SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 1
Episode 22 part 1
All images credit and content copyright: MBC
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 21 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 2
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 21 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 2
Young Eun kembali ke ruang makan, disana sudah tidak ada petuga lain, dia hanya duduk sendiri, sepertinya dia masih kepikirian dengan apa yang tadi dia bicarakan dengan Jeong Rim, soal membohongi Hyun tentang Leukemia.
Eun Jae sedang fokus menggambar bagian-bagain dalam tubuh, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya, Eun Jae pun mempersilahkan masuk tanpa melihat arah pintu karena sibuk menggambar. Ternyata yang mengetuk pintu itu Young Eun, Young Eun kagum melihat lukisan Eun Jae.
Young Eun : waw, kau pasti pernah mengadakan pameran.
Eun Jae : kenapa kau kesini?
Young Eun membawakan teh untuk Eun Jae “teh Chamomile. Minumlah, ini sangat bagus saat kau kelelehan”.
Eun Jae : terima kasih.
Young Eun : aku yang harusnya berterima kasih, Hyun bilang, dia akan menajgaku. Terima kasih suda mengembalikan dia.
Eun Jae : Nona Choi...
Young Eun : aku tahu kau akan mengatakan apa. Kau tidak mengembalikannya.
Eun Jae : itu benar.
Young Eun : tidak, kau tidak mengebalikannya, aku sudah kenal Hyun selama 6 tahun. Aku tahu apa yang sudah dia pikirkan hanya dengan menatap matanya. Dia dulu begitu hangat. Dengan pandangan seperti itu saat dia menatapku. Sekarang dia melihat orang lain dengan seperti itu (Eun Jae tidak mempedulikan ocehannya) aku tidak peduli dengan hal itu. Aku tidak keberatan jika semua yang kumiliki hanya sebuah raga yang kosong.
Eun Jae mulai emosi : Nona Choi...
Young Eun : tapi tidak lagi, sekarang, dia miliku, jiwa dan raganya, jadi....
Eun Jae : itu sebabnya kau berbohong? Tentang sakit ?( ow owh ternyata waktu itu Eun Jae mendengar pembicaraan Young Eun di telpon).
Young Eun terlihat kaku setelah mendengar kalau Eun Jae mengetahui kebohongannya, dia pun langsung mengatakan hal lain “bukankah, kau telah melangkahi batasmu? Apa yang kau pikirkan tentangku?” dan dia bergegeas pergi, namun Eun Jae menghentikannya.
Eun Jae : haruskah aku memeriksa tanda kalau kau sudha melakukan tes? Jika kau mengidap leukemia myeloid akut, kau pasti punya bekas luka di panggulmu.
Young Eun marah : apa kau akan memebritahu Hyun ?
Eun Jae : kau harus hati-hati, ssebelum membuat panggilan rahasia. Jika kau terus menjadi sangat ceroboh, kau mungkin harus mengatakan sendiri padanya (Young Eun tak bisa mengatakan apapun) kenapa kau melakukan ini? berapa lama kau pikir bisa membuatnya dekat dengan kebohongan itu?
Young Eun : hah, kau tida tahu kalau semua ini salahmu? Dia selalu disisiku, bahkan saat aku jahat dan meninggalkannya ratusan kali, dia selalu membawaku kembali. Dia punya waktu seperti ini juga bukan karenamu. Jadi kau tida perlu keberatan atas kebohonganku, jaga terus ucapanmu. Kau bilang tida peduli dengan cinta, jadi meskipun Hyun menyukaimu, pastikan kau tida membalasnya.
Young Eun : waw, kau pasti pernah mengadakan pameran.
Eun Jae : kenapa kau kesini?
Young Eun membawakan teh untuk Eun Jae “teh Chamomile. Minumlah, ini sangat bagus saat kau kelelehan”.
Eun Jae : terima kasih.
Young Eun : aku yang harusnya berterima kasih, Hyun bilang, dia akan menajgaku. Terima kasih suda mengembalikan dia.
Eun Jae : Nona Choi...
Young Eun : aku tahu kau akan mengatakan apa. Kau tidak mengembalikannya.
Eun Jae : itu benar.
Young Eun : tidak, kau tidak mengebalikannya, aku sudah kenal Hyun selama 6 tahun. Aku tahu apa yang sudah dia pikirkan hanya dengan menatap matanya. Dia dulu begitu hangat. Dengan pandangan seperti itu saat dia menatapku. Sekarang dia melihat orang lain dengan seperti itu (Eun Jae tidak mempedulikan ocehannya) aku tidak peduli dengan hal itu. Aku tidak keberatan jika semua yang kumiliki hanya sebuah raga yang kosong.
Eun Jae mulai emosi : Nona Choi...
Young Eun : tapi tidak lagi, sekarang, dia miliku, jiwa dan raganya, jadi....
Eun Jae : itu sebabnya kau berbohong? Tentang sakit ?( ow owh ternyata waktu itu Eun Jae mendengar pembicaraan Young Eun di telpon).
Young Eun terlihat kaku setelah mendengar kalau Eun Jae mengetahui kebohongannya, dia pun langsung mengatakan hal lain “bukankah, kau telah melangkahi batasmu? Apa yang kau pikirkan tentangku?” dan dia bergegeas pergi, namun Eun Jae menghentikannya.
Eun Jae : haruskah aku memeriksa tanda kalau kau sudha melakukan tes? Jika kau mengidap leukemia myeloid akut, kau pasti punya bekas luka di panggulmu.
Young Eun marah : apa kau akan memebritahu Hyun ?
Eun Jae : kau harus hati-hati, ssebelum membuat panggilan rahasia. Jika kau terus menjadi sangat ceroboh, kau mungkin harus mengatakan sendiri padanya (Young Eun tak bisa mengatakan apapun) kenapa kau melakukan ini? berapa lama kau pikir bisa membuatnya dekat dengan kebohongan itu?
Young Eun : hah, kau tida tahu kalau semua ini salahmu? Dia selalu disisiku, bahkan saat aku jahat dan meninggalkannya ratusan kali, dia selalu membawaku kembali. Dia punya waktu seperti ini juga bukan karenamu. Jadi kau tida perlu keberatan atas kebohonganku, jaga terus ucapanmu. Kau bilang tida peduli dengan cinta, jadi meskipun Hyun menyukaimu, pastikan kau tida membalasnya.
Setelah Young Eun pergi dari ruangannya, Eun Jae terdiam dan seperti merasakan sesuatu, dia pun berkata “keluar” tapi tidak ada satu orang pun disana, dia mengatakan lagi “aku tahu kau ada disana perawta Pyo, kau bisa keluar”
Eun Jae penasaran kenapa perawat Pyo tidak keluar juga, dia pun akhirnya mengecek ke jendela namun tidak ada, kemudian dia membuka pintunya dan ternyata dugaannya salah, diluar hanya ada Jae Geol yang sedang memperbaiki bed ruangannya.
Eun Jae : kau sedang apa disini?
Jae Geol : perawat bilang ada sesuatu yang salah dengan kabel ini, aku sedang memperbaikinya.
Eun Jae penasaran kenapa perawat Pyo tidak keluar juga, dia pun akhirnya mengecek ke jendela namun tidak ada, kemudian dia membuka pintunya dan ternyata dugaannya salah, diluar hanya ada Jae Geol yang sedang memperbaiki bed ruangannya.
Eun Jae : kau sedang apa disini?
Jae Geol : perawat bilang ada sesuatu yang salah dengan kabel ini, aku sedang memperbaikinya.
Eun Jae pun mendekatinya dan bilang “apa kau menguping?” Jae geol pun menjawabnya “aku belum perlu alat bantu dengar” sambil terus memperbaiki kabelnya.
Eun Jae : berpura-puralah kau tidak mendengarnya.
Jae Geol : memang perlu, kan? Nona Choi perlu memegang erat Hyun, jika aku ada dipihakmu.
Eun Jae : kau tidak perlu bertