Hospital Ship Episode 31 Part 2
Episode 31 Part 2
All images credit and content copyright: MBC
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 31 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 32 Part 1
Eun Jae melihat ruangan Hyun sambil bersandar di dinding kapal, namun yang dia lihat sekarang berbeda dari sebelumnya sang selalu ada Hyun duduk di kursinya memeriksa berkas pasien dan menelpon pasien datu persatu untuk menanyakan perkembangan pasiennya.
Kemudian Eun Jae masuk ke ruangan Hyun, dan melakukan pekerjaan Hyun dengan teliti.
Kemudian Eun Jae masuk ke ruangan Hyun, dan melakukan pekerjaan Hyun dengan teliti.
Kemudian Eun Jae juga menelpon pasien satu persatu sama seperti yang Hyun lakukan setiap harinya.
Jae Geol datang ke kapal, dia melihat kondisi kapal yang berantakan, dia berjalan di lorong rumah sakit kapal dan melihat Eun Jae yang sibuk menelpon pasien Hyun satu persatu.
Dia bersandar di dinding kapal sambil terus memperhatikan Eun Jae. Mata Jae Geol mulai berkaca-kaca saat melihat Eun Jae berteriak di telpon karena mungkin pasien tersebut kurang pendengaran.
Dia bersandar di dinding kapal sambil terus memperhatikan Eun Jae. Mata Jae Geol mulai berkaca-kaca saat melihat Eun Jae berteriak di telpon karena mungkin pasien tersebut kurang pendengaran.
Jae Geol naik ke atas kapal dan merenungkan sesuatu, Jae Geol terlihat sangat sedih dan matanya pun berkaca-kaca.
Setelah beberapa hari kemudian, akhirnya Hyun kembali ke Asrama Rumah Sakit Kapal. Hyun kaget karena banyak orang yang menyambut kedatangannya dengan sangat meriah. Mereka sangat senang Hyun kembali dan sehat seperti sebelumnya. Perawat Pyo langsung memeluk Hyun dan yang lainnya bertepuk tangan untk Hyun.
Mereka bertanya kondisi Hyun “bagaimana kondisi kamu sekarang, apa kamu baik-baik saja?”
Hyun : aku bukan satu-satunya yang terluka.
Mereka menyiapkan makan siang spesial untuk Hyun, dan berharap Hyun menyukai masakan Pak Chu. Mereka mempersembahkan semuanya khusus untuk Hyun. Meraka kembali ke meja makan dan merapikam untuk makan siangnya. Hyun heran tidak melihat Eun Jae bersama mereka, dia melihat ke setiap sudut ruangan asrama.
Mereka bertanya kondisi Hyun “bagaimana kondisi kamu sekarang, apa kamu baik-baik saja?”
Hyun : aku bukan satu-satunya yang terluka.
Mereka menyiapkan makan siang spesial untuk Hyun, dan berharap Hyun menyukai masakan Pak Chu. Mereka mempersembahkan semuanya khusus untuk Hyun. Meraka kembali ke meja makan dan merapikam untuk makan siangnya. Hyun heran tidak melihat Eun Jae bersama mereka, dia melihat ke setiap sudut ruangan asrama.
Jae Geol menghampiri Hyun dan berkata “kau pasti sangat kesal” Hyun berkata “tidak”. Jae Geol pun bertanya “apa kau tidak senang, karena Dokter Song tidak ada disini?”
Hyun bertanya dengan wajah polosnya “dimana dia?” Jae Geol menertawakannya dan berakata “dimana menurutmu?” Hyun langsung terdiam dan Jae Geol kembali ke meja makan.
Hyun bertanya dengan wajah polosnya “dimana dia?” Jae Geol menertawakannya dan berakata “dimana menurutmu?” Hyun langsung terdiam dan Jae Geol kembali ke meja makan.
Hyun datang ke rumah sakit kapal dengan mobil birunya. Setelah keluar dari mobil, Hyun terdiam melihat kapal dan teringat kejadian saat dirinya tertembak. Dan dia pun melanjutkan perjalanannya untuk menemui Eun Jae.
Hyun memperhatikan Eun Jae dari jauh dan Eun Jae tidak menyadari ada orang masuk ke kapal. Hyun tersenyum melihat Eun Jae kesal dengan pasiennya.
Eun Jae takjub dengan kinerja Hyun yang tidak melupakan pasiennya satupun dan terus meperhatikan kesehatan pasiennya. Hyun mulai mendekati dan terus memperhatikan Eun Jae dari pintu ruangannya. Saat berbalik Eun Jae kaget ada Hyun di pintu dan dia langsung fokus kembali pada pekerjaan Hyun, Hyun hanya tersenyum dan mendekatinya.
