Hospital Ship Episode 36 Part 2
Episode 36 Part 2
All images credit and content copyright: MBC
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 36 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 37 Part 1
Hyun pun mulai menyalakan sistemnya namun itu masih loading dan belum ada hasilnya.
Joon Young juga sedang mencoba menggunakan telemedichine dan hasilnya juga sama denagn Hyun, masih loading.
Jae Geol memeriksa pasiennya, dia mengatakaan bahwa terakhit kali masih baik-baik saja dan bertanya “apa kau lupa?”
“aku tidak bisa, aku hanya menekan apa yang mereka kataka padaku (mereka hanya tersenyum) jika aku memebrikan laptop itu padamu, apa kau mau datang ke rumah setiap hari?”
Jae Geol : aku bisa memebrimu akupunktur setiap hari, tapi bagaimana dengan obat tekanan darahmu? Kau perlu mendapatkannya dari dokter penyakit dalam.
“astaga, kenapa begit rumit”
Jae Geol meminta Joon Young untuk segela menghubungakn telemedichine-nya. Joon Young mengatakan bahwa di telemedichine belum ada yang menjawabnya.
“aku tidak bisa, aku hanya menekan apa yang mereka kataka padaku (mereka hanya tersenyum) jika aku memebrikan laptop itu padamu, apa kau mau datang ke rumah setiap hari?”
Jae Geol : aku bisa memebrimu akupunktur setiap hari, tapi bagaimana dengan obat tekanan darahmu? Kau perlu mendapatkannya dari dokter penyakit dalam.
“astaga, kenapa begit rumit”
Jae Geol meminta Joon Young untuk segela menghubungakn telemedichine-nya. Joon Young mengatakan bahwa di telemedichine belum ada yang menjawabnya.
Jae Geol mendapat panggilan telepon dari Hyun, Hyun mengatakan bahwa mereka meminta konsultasi tapi tidak ada yang menjawabnya dan meminta Jae Geol untuk menemukan nomor dokter penyakit dalam di RS Geoje Jeil.
Joon Young : mereka tidak mengangkatnya juga, Kan?
Jae Geol : Ya, dan aku perlu menelpon seseorang.
Joon Young : mereka tidak mengangkatnya juga, Kan?
Jae Geol : Ya, dan aku perlu menelpon seseorang.
Jae Geol berada di halaman, dia ingin menelpon papanya, tapi dia ingat perbicangan mereka yang mebahas telemedichine dan perkataan ayanhnya yang sekaan mengancam masa depannya.
Kemudian Jae Geol memanggil dr. Kang, dr. Kang terlihat sangat ngantuk, tapi dia tetap mengangkat panggilan Jae Geol. jAe Geol meminta nomor telepon kepala penyakit dalam.
Dr. kang : kenapa kau membutuhkannya?
Jae Geol : orangtua disini tidak bisa menggunakan laptopnya, jaid mereka tidak menghubungkan kesana, kita bisa ke pulau itu sendiri, tapi setelah jam perawatan, tidak ada yang menjawabnya.
Dr. kang : kau bisa melakukannya besok siang.
Jae Geol : jita harus pergi juga? Aku tidak tahu apa yang kau lakukan kepada kami yang juga pekerja publik!!! Kau tahu juga kan, apa yang akan terjadi jika kita absen tanpa pemberitahuan.
Dr. kang : tapi dia sudah selesai bekerja dan sedang beristirahat di rumah, aku tidak bisa memintanya kembali ke RS.
Jae Geol : apa dia harus kemabli ke RS?
Dr. Kang : dia perlu mengisntal program komputer (dia terlihat sangat bigung dan kewalahan) baiklah, aku akan bicara dengannya.
Jae Geol : oke terima kasih (dia terlihat bahagia)
Dr kang : Hei, Jae Geol. Apa kau tahu yang terjadi disini sepanjang hari?
Dia memberitahu Jae Geol bahwa Eun Jae dikeluarkan dari UGD dan bahkan dia tidak bia menolong istri Pka cHo yang sedang kritis. Jae Geol sangat terkejut.
Dr. kang : kenapa kau membutuhkannya?
Jae Geol : orangtua disini tidak bisa menggunakan laptopnya, jaid mereka tidak menghubungkan kesana, kita bisa ke pulau itu sendiri, tapi setelah jam perawatan, tidak ada yang menjawabnya.
Dr. kang : kau bisa melakukannya besok siang.
Jae Geol : jita harus pergi juga? Aku tidak tahu apa yang kau lakukan kepada kami yang juga pekerja publik!!! Kau tahu juga kan, apa yang akan terjadi jika kita absen tanpa pemberitahuan.
Dr. kang : tapi dia sudah selesai bekerja dan sedang beristirahat di rumah, aku tidak bisa memintanya kembali ke RS.
Jae Geol : apa dia harus kemabli ke RS?
Dr. Kang : dia perlu mengisntal program komputer (dia terlihat sangat bigung dan kewalahan) baiklah, aku akan bicara dengannya.
Jae Geol : oke terima kasih (dia terlihat bahagia)
Dr kang : Hei, Jae Geol. Apa kau tahu yang terjadi disini sepanjang hari?
Dia memberitahu Jae Geol bahwa Eun Jae dikeluarkan dari UGD dan bahkan dia tidak bia menolong istri Pka cHo yang sedang kritis. Jae Geol sangat terkejut.
Hyun sedang memeriksa nenek tua, dan hasil pemeriksaannya tidak terlihat bagus. Ponsel Hyun berdering dan itu panggilan dari Jae Geol. Dia memberitahu Hyun untuk mencoba kembali telemedichine-nya karena dokter akan menghubunginya. Hyun meresa lega dan sangat bersyukur.
Hyun pun menyalakan kembali telemedichine-nya, sekarang sudah terhubung dan dokter bertanya tentang masalahya. Hyun mengatakan “para orang tua tidak dapat menggunakan telemedichine, jadi aku membantunya, apa itu tidak apa-apa?”
“siapa kamu?”
Hyun : aku adalah Dokter Kwak Hyun dari RS Kapal
“dokter? Bukan pembantu?”
Hyun : anggap saja aku sebagai pembantu.
Kemudian Hyun mengarahkan kamera ke nenek dan dokter itu pun memintanya untuk mengtakan apa keluahan yang dia rasana, nenek itu bilang “kepalaku sakit, aku berkeringat dan rasanya tubuhku seperti sedang dipukuli”.
“berapa suhu tubuhnya?” Hyun mengatakan bahwa suhu tubuh pasien 37,5 derajat. tekanan darah dan denyut nadinya normal dan nafasnya baik-baik saja. Tapi dia menderita batuk dan dahak yang sangat parah. Dan lebih dari itu, aku mendengar suara gemersik di paru-parunya.
“itu bisa menjadi pneunomia (pneunomia: infeksi pada paru-paru yang menyebabkan paru-paru memiliki kantung udara yang berisikan cairan) kita perlu melakuakn tes darah dan pemeriksaan X-ray. Kau tidak bisa melakukan itu disana, kan?”
Hyun : kami memiliki peralatan di kapal, tapi ssaat ini kami tidak bisa menggunakannya.
“astaga... lalu kita perlu memindahkan pasien ke RS”
Hyun mengatakan bahwa jam sekarang perahu tidak ada yang beroperasi, apa kita perlu memanggil marinir untuk mebawanya?. Dokter itu melihat jam tangannya dan berkata “astaga, aku bisa gila kalau begini, aku akan lihat-lihat dulu dan memanggil kembali nanti” dia pun langsung menutup panggilan begitu saja. Hyun dan Ah Rim bingung dan saling pandang. kemudian Hyun menangkan pasien bahwa dia akan baik-baik saja.
“siapa kamu?”
Hyun : aku adalah Dokter Kwak Hyun dari RS Kapal
“dokter? Bukan pembantu?”
Hyun : anggap saja aku sebagai pembantu.
Kemudian Hyun mengarahkan kamera ke nenek dan dokter itu pun memintanya untuk mengtakan apa keluahan yang dia rasana, nenek itu bilang “kepalaku sakit, aku berkeringat dan rasanya tubuhku seperti sedang dipukuli”.
