Hospital Ship Episode 30 Part 1
Episode 30 Part 1
All images credit and content copyright: MBC
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 29 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 30 Part 2
Saat Jae Geol menanyakan kantung darah Hyun, dia baru ingat dan meminta ketua geng untuk menekannya lagi, dia masih terdiam, namun Hyun menyuruhnya untuk cepat. Setelah Hyun membuka selang darahnya, kemudian dia meminta anggota geng untuk membawakan darahnya ke ruang operasi. Dia tadinya tidak mau, namun ketunya memaksa dia, dan akhirnya mau pergi ke ruang operasi.
Jae Geol : apa yang sedang kau lakukan?
Hyun : kita membutuhkan darah. Kita membutuhkan lebih dari 10 bungkus darah O atau B.
Pacar Pak Yang : apa kau meminta kami untuk mendonorkan darah?
Hyun : Iya.
Pacar Pak Yang : bagaimana kau bertanya sekarang? Aku pastikan kami tidak mau.
Mereka memelototinya “Hei!!!”
Jae Geol : apa yang sedang kau lakukan?
Hyun : kita membutuhkan darah. Kita membutuhkan lebih dari 10 bungkus darah O atau B.
Pacar Pak Yang : apa kau meminta kami untuk mendonorkan darah?
Hyun : Iya.
Pacar Pak Yang : bagaimana kau bertanya sekarang? Aku pastikan kami tidak mau.
Mereka memelototinya “Hei!!!”
Dia menentangnya “apa kau akan memukulku lagi? Silahkan pukul aku lagi” anggota geng mulai kesal denganya. Jae Geol berteriak “Aku O” dia tidak mau yang lain mendonorkan darah untuk pasiennya. Kemudian pak Yang bilang “aku B”
Dia meminta Pak Yang untuk tidak melakukannya, karena mereka tidak akan berterima kasih “apa menurutmu mereka akan membiarkan kita hidup, jika kita menyelamatkan pasiennya? Itulah kenapa...”
Jae Geol : itulah kita harus melakukannya (Jae Geol sangat lemas sekali) kau tahu, kenapa kita harus melakukannya? Jika ada orang yang terluka, kita harus merwatnya. Tidak masalah apakah mereka pencuri atau pembunuh berantai, dan di medan perang...
“aku tahu, aku juga tahu itu. Aku tahu kita harus menyelamatkan orang-orang di medan perang, bahkan jika mereka adalah musuh kita. Aku tahu itu tugas kita sebagai profesional medis, aku tahu itu, tapi aku minta maaf. Aku sangat marah! (dia tak henti menangis).
Pak Yang : hentikan. Bukankah kita sekarang di rumah sakit kapal?
Hyun meminta ketua geng untuk melepaskan ikatan mereka, karena mereka tidak bisa mendonor kalau tangannya masih terikat. Meski berpikir lama, akhirnya dia setuju dan dia mendahulukan pendonor wanita.
Hyun : perawat Yang, tolog lakukan itu, bisakah kau melakukannya?
Perawat Yang : Ya, aku akan melakukannya”
Pacar Pak Yang juga akan pergi duluan dan melakukan apa yang diperitahkan Hyun.
Dia meminta Pak Yang untuk tidak melakukannya, karena mereka tidak akan berterima kasih “apa menurutmu mereka akan membiarkan kita hidup, jika kita menyelamatkan pasiennya? Itulah kenapa...”
Jae Geol : itulah kita harus melakukannya (Jae Geol sangat lemas sekali) kau tahu, kenapa kita harus melakukannya? Jika ada orang yang terluka, kita harus merwatnya. Tidak masalah apakah mereka pencuri atau pembunuh berantai, dan di medan perang...
“aku tahu, aku juga tahu itu. Aku tahu kita harus menyelamatkan orang-orang di medan perang, bahkan jika mereka adalah musuh kita. Aku tahu itu tugas kita sebagai profesional medis, aku tahu itu, tapi aku minta maaf. Aku sangat marah! (dia tak henti menangis).
Pak Yang : hentikan. Bukankah kita sekarang di rumah sakit kapal?
Hyun meminta ketua geng untuk melepaskan ikatan mereka, karena mereka tidak bisa mendonor kalau tangannya masih terikat. Meski berpikir lama, akhirnya dia setuju dan dia mendahulukan pendonor wanita.
Hyun : perawat Yang, tolog lakukan itu, bisakah kau melakukannya?
Perawat Yang : Ya, aku akan melakukannya”
Pacar Pak Yang juga akan pergi duluan dan melakukan apa yang diperitahkan Hyun.
Meraka sedang mendonorkan darah mereka, kantung darahnya di pegang masing-masing karena tidak ada banyak orang, mereka terlihat sangat lemas dan mengantuk, karena itu jam tidur mereka.
Hyun membawa banyak darak ke ruang operasi, Joon Young mengambilnya dari tangan Hyun. Hyun terlihat sangat kelelahan.
Operasi berjalan lancar, namun mereka masih tetap di awasi ketua dan anggota geng tersebut.
Hyun kembali lagi ke ruang donor darah, dia mengambil darah lagi, dia berterima kasih kepada mereka dan langsung berlari ke ruang operasi. Di lorong ada ketua geng sedang berdiri dekat pintu ruang operasi. Satelah memberikan darahnya, Hyun bertanya tentang sirkulasinya kepada Joon Young. Joon Young mengatakan bahwa di dalam belum terjadi sirkulasi.
Sebelum kembali ke ruang donor, Hyun berhenti di depan ketua geng mengatakan “kita tidak bisa mendapatkan lebih banyak darah dari keluarga kita?”
“begitu? Terus?” Hyun meminta agar anak buahnya ikut mendonorkan darah mereka.
“begitu? Terus?” Hyun meminta agar anak buahnya ikut mendonorkan darah mereka.
Anggota geng akhirnya ikut serta dalam mendonorkan darah untuk boss besar mereka. Diantara mereka masih ada yang tetap menodongkan pistolnya kepada petugas rumah sakit kapal. Mereka terlihat sangat lemas dan memikirkan sesuatu.
Suasana di ruang operasi sangat tegang. Hyun sudah ada di dalam dan membantu Eun Jae menjalankan operasinya. Eun Jae mengeluarkan paru-paru pasien yang rusak karena tembakan. Eun Jae bertanya “berapa banyak waktu yang tersisa?”
Perawat Pyo : 40 menit.
Eun Jae : kita hanya perlu menjahit pembulub darahnya.
Hyun : pelan-pelan saja, kita msih punya banyak waktu.
Ketua geng terus meperhatikan Eun Jae dan Hyun dengan tatapan mata yang tajam.
Perawat Pyo : 40 menit.
Eun Jae : kita hanya perlu menjahit pembulub darahnya.
Hyun : pelan-pelan saja, kita msih punya banyak waktu.
Ketua geng terus meperhatikan Eun Jae dan Hyun dengan tatapan mata yang tajam.
Anggota geng membawa kembali perawat Pyo, Ah Rim dan Joon Young ke ruang penyenderaan, dan mendorong mereka untuk jongkok. Jae Geol berbisik kepada Joon Young “bagaimana kabarnya? Bagaimana dengan operasinya?”
Joon Young : tentu saja berjalan dengan lancar.
Jae Geol : tapi?
Joon Young : tapi apa? Apa kau tidak tahu? Apa kau pikir meereka akan membiarkan kita jika kita menyelamatkan pasien?
Jae Geol : lalu kenapa kau datang sendiri? Dimana Hyun da Eun Jae? Apa yang terjadi dengan Hyun dan Eun Jae?
Joon Young tidak menjawabnya, Jae Geol pun mulai bertanya kepada perawat Pyo, namun dia juga tidak menjawabnya, dia hanya diam saja dengan tatapan kosong. Akhirnya Ah Rim menjawabnya “kami tidak tahu”
Joon Young : tentu saja berjalan dengan lancar.
Jae Geol : tapi?
Joon Young : tapi apa? Apa kau tidak tahu? Apa kau pikir meereka akan membiarkan kita jika kita menyelamatkan pasien?
Jae Geol : lalu kenapa kau datang sendiri? Dimana Hyun da Eun Jae? Apa yang terjadi dengan Hyun dan Eun Jae?