Hyun bertanya “apa yang kau lakukan di kantorku?” dengan polosnya Eun Jae menyapa Hyun tanpa melihat dan terus fokus pada monitornya. Hyun mengungkapkan kekesalannya kepada Eun Jae “aku benar-benar kesal karena kau tidak datang menemuiku sekalipun, apa kau disini merawat psienku untukku? Dan membersihkan ruanganku”.
Eun Jae : aku belum pernah memanggil mereka semua, karena kau punya banyak sekali pasien.
Tiba-tiba Eun Jae membuka lacinya dan mengambil hadiah yang dibungkus kertas warna biru dengan pita merah sebagai pengikatnya. Eun Jae memberikan hadiah itu kepada Hyun. Hyun bertanya “apa ini?” Eun Jae pun menyuruh Hyun untuk membukanya.
Hyun pun membuka hadiah dari Eun Jae, dan isi hadiah itu adalah stetoskop. Eun Jae mengatakan “aku berhasil mengembalikan semuanya, tapi yang lama tidak bisa diperbaiki lagi dan membelikanmu yang baru”
Hyun mengatakan bahwa stetoskpnya model yang sangat bagus, Hyun pun mencoba stetoskpnya. Eun Jae mengatakan “aku menghabiskan banyak uang. Seorang spesialis jantung harus memiliki stetoskp yang baik” dan dia memberi selamat kepada Hyun, atas kembalinya lagi ke kapal rumah sakit “sekarang aku harus membiarkanmu mengurus sisanya”.
Saat Eun Jae beranjak pergi dari ruangan Hyun, Hyun menariknya dan bertanya “apa kamu tidak merindukanku?” Eun Jae menjawabnya dengan kaku “tidak, itu...”
Hyun : kenapa kau tidak menatapku?
Eun Jae manerik nafasnya dalam-dalam, kemudian Hyun bertanya lagi “apa kau sakit?” dengan sigap Eun Jae menajwab “tidak”
Hyun memeriksa detang jantung Eun Jae dengan stetoskp barunya sambil menutup matanya, Hyun berkata “kamu sakit” Eun Jae menatapnya. Dan Hyun melanjutkan perkataanya “sebagai spepsialis jantung, aku mendiaognosis, kalau detang jantungmu berada di luar batass normal. Jantung ini... siapa yang mebuatnya berdebar kencang seperti ini?”
Eun Jae tak menjawabnya, Hyun pun mebuka stetoskpnya dan mengatakan kepda Eun Jae “haruskah kita berkencang?” Eun Jae terus menatapnya tanpa mengatakan apapun.
Hyun mengajak Eun Jae untuk berkencan dan akhirnya Eun Jae mengangguk Ya (yeeeee akhirnya Eun Jae mau juga diajak kencan oleh Hyun) kemudian Hyun memeluk Eun jae. Eun Jae terlihat sangat senang dan memeluk Hyun begitu erat. Begitupun dnegan Hyun, dia sangat bahagia, moment yang dia tunggu-tunggu dari dulu akhirnya tercapai dan Eun Jae menerima ajakan kencannya.
Eun Jae terlihat sedang menggambar sesuatu, dia sangat fokus dengan gambarnya dan akhirnya gambar Eun Jae pun selesai, dia menyimpan gambarnya di lantai, dia melihat gambar itu sambil tersenyum dan lembali berbaring di tempat tidurnya. dan ternyata Eun Jae menggambar hati dengan tulisan “aku mencintai kamu”.
Kembali ke rumah sakit kapal, semua awak kapal membersihkan kapal dan bersiap untuk berlayar kembali. Didalam semua orang sangat sibuk menyiapkan pekerjaan mereka. Kapten mengumumkan “kami akhirnya selesai memperbaiki semuanya, kita akan berlayar lagi hari ini. Rumah Skait kapal kami adalah jalur kehidupan penghuni pulau ini. untuk berlayar yang aman. Semua oarng di tim medis dan awak kapal, tolong lakukan yang terbaik. Aku sangat senang dan ingin bernyanyi sekarang. Semua orang di kapal menertawakan kekonyolan kapten mereka.
Pak Chu bertanya kepada seseorang “apa kau menyuruhku membuang dokter ahli bedah dari rumah sakit kapa?” (sepertinya orang itu sangat berpengaruh di rumah sakit kapal). Orang itu membawa Pak Chu ke ruangannya.
Pak Chu : menyingkirkan ahli bedah itu? Kami tidak bisa melakukannya.
“jika tidak, kita mungkin harus menyingkirkan rumah sakit kapal untuk selamanya”
Pak Chu : pak....
“aku tahu itu, kita punya gubernutr baru sekarang, kan? Seperyi yang mungkin kau harapkan. Semuanya berbeda sekarang. Ada keributan besar tentang pemotongan pengeluaran anggaran negara”
Pak Chu : kami tidak membuang-buang pengeluaran untuk rumah sakit kapal. Dokter kami sangat hemat, mereka tidak menyia-nyiakan peralatan apapun.
“gubernur bilang bahwa rumah sakit kapal adalah pemborosan uang terbesar”
Pak Chu : kanap begitu?
“karena semuanya gratis. Kau merawat pasien, melakukan panggilan rumah dan memberi obat. Yang terpenting, kau melakukan operasi secara gratis. Gubernur akan mengigit kepalaku, jika aku tidak bisa mengentikannya segera”.
Pak Chu melakukan pembelaan “kami hanya melakukan operasi saat kita mengalami keadaan darurat. Pasien mungkin akan meninggal jika mereka tidak menjalani operasi. Jadi kami melakukannya untuk menyelamatkan nyawa psien. Pelayanan kami du rumah sakit kapal memang sehaarusnya gratis dan ditanggung pemerintah. Itulah sebabnya kami tidak melakukan biaya pembayaran”.
“aku katakan, itu sekarang tidak bsia gratis lagi. Sistem pelayanan darurdat semakin membaik. Biarkan mereka mengambil pasien darurat sekarang. Pemerintah menyediakan transportasi ke RS, jadi biarkan mereka membayar untuk biaya operasi mereka sendiri”.
Pak Chu : kami akan melaukukan itu, jika kami bisa, tapi ini...
Orang itu memotong pembicaraannya “berhenti bicara dan lakukan seperti apa yang aku katakan barusan” Pak Chu berteriak “pak!!!” orang itu bilang “aku mengatakan ini sebelumnya. Karena aku sudah lama mengenalmu, tolong jangan memperburuk keadaan. Diskusikan dengan Kapten Bang dan selesaikan semuanay dengan tenang. Aku terus terang, bukan berarti Dokter Song Eun Jae tinggal di rumah sakit kapal karena dia tidak punya tempat lain untuk pergi” kemudian dia pergi.
Pak Chu menahannya namun tidak bisa. Dia sangat bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. setelah keluar dari ruangan, pak Chu masih terlihat bingung.
Pk Chu menghubungi Kapten Bang, dia memberitahu semua permasalahannya yang dia bicarakan tadi. Kapten Bang memint pak Chu untuk menginap di asrama karena sudah malam dan tidak ada kapal yang berlayar. Kemudian dia memberitahunya bahwa dia akan menemuinya besok saat mereka berlayar.
Pak Yang ada disana dan mendengar semua percakapan Kapren Bang dan Pak Chu, dia bertanya “apa smeuanya baik-baik saja? Siapa yang pergi ke kantor distrik, dan kenapa?” Kapten tikda mengatakan masalah yang sebenarnya “tidak ada yang serius, dna jangan pikirkan itu”
Pak Yang masih penasaran dan memikirkan hal itu.
Kapten : kanapa kabut lautnya semakin tebal? Hal ini sangat membuat frustasi, aku bahkan tiska bisa melihat satu inci pun.
Hyun sedang membuat teh dan duduk sendirian di ruang makan.
Tiba-tiba Eun Jae datang, dia terlihat sangat lelah. Hyun bertanya “apa ada banyak pasien yang datang kepadamu?”
Eun Jae : dua kapal nelayan jatuh karena kabut laut dan ada banyak pasien dengan luka robek, aku bahkan tidak punya waktu sedikitpun untuk duduk.
Hyun : aku ingin memberimu pijatan, agar segera membaik.
Eun Jae : apa kau serius? (melihatnya dengan kaget)
Hyun : apa aku tidak bisa?
Eun Jae : aku pikir kita perlu aturan rinci.
Hyun : aturan?
Eun Jae : kita menghabiskan waktu sebagai rekan...
Hyun : dan sebagai pasangan. (sambil tersenyum)
Eun Jae langusng menutup mulut Hyun karena takut kedengaran oleh yang lain. Hyun menanyakan kembali perkataan Eun Jae “aturan terperinci?” Eun Jae mengangguk sambil melihat arah pintu ruang makan.