“berapa suhu tubuhnya?” Hyun mengatakan bahwa suhu tubuh pasien 37,5 derajat. tekanan darah dan denyut nadinya normal dan nafasnya baik-baik saja. Tapi dia menderita batuk dan dahak yang sangat parah. Dan lebih dari itu, aku mendengar suara gemersik di paru-parunya.
“itu bisa menjadi pneunomia (pneunomia: infeksi pada paru-paru yang menyebabkan paru-paru memiliki kantung udara yang berisikan cairan) kita perlu melakuakn tes darah dan pemeriksaan X-ray. Kau tidak bisa melakukan itu disana, kan?”
Hyun : kami memiliki peralatan di kapal, tapi ssaat ini kami tidak bisa menggunakannya.
“astaga... lalu kita perlu memindahkan pasien ke RS”
Hyun mengatakan bahwa jam sekarang perahu tidak ada yang beroperasi, apa kita perlu memanggil marinir untuk mebawanya?. Dokter itu melihat jam tangannya dan berkata “astaga, aku bisa gila kalau begini, aku akan lihat-lihat dulu dan memanggil kembali nanti” dia pun langsung menutup panggilan begitu saja. Hyun dan Ah Rim bingung dan saling pandang. kemudian Hyun menangkan pasien bahwa dia akan baik-baik saja.
Dr. kang mendatangi dokter spesialis dalam “astaga dokter Kim, bagaimana kabarnya? Apa kau melihat pasiennya?”
“aku hanay melihat satu pasien. Ada barisan pasien yang sangat panjang”
Dr. kang : maaf?
“kenapa mereka menyingkirkan RS kapal? Haruskah kita memanggil marinir untuk mendapatkan satu sinar X-ray? Ataukah kita harus mengirim helikopter?”
Dr. Kang hanya diam saja dan kaget dengan apa yang dikatakan dr. spesialis dalam.
“apa kita harus meneruskan telemedichine? Dr. RS kapal ada disana dan dr. RS umum ada disini. Kami berdua bicara satu sama lain dengan pasien, apa yang kita lakukan? Jika mereka bisa membantu yang disana, itu akan sangat sederhana. Telemedichine sama sekali tidak efisien. Mereka membuatku gila dengan sistem ini, ini sangat serius!!!”
“aku hanay melihat satu pasien. Ada barisan pasien yang sangat panjang”
Dr. kang : maaf?
“kenapa mereka menyingkirkan RS kapal? Haruskah kita memanggil marinir untuk mendapatkan satu sinar X-ray? Ataukah kita harus mengirim helikopter?”
Dr. Kang hanya diam saja dan kaget dengan apa yang dikatakan dr. spesialis dalam.
“apa kita harus meneruskan telemedichine? Dr. RS kapal ada disana dan dr. RS umum ada disini. Kami berdua bicara satu sama lain dengan pasien, apa yang kita lakukan? Jika mereka bisa membantu yang disana, itu akan sangat sederhana. Telemedichine sama sekali tidak efisien. Mereka membuatku gila dengan sistem ini, ini sangat serius!!!”
Dr kang berpikir, kenapa dia marah kepadanya, apa aku yang menyingkirkan RS kapal? Dia merasa akan gila kalau terus-terusan kena omelan orang-orang dan bahkan itu bukan salahnya.
AH Rim mengantar pasien terakhir pulang sampai depan pintu.
Hyun san Ah Rim terlihat sangat lelah, dan akhirnya petugas lain sudah pulang dengan menyelesaikan semjua tugas yang bisa mereka selesaikan. Jae Geol menanyakan perkembangan demam pasien. Hyun mengatakan bahwa kondisinya semakin memburuk.
Jae Geol : kita punya kapal nelayan, jadi ayo kita pergi.
Hyun : apa dia akan baik-baik saja? Konsisinya akan tambah buruk jika cuaca dingin.
Jae Geol : kita bisa meminta mereka untuk menjaga agar kabin tetap hangat. Ayo kita kembali ke Geoje.
Hyun : tapi kenapa dengan ekspresi wajahmu? Apa ada masalah?
Jae Geol : aku pikir Pak Cho sedang dalam masalah besar.
Hyun kaget dengan apa ayng dikatakan Jae Geol.