Joon Young tidak menjawabnya, Jae Geol pun mulai bertanya kepada perawat Pyo, namun dia juga tidak menjawabnya, dia hanya diam saja dengan tatapan kosong. Akhirnya Ah Rim menjawabnya “kami tidak tahu”
Eun Jae dan Hyun sedang merapikan pasien untuk dibawa ke markas mereka, setelah selesai, mereka langsung membawa boss besar mereka.
Hyun dan Eun Jae merasa sangat lega setelah menyelesaikan operasinya tepat waktu dana akan dibawa kembali. Tiba-tiba ketua geng menarik Eun Jae dan menodong kepalanya dengan pistol. Eun Jae sangat kaget “apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!”
Hyun : apa yang sedang kau lakukan?
Ketua geng meminta Hyun untuk diam dan merapikan obat untuk dibawa, karena dokter Song akan mereka bawa bersama pasiennya. Eun Jae lasngung melihatnya.
Hyun ; itu bukan yang kita sepakati. Kami menyelesaikan pasien dalam tiga jam, sama seperti yang dijanjikan.
Ketua geng : itulah sebabnya kami membiarkanmu hidup, kita masih butub asuransi. Ingat ini. jika kau merasa bahwa polisi akan mengikuti kami, aku akan menembakkan peluru ini di kepadal Dokter Song Eun Jae dan melemparkannya ke laut.
Hyun : kita tidak akan melakukannya, kita sudah berjanji.
Ketua geng : Ya, itu bagus, kau anak yang baik.
Hyun : itulah kenapa...
Ketua geng : tapi kita masih membutuhkannya. Kita butuh dokter untuk menjaga bos kita di jalan!
Hyun berteriak “lalu bawa saja aku. Aku akan pergi, obat dalam tubuh lebih baik untuk perawatan” Eun Jae menghentikannya “Dokter Kwak!”. Hyun memintanya untuk membiarkan Eun Jae pergi dan sebagai gantinya Hyun yang akan pergi bersama mereka untuk merawat pasien.
Hyun : apa yang sedang kau lakukan?
Ketua geng meminta Hyun untuk diam dan merapikan obat untuk dibawa, karena dokter Song akan mereka bawa bersama pasiennya. Eun Jae lasngung melihatnya.
Hyun ; itu bukan yang kita sepakati. Kami menyelesaikan pasien dalam tiga jam, sama seperti yang dijanjikan.
Ketua geng : itulah sebabnya kami membiarkanmu hidup, kita masih butub asuransi. Ingat ini. jika kau merasa bahwa polisi akan mengikuti kami, aku akan menembakkan peluru ini di kepadal Dokter Song Eun Jae dan melemparkannya ke laut.
Hyun : kita tidak akan melakukannya, kita sudah berjanji.
Ketua geng : Ya, itu bagus, kau anak yang baik.
Hyun : itulah kenapa...
Ketua geng : tapi kita masih membutuhkannya. Kita butuh dokter untuk menjaga bos kita di jalan!
Hyun berteriak “lalu bawa saja aku. Aku akan pergi, obat dalam tubuh lebih baik untuk perawatan” Eun Jae menghentikannya “Dokter Kwak!”. Hyun memintanya untuk membiarkan Eun Jae pergi dan sebagai gantinya Hyun yang akan pergi bersama mereka untuk merawat pasien.
Saat Hyun mendekati Eun Jae, ketua geng lansgung mendorongnya dan itu membuat Eun Jae semakikn ketakutan.
Ketua geng : bajingan ini pasti banyak bicara selama perjalanan. Kapan kau akan berhenti? Apa ini terlihat seperti mainan? (sambil menodongkan pistol ke kepadal Hyun).
Eun Jae menjerit dan mengatakan bahwa dia akan mengemasi obatnya, kemudian dia memintanya untuk berhenti menyakiti Hyun. Eun Jae langsung mengemasi obat-obatan dengan penuh ketakutan. Ketua geng berteriak kepada anggotanya untuk membawa Hyun dan mengikatnya.
Ketua geng mendapat panggilan dari anggotanya, bahwa mereka mendapat masalah. Ketua mulai mendengar sirine polisi, dia terlihat sangat terkejut dan ketakutan
Ketua geng : bajingan ini pasti banyak bicara selama perjalanan. Kapan kau akan berhenti? Apa ini terlihat seperti mainan? (sambil menodongkan pistol ke kepadal Hyun).