Hyun : baik, kapan kau akan mengaturnya? Bagaimana dengan hari sabtu? Ini hari liburmu disini dan di rumah sakit.
Eun Jae : baik (sangat pelan)
Hyun : itu akan menjadi kencan pertama kita juga, apa aku benar?
Eun Jae : kurasa begitu.
Hyun : nantikan saat itu, aku akan menemuka tempat untuk kita pergi kencan.
Eun Jae : tidak, kali ini serahkan saja semuanya padaku, aku akan menanganinya.
Hyun pun setuju dengan keputusan Eun Jae, mereka adalah pasangan baru yang sangat serasi.
Tiba-tiba mereka mendengar orang memanggil dokter, mereka pun langsung beralri menuju suara teriakan tersebut. Dan ternyata mereka mendapat pasien yang akan segera melahirkan. Perawat Pyo dan Ah Rim menyuruhnya untuk duduk.
Akhirnya Hyun dan Eun Jae datang, pasien merasa kalau diirnya akan melahirkan sekarang karena air ketubannya sudah pecah. Suasana di lobi sangat menegangkan.
Eun Jae meminta petugas lain untuk memindahkan pasien ke ruangan, temannya mengatakan bahwa tanggal kelahirannya masih satu bulan lagi. Jae Geol dan Joon Young kaget medengar teriakan pasien dan keluar melihat mereka.
Di ruang operasi, mereka membaringkan pasien di kasur, Eun Jae bersiap untuk membantu persalinan pasien. Namun perawat Pyo sedang membujuk wali pasien untuk keluar. Hyun memantau kondisi pasien, dan Eun Jae melihat pembukaan pasien. Eun Jae terlihat sangat khawatir.
Eun Jae : aku belum pernah memanggil mereka semua, karena kau punya banyak sekali pasien.
Tiba-tiba Eun Jae membuka lacinya dan mengambil hadiah yang dibungkus kertas warna biru dengan pita merah sebagai pengikatnya. Eun Jae memberikan hadiah itu kepada Hyun. Hyun bertanya “apa ini?” Eun Jae pun menyuruh Hyun untuk membukanya.
Hyun pun membuka hadiah dari Eun Jae, dan isi hadiah itu adalah stetoskop. Eun Jae mengatakan “aku berhasil mengembalikan semuanya, tapi yang lama tidak bisa diperbaiki lagi dan membelikanmu yang baru”
Hyun mengatakan bahwa stetoskpnya model yang sangat bagus, Hyun pun mencoba stetoskpnya. Eun Jae mengatakan “aku menghabiskan banyak uang. Seorang spesialis jantung harus memiliki stetoskp yang baik” dan dia memberi selamat kepada Hyun, atas kembalinya lagi ke kapal rumah sakit “sekarang aku harus membiarkanmu mengurus sisanya”.
Hyun : kenapa kau tidak menatapku?
Eun Jae manerik nafasnya dalam-dalam, kemudian Hyun bertanya lagi “apa kau sakit?” dengan sigap Eun Jae menajwab “tidak”
Hyun memeriksa detang jantung Eun Jae dengan stetoskp barunya sambil menutup matanya, Hyun berkata “kamu sakit” Eun Jae menatapnya. Dan Hyun melanjutkan perkataanya “sebagai spepsialis jantung, aku mendiaognosis, kalau detang jantungmu berada di luar batass normal. Jantung ini... siapa yang mebuatnya berdebar kencang seperti ini?”
Eun Jae tak menjawabnya, Hyun pun mebuka stetoskpnya dan mengatakan kepda Eun Jae “haruskah kita berkencang?” Eun Jae terus menatapnya tanpa mengatakan apapun.
Hyun mengajak Eun Jae untuk berkencan dan akhirnya Eun Jae mengangguk Ya (yeeeee akhirnya Eun Jae mau juga diajak kencan oleh Hyun) kemudian Hyun memeluk Eun jae. Eun Jae terlihat sangat senang dan memeluk Hyun begitu erat. Begitupun dnegan Hyun, dia sangat bahagia, moment yang dia tunggu-tunggu dari dulu akhirnya tercapai dan Eun Jae menerima ajakan kencannya.
Pak Chu : menyingkirkan ahli bedah itu? Kami tidak bisa melakukannya.
“jika tidak, kita mungkin harus menyingkirkan rumah sakit kapal untuk selamanya”
Pak Chu : pak....
“aku tahu itu, kita punya gubernutr baru sekarang, kan? Seperyi yang mungkin kau harapkan. Semuanya berbeda sekarang. Ada keributan besar tentang pemotongan pengeluaran anggaran negara”
Pak Chu : kami tidak membuang-buang pengeluaran untuk rumah sakit kapal. Dokter kami sangat hemat, mereka tidak menyia-nyiakan peralatan apapun.
“gubernur bilang bahwa rumah sakit kapal adalah pemborosan uang terbesar”
Pak Chu : kanap begitu?
“karena semuanya gratis. Kau merawat pasien, melakukan panggilan rumah dan memberi obat. Yang terpenting, kau melakukan operasi secara gratis. Gubernur akan mengigit kepalaku, jika aku tidak bisa mengentikannya segera”.
Pak Chu melakukan pembelaan “kami hanya melakukan operasi saat kita mengalami keadaan darurat. Pasien mungkin akan meninggal jika mereka tidak menjalani operasi. Jadi kami melakukannya untuk menyelamatkan nyawa psien. Pelayanan kami du rumah sakit kapal memang sehaarusnya gratis dan ditanggung pemerintah. Itulah sebabnya kami tidak melakukan biaya pembayaran”.
“aku katakan, itu sekarang tidak bsia gratis lagi. Sistem pelayanan darurdat semakin membaik. Biarkan mereka mengambil pasien darurat sekarang. Pemerintah menyediakan transportasi ke RS, jadi biarkan mereka membayar untuk biaya operasi mereka sendiri”.
Pak Chu : kami akan melaukukan itu, jika kami bisa, tapi ini...
Orang itu memotong pembicaraannya “berhenti bicara dan lakukan seperti apa yang aku katakan barusan” Pak Chu berteriak “pak!!!” orang itu bilang “aku mengatakan ini sebelumnya. Karena aku sudah lama mengenalmu, tolong jangan memperburuk keadaan. Diskusikan dengan Kapten Bang dan selesaikan semuanay dengan tenang. Aku terus terang, bukan berarti Dokter Song Eun Jae tinggal di rumah sakit kapal karena dia tidak punya tempat lain untuk pergi” kemudian dia pergi.
Pak Chu menahannya namun tidak bisa. Dia sangat bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. setelah keluar dari ruangan, pak Chu masih terlihat bingung.
Pak Yang masih penasaran dan memikirkan hal itu.
Kapten : kanapa kabut lautnya semakin tebal? Hal ini sangat membuat frustasi, aku bahkan tiska bisa melihat satu inci pun.
Eun Jae : dua kapal nelayan jatuh karena kabut laut dan ada banyak pasien dengan luka robek, aku bahkan tidak punya waktu sedikitpun untuk duduk.
Hyun : aku ingin memberimu pijatan, agar segera membaik.
Eun Jae : apa kau serius? (melihatnya dengan kaget)
Hyun : apa aku tidak bisa?
Eun Jae : aku pikir kita perlu aturan rinci.
Hyun : aturan?
Eun Jae : kita menghabiskan waktu sebagai rekan...
Hyun : dan sebagai pasangan. (sambil tersenyum)
Eun Jae langusng menutup mulut Hyun karena takut kedengaran oleh yang lain. Hyun menanyakan kembali perkataan Eun Jae “aturan terperinci?” Eun Jae mengangguk sambil melihat arah pintu ruang makan.
Hyun : baik, kapan kau akan mengaturnya? Bagaimana dengan hari sabtu? Ini hari liburmu disini dan di rumah sakit.
Eun Jae : baik (sangat pelan)
Hyun : itu akan menjadi kencan pertama kita juga, apa aku benar?
Eun Jae : kurasa begitu.
Hyun : nantikan saat itu, aku akan menemuka tempat untuk kita pergi kencan.
Eun Jae : tidak, kali ini serahkan saja semuanya padaku, aku akan menanganinya.
Hyun pun setuju dengan keputusan Eun Jae, mereka adalah pasangan baru yang sangat serasi.
Akhirnya Hyun dan Eun Jae datang, pasien merasa kalau diirnya akan melahirkan sekarang karena air ketubannya sudah pecah. Suasana di lobi sangat menegangkan.
Eun Jae meminta petugas lain untuk memindahkan pasien ke ruangan, temannya mengatakan bahwa tanggal kelahirannya masih satu bulan lagi. Jae Geol dan Joon Young kaget medengar teriakan pasien dan keluar melihat mereka.
Lagi.......lagi....lagi.....
ReplyDelete