Jae Geol : kita punya kapal nelayan, jadi ayo kita pergi.
Hyun : apa dia akan baik-baik saja? Konsisinya akan tambah buruk jika cuaca dingin.
Jae Geol : kita bisa meminta mereka untuk menjaga agar kabin tetap hangat. Ayo kita kembali ke Geoje.
Hyun : tapi kenapa dengan ekspresi wajahmu? Apa ada masalah?
Jae Geol : aku pikir Pak Cho sedang dalam masalah besar.
Hyun kaget dengan apa ayng dikatakan Jae Geol.
Pak Cho sedang merenung di sebuah taman, ponselnya terus berdering, namun dia tidak mengangkatnya dna membiarkan ponselnya tergeletak di tanah. Perawat Pyo datang dan mengambilkan ponselnya, kemudian dia memberikan ponselnya dan berkata “apa kau tidak mau menjawabnya? Ini adalah pengikutmu, kenapa kau disini bukannya masuk ke dalam. Bukannya kau kemari untuk menemui anak-anakmu?”
Pak Cho merasa terlalu malu untuk menemui anak-anaknya. Dia mengatakan “kau tahu? Ketika istriku melahirkan, aku tidak pernah ada. Keuda kalinya, dia pergi ke ginekolog sendiri (ginekolog: ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sisitem produksi wanita) memeriksakan dirinya sendiri, melahirkan sendirian”.
Perawat Pyo : apa kau di RS kapal?
Pak Cho mengangguka ya dan berkata “aku belum pernah menghadiri upacara masuk dan wisuda anak-anakku. Dan mereka mengadakan pertemuan sekolah mengenai kekerasan sekarang, tapi aku juga tidak tahu akan hal itu. Papa yang lalai tidak bisa muncul tiba-tiba, dan mengatakan kepada mereka bahwa mamanya sedang sekarat, lalu mengemasi tas mereka. Mereka seharusnya mengucapkan selamat tinggal”.
Perawat Pyo : ini bukan selamat tinggal. Mamanya Dong Min tidak sekarat, aku akan menyelamatkannya. Jadi, masuklah dan bawa anak-anakmu kesini. Ingat!!! Ini bukan selamat tinggal. Ibu mereka sedang menjalani operasi, jadi beritahu mereka untukmenghiburnya.
Pak Cho : perawat Pyo...
Perawat Pyo : kudengar aku memiliki golngan darah yang sama dengan Dong Min, bagaimanapun, aku memiliki hati yang besar. Cukup besar, jadi masih ada yang akan tertinggal nantinya, meski aku memberikan sebagian kepada Mamanya Dong Min. Aku akan mengurus mamanya Dong Min. Jadi aku bisa bekerja lebih keras dari sekarang untuk melindungi RS kapal. (Pak Cho menangis, dia tersentuh dengan perkataan Perawat Pyo). Kua sudah ada di RS Kapla selama 30th, jangan katakan bahwa itu sia-sia dan tidak ada gunanya, jangan menyesal juga. Jika kau melakukannya, aku akan memarahimu dengan sangat kasar.
Perawat Pyo menanangkannya “kau tidak sia-sia, kau menyelamatkan begitu banyak nyawa” Pak Cho tak tahan menahan air matanya. Perawat Pyo juga mulai berkaca-kaca dan tak tega melihat keadaan Pak Cho.
Pak Cho merasa terlalu malu untuk menemui anak-anaknya. Dia mengatakan “kau tahu? Ketika istriku melahirkan, aku tidak pernah ada. Keuda kalinya, dia pergi ke ginekolog sendiri (ginekolog: ilmu kedokteran yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sisitem produksi wanita) memeriksakan dirinya sendiri, melahirkan sendirian”.
Perawat Pyo : apa kau di RS kapal?
Pak Cho mengangguka ya dan berkata “aku belum pernah menghadiri upacara masuk dan wisuda anak-anakku. Dan mereka mengadakan pertemuan sekolah mengenai kekerasan sekarang, tapi aku juga tidak tahu akan hal itu. Papa yang lalai tidak bisa muncul tiba-tiba, dan mengatakan kepada mereka bahwa mamanya sedang sekarat, lalu mengemasi tas mereka. Mereka seharusnya mengucapkan selamat tinggal”.
Perawat Pyo : ini bukan selamat tinggal. Mamanya Dong Min tidak sekarat, aku akan menyelamatkannya. Jadi, masuklah dan bawa anak-anakmu kesini. Ingat!!! Ini bukan selamat tinggal. Ibu mereka sedang menjalani operasi, jadi beritahu mereka untukmenghiburnya.
Pak Cho : perawat Pyo...
Perawat Pyo : kudengar aku memiliki golngan darah yang sama dengan Dong Min, bagaimanapun, aku memiliki hati yang besar. Cukup besar, jadi masih ada yang akan tertinggal nantinya, meski aku memberikan sebagian kepada Mamanya Dong Min. Aku akan mengurus mamanya Dong Min. Jadi aku bisa bekerja lebih keras dari sekarang untuk melindungi RS kapal. (Pak Cho menangis, dia tersentuh dengan perkataan Perawat Pyo). Kua sudah ada di RS Kapla selama 30th, jangan katakan bahwa itu sia-sia dan tidak ada gunanya, jangan menyesal juga. Jika kau melakukannya, aku akan memarahimu dengan sangat kasar.
Perawat Pyo menanangkannya “kau tidak sia-sia, kau menyelamatkan begitu banyak nyawa” Pak Cho tak tahan menahan air matanya. Perawat Pyo juga mulai berkaca-kaca dan tak tega melihat keadaan Pak Cho.
Eun Jae berada di ruang ganti, dia terlihat memikirkan sesuatu, dan akhirnya dia memakai pakaian dinasnya dan kembali.
Direktur sedang merenung di ruangannya, Eun Jae masuk keruangannya dengan pakaian operasi. Direktur kaget melihatnya dan beratanya “apa yang kau lakukan? Kenapa kau memakain pakaian itu?”
Eun Jae : apa salah bagi ahli bedah memakai scrub operasinya?
Direktur : apa?
Eun Jae : tolong biarkan aku melakukan operasinya. Aku ingin menyelamatkan nyawan Kim Seo Hee.
Eun Jae : apa salah bagi ahli bedah memakai scrub operasinya?
Direktur : apa?
Eun Jae : tolong biarkan aku melakukan operasinya. Aku ingin menyelamatkan nyawan Kim Seo Hee.
Direktur bingung harus berbuat apa. Kemudian ketua Doongsung datang dan berkata “Omong Kosong!!!” direktur langsung berdiri. Dan Eun Jae juga berbalik ke arahnya.
ketua Doongsung : tidak ada ruang operasi yang bisa digunakan ahli bedah berbahaya sepertimu di RS Jeil. Bukankah begitu, Direktur Kim? (direktur semakin bimbang)
Eun Jae: jika kita tidak melakukan operasi. Pasien bisa mati malam ini.
ketua Doongsung : kirim pasien ke RS lain.
Eun Jae : aku ingin menyelamatkan pasien, Direktur Kim.
ketua Doongsung : pikirkan tentang dukungan Doongsung yang dijanjikan, Direktur Kim.
Direktur Kim sangat tertekan dengan tekanan dari ketua Doongsung dan Eun Jae. Dia bingung harus memilih mana dan apa yang harus diputuskannya sekarang. Eun Jae terus memandang direktur sebagai permohonannya.
ketua Doongsung : tidak ada ruang operasi yang bisa digunakan ahli bedah berbahaya sepertimu di RS Jeil. Bukankah begitu, Direktur Kim? (direktur semakin bimbang)
Eun Jae: jika kita tidak melakukan operasi. Pasien bisa mati malam ini.
ketua Doongsung : kirim pasien ke RS lain.
Eun Jae : aku ingin menyelamatkan pasien, Direktur Kim.
ketua Doongsung : pikirkan tentang dukungan Doongsung yang dijanjikan, Direktur Kim.
Direktur Kim sangat tertekan dengan tekanan dari ketua Doongsung dan Eun Jae. Dia bingung harus memilih mana dan apa yang harus diputuskannya sekarang. Eun Jae terus memandang direktur sebagai permohonannya.
Post a Comment for "Hospital Ship Episode 36 Part 2"