Eun Jae menjerit dan mengatakan bahwa dia akan mengemasi obatnya, kemudian dia memintanya untuk berhenti menyakiti Hyun. Eun Jae langsung mengemasi obat-obatan dengan penuh ketakutan. Ketua geng berteriak kepada anggotanya untuk membawa Hyun dan mengikatnya.
Ketua geng mendapat panggilan dari anggotanya, bahwa mereka mendapat masalah. Ketua mulai mendengar sirine polisi, dia terlihat sangat terkejut dan ketakutan
Anggota geng langung menurunkan pasiennya dan mengangkat tangan mereka.
Ketua geng menyuruh Hyun dan Eun Jae untuk tetap diam, dia menutup pintu ruang operasi, dan terus marah-marah. Saat dia membuka pintu untuk melihat situasi diluar, Hyun bergegas mendorongnya dan langsung mengunci pintu rauangan tersebut. Hyun dan Eun Jae langsung berlari ke ruangan lain.
Dia menembak kaca pintu ruang operasi dan berhasil masuk ke dalam, namun dia tidak bisa menemukan mereka, tiab-tiba Hyun datang dan menyemprotkan gas pemadam kebakaran kepada ketua geng, sehingga dia kesulitan untuk melihatnya.
Eun Jae menjerit histeris ketakutan.
Dia menembak kaca pintu ruang operasi dan berhasil masuk ke dalam, namun dia tidak bisa menemukan mereka, tiab-tiba Hyun datang dan menyemprotkan gas pemadam kebakaran kepada ketua geng, sehingga dia kesulitan untuk melihatnya.
Eun Jae menjerit histeris ketakutan.
Eun Jae dan Hyun berlari di lorong kapal. Ketua geng mulai bisa melihat mereka dan melepaskan tembakkannya, Hyun dan Eun Jae saling memandang, di leher Eun Jae banyak cipratan darah (bingung, siapa yang tertembak di antara mereka) Hyun melihat kebawah. Namun Eun Jae tak henti memandang Hyun, mereka berdua terlihat sangat lemas, seperti akan jatuh pingsan.
Ketika ketua geng akan melepaskan tembakannya lagi ke arah Hyun dan Eun Jae, tiba-tiba polisi datang menembaknya, mereka langsung membawanya. Dan yang tertembak adalah Hyun, darahnya terus mengalir dan dia pun jatuh pingsan, namun Eun Jae menahannya. Eun Jae terlihat khawatir dan bingung harus bagaimana.
Hyun dibawa ke rumah sakit dengan helikopter. Eun Jae terus menahan arliran darah yang terus mengalir dari luka tembaknya. Eun Jae begitu khawatir, dia terus memanggil Hyun “dokter kwak, apa kamu bisa mendengarku? Banunglah, dan kendalikan dirimu” akhirnya Hyun terbangun dan Eun Jae sedikit lega melihat perkembangan Hyun.
Eun Jae memegang tangannya, dia meminta Hyun untuk memegang erat dan jangan membiarkan genggamannya lepas “kau tidak bisa tertidur, oke? Kau tidak bisa pergi kemana-mana, jangan pergi, mengerti?” Hyun mengangguk “Ya”.
Tiba-tiba Hyun tak sadarkan diri lagi, dan itu membuat Eun Jae sangat khawatir, dia terus membangunkan Hyun dan terus berteriak “jangan pergi kemana-mana. Jangan pergi, oke?”
Eun Jae memegang tangannya, dia meminta Hyun untuk memegang erat dan jangan membiarkan genggamannya lepas “kau tidak bisa tertidur, oke? Kau tidak bisa pergi kemana-mana, jangan pergi, mengerti?” Hyun mengangguk “Ya”.
Tiba-tiba Hyun tak sadarkan diri lagi, dan itu membuat Eun Jae sangat khawatir, dia terus membangunkan Hyun dan terus berteriak “jangan pergi kemana-mana. Jangan pergi, oke?”
Di kapal rumah sakit. Semua petugas di pindahakna ke kaoal evakuasi. Saat perawat Pyo lewat, Pak Chu menanyakan kondisinya, namun dia tiak mengatakan apapun. Perawat Pyo terlihat sangat pucat. Kapten tidak ikut dengan mereka, dia hanya melihatnya dari atas kapal. Pak Chu meliaht kapten masuk ke kapal.
Kapten sedang melihat stiap sudut kapal, tiba-tiba Pak Chu datang menghampirinya dan bertanya “apa yang sedang kau lakukan disini?”
Kapten : apa lagi? Aku meemeriksa apa ada yang rusak.
Pak Chu meminta kapten untuk pulang ke rumah dan melakukan perkejaannya besok lagi.
Kapten : pergi kemana? Aku harus membawa ini ke laut.
Pak Chu : ayo pergi saja. Kita baru saja mengalami banyak kekacauan.
Kapten : itulah sebabnya aku harus tinggal di kapal.
Pak Chu : kapten.
Kapten : jangan panggil aku. Aku merasa kasihan dan malu.
Pak Chu : tentang apa?
Kapten : sebagai kapten aku hanya duduk disini (menunjuk ke kursi yang penuh dengan tali bekas ikatannya) dan tidak bisa berbuat apa-apa, jika kau memikirkan kesulitan yang aku hadapi...
Pak Chu : apa maksudmu? Kau tidak melakukan apapun. Kau mematikan AIS, itu sebabnya polisi datang kemari, jadi ayo kita pergi.
Kapten : aku tahu, kau bisa membawa keluarha kita kembali ke rumah. Aku akan tinggal disini sebentar lagi, ada sesuatu yang harus aku lakukan dulu.
Pak Chu tidak berhasil membujuk kapetn untuk pulang bersama yang lainnya.
Kapten : apa lagi? Aku meemeriksa apa ada yang rusak.
Pak Chu meminta kapten untuk pulang ke rumah dan melakukan perkejaannya besok lagi.
Kapten : pergi kemana? Aku harus membawa ini ke laut.
Pak Chu : ayo pergi saja. Kita baru saja mengalami banyak kekacauan.
Kapten : itulah sebabnya aku harus tinggal di kapal.
Pak Chu : kapten.
Kapten : jangan panggil aku. Aku merasa kasihan dan malu.
Pak Chu : tentang apa?
Kapten : sebagai kapten aku hanya duduk disini (menunjuk ke kursi yang penuh dengan tali bekas ikatannya) dan tidak bisa berbuat apa-apa, jika kau memikirkan kesulitan yang aku hadapi...
Pak Chu : apa maksudmu? Kau tidak melakukan apapun. Kau mematikan AIS, itu sebabnya polisi datang kemari, jadi ayo kita pergi.
Kapten : aku tahu, kau bisa membawa keluarha kita kembali ke rumah. Aku akan tinggal disini sebentar lagi, ada sesuatu yang harus aku lakukan dulu.
Pak Chu tidak berhasil membujuk kapetn untuk pulang bersama yang lainnya.
Ibu Hyun terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Saat itu telponnya berdering, dia heran kenapa malam-malam seperti ini ada yang menelponnya. Dia pun mengangkat panggialn tersebut.
Penelpon : apa ini ibu Kwak Hyun?
Ibu : iYa benar, kau siapa?
Dan ternyata itu panggildan dari kapal rumah sakit (kapten) kapten maberitahu ibu Hyun, bahwa semalam terjadi kecelakaan di kapal, dia juga memberitahu kalau Hyun sakit parah dan dibawa ke rumah sakit darat dan sekarang dia sedang dalam perjalanan.
Ibu Hyun sangat terkejut, gelas yang dia pegang pun jatuh karena lemas mendengar berita bahwa putranya luka parah dan dibawa ke rumah sakit.
Penelpon : apa ini ibu Kwak Hyun?
Ibu : iYa benar, kau siapa?
Dan ternyata itu panggildan dari kapal rumah sakit (kapten) kapten maberitahu ibu Hyun, bahwa semalam terjadi kecelakaan di kapal, dia juga memberitahu kalau Hyun sakit parah dan dibawa ke rumah sakit darat dan sekarang dia sedang dalam perjalanan.
Ibu Hyun sangat terkejut, gelas yang dia pegang pun jatuh karena lemas mendengar berita bahwa putranya luka parah dan dibawa ke rumah sakit.
Lanjut........
ReplyDeleteSipp..ikutan tegang jadinya..smangatt💪💪💪
ReplyDelete