur disana.
Dengan terburu-buru Yun Duo langsung bangun, dan Guru Sun bertanya “Yun Duo, ada apa denganmu?”
Cheng Mie : Yun Duo mengapa kau disini?
Yun Duo : kemarin aku diusir dari apartemenku. Aku tak punya tempat untuk pergi, jadi aku menginap di perusahaan.
Cheng Mie : lalu kenapa kau tidak menelponku? (dengan ekspresi marah)
Yun Duo : tak perlu menyebutkan iti, kemarin ponselku kehabissan baterai. Guru Sun kau tak perlu cemas. Aku takkan menyebabkan masalah bagi perusahaan. Aku akan mencari rumah secepat mungkin. Kalau sudah dapat aku akan segera pindah.
Lin Zin baru datang dan menghampiri mereka, tiba-tiba perut Yun Duo bunyi. Yun Duo mengatakan bahwa dirinya belum makan sejak kemarin. Lin Zi pun langsung memberikan makanan untuk Yun Duo, sebelum mengetahui itu Lin Zi yang memberikannya, Yun Duo sempat ingin mengambilnya dan tersenyum.
Tapi Yun Duo tidak jadi mengambil makanan tersebut karena Lin Zi yang memberikannya dan berkata “tak perlu, aku akan membelinya nanti”. Cheng Mie heran kenapa Yun Duo maih bersikpa dingin kepada Lin Zi.
Guru Sun : kau masih keras kepala? Cepat makan saja.
Lin Zi : jika kau tidak mau mekannya, aku akan membuang makanan ini.
Yun Duo : jangan, jangan dibuang, itu sayang kalau dibuang (kangsung mengambil maknannya).
Cheng Mie dan Guru Sun kembali ke meja kerjanya dan menyuruh Yun Duo untuk segera makan.
Dengan terburu-buru Yun Duo langsung bangun, dan Guru Sun bertanya “Yun Duo, ada apa denganmu?”
Cheng Mie : Yun Duo mengapa kau disini?
Yun Duo : kemarin aku diusir dari apartemenku. Aku tak punya tempat untuk pergi, jadi aku menginap di perusahaan.
Cheng Mie : lalu kenapa kau tidak menelponku? (dengan ekspresi marah)
Yun Duo : tak perlu menyebutkan iti, kemarin ponselku kehabissan baterai. Guru Sun kau tak perlu cemas. Aku takkan menyebabkan masalah bagi perusahaan. Aku akan mencari rumah secepat mungkin. Kalau sudah dapat aku akan segera pindah.
Lin Zin baru datang dan menghampiri mereka, tiba-tiba perut Yun Duo bunyi. Yun Duo mengatakan bahwa dirinya belum makan sejak kemarin. Lin Zi pun langsung memberikan makanan untuk Yun Duo, sebelum mengetahui itu Lin Zi yang memberikannya, Yun Duo sempat ingin mengambilnya dan tersenyum.
Tapi Yun Duo tidak jadi mengambil makanan tersebut karena Lin Zi yang memberikannya dan berkata “tak perlu, aku akan membelinya nanti”. Cheng Mie heran kenapa Yun Duo maih bersikpa dingin kepada Lin Zi.
Guru Sun : kau masih keras kepala? Cepat makan saja.
Lin Zi : jika kau tidak mau mekannya, aku akan membuang makanan ini.
Yun Duo : jangan, jangan dibuang, itu sayang kalau dibuang (kangsung mengambil maknannya).
Cheng Mie dan Guru Sun kembali ke meja kerjanya dan menyuruh Yun Duo untuk segera makan.
Lin Zi membersihkan koran bekas tidur Yun Duo dan bertanya “guru, bagaimana pencarian rumahmu, apa sudah berjalan? Apa kau perlu bantuanku untuk mencari rumah?” saat Yun Duo sedang makan dengan lahap, dia berkata dengan makanan yang massih ada dimulutnya “tak perlu, aku akan melakukannya sendiri”.
Guru Sun kembali lagi dan meminta Yun Duo untuk makan pelan-pelan. Guru Sun mengatakan kepada Yun Duo “saat kau selesai makan, pergilah ke universitas selatan bersama Lin Zi. Cek apakah jadwal kompetisi tim mereka sudah keluar. Dan sekalin kau disana, lihat jika ada hal yang menarik untuk diberitakan”.
Yun Duo bengong dan menghentikan makannya, Guru Sun heran dengan reaksi Yun Duo dan bertanya “ada apa? Bukankah universitas selatan adalah wilayahmu? Kau terlihat enggan untuk pergi” dengan semangat dan menutupi apa yang dirasakannya, Yun Duo bilang “aku tidak enggan Guru Sun, sebagai reporter, aku akan mengerjakan pekerjaanku dengan profesional. Tak ada tempat yang tak ingin kudatangi. Setelah selesai makan aku akan berangkat”.
Seetalh Guru Sun kembali, Yun Duo kembali bengong. Lin Zi meminta Yun Duo untuk makan dengan santai, Yun Duo masih kesal dan membelakangi Lin Zi tapi dia masih meneruskan makannya.
Guru Sun kembali lagi dan meminta Yun Duo untuk makan pelan-pelan. Guru Sun mengatakan kepada Yun Duo “saat kau selesai makan, pergilah ke universitas selatan bersama Lin Zi. Cek apakah jadwal kompetisi tim mereka sudah keluar. Dan sekalin kau disana, lihat jika ada hal yang menarik untuk diberitakan”.
Yun Duo bengong dan menghentikan makannya, Guru Sun heran dengan reaksi Yun Duo dan bertanya “ada apa? Bukankah universitas selatan adalah wilayahmu? Kau terlihat enggan untuk pergi” dengan semangat dan menutupi apa yang dirasakannya, Yun Duo bilang “aku tidak enggan Guru Sun, sebagai reporter, aku akan mengerjakan pekerjaanku dengan profesional. Tak ada tempat yang tak ingin kudatangi. Setelah selesai makan aku akan berangkat”.
Seetalh Guru Sun kembali, Yun Duo kembali bengong. Lin Zi meminta Yun Duo untuk makan dengan santai, Yun Duo masih kesal dan membelakangi Lin Zi tapi dia masih meneruskan makannya.
Di tempat latihan, Ouyang Heng dan Yibai berpapasan, mereka saling menatap dan kemudian puyang heng pergi dari hadapan Yibai. Setelah Ouyang Heng mulai berjalan, Yibai memanggilnya “Ouyang!”.
Ouyang Heng : lakukan dengan bagus dikualifikasi. Aku tidak ingin melihatmu tidak ada difinal.
Yibai : tentu saja, terima kasih sudah bicara untukku di depan para reporter.
Ouyang : aku tidak melakukannya untukmu, tapi untuk diirku sendiri. Sebenarnya, kita sudah terikat bersama sejak empat tahun yang lalu. Aku Ouyang Heng, akan mengalahkanmu sepenuhnya di depan semua orang.
Kemudian Ouyang Heng pergi, tapi Yibai masih berdiam diri memahami maksud perkataan Ouyang Heng kepadanya.
Ouyang Heng : lakukan dengan bagus dikualifikasi. Aku tidak ingin melihatmu tidak ada difinal.
Yibai : tentu saja, terima kasih sudah bicara untukku di depan para reporter.
Ouyang : aku tidak melakukannya untukmu, tapi untuk diirku sendiri. Sebenarnya, kita sudah terikat bersama sejak empat tahun yang lalu. Aku Ouyang Heng, akan mengalahkanmu sepenuhnya di depan semua orang.
Kemudian Ouyang Heng pergi, tapi Yibai masih berdiam diri memahami maksud perkataan Ouyang Heng kepadanya.
Yun Duo dan Lin Zi tiba di depan stadion renang, Yun Duo terus memperhatikan stadion, kemudian Lin Zi berkata “kalau kau tidak tahu menggunakan id saat masuk ke dalam, aku yang akan pergi untukmu”.
Yun Duo : apa maksudmu?
Lin Zi : jangan coba menyagkal ucapan Pelatih Wu tidak berpengaruh bagimu. Matamu sudah bengkak begini. Bukankah kau menangis semalaman karena situasi ini, kan?
Yun Duo : siapa bilang aku menangis? Mataku bengkak karena aku tidak tidur nyenyak semalam. Juga, jangan memandang rendah aku, aku selalu tahu apa identitasku. Aku seorang reporter, aku takan terpengaruh oleh itu semua.
Tiba-tiba Yibai datang dan melihat mereka, Yibai dan Yun Duo saling memandang satu sama lain. Lin Zi juga melihatnya dan mengatakan kepada Yun Duo “bahkan di depan tang Yibai, apa kau hanya seorang reporter?” Yun Duo tak mengatakan apapun dan hanya terdiam.
Yun Duo : apa maksudmu?
Lin Zi : jangan coba menyagkal ucapan Pelatih Wu tidak berpengaruh bagimu. Matamu sudah bengkak begini. Bukankah kau menangis semalaman karena situasi ini, kan?
Yun Duo : siapa bilang aku menangis? Mataku bengkak karena aku tidak tidur nyenyak semalam. Juga, jangan memandang rendah aku, aku selalu tahu apa identitasku. Aku seorang reporter, aku takan terpengaruh oleh itu semua.
Tiba-tiba Yibai datang dan melihat mereka, Yibai dan Yun Duo saling memandang satu sama lain. Lin Zi juga melihatnya dan mengatakan kepada Yun Duo “bahkan di depan tang Yibai, apa kau hanya seorang reporter?” Yun Duo tak mengatakan apapun dan hanya terdiam.
Post a Comment for "My Mr. Mermaid Episode 8 Part 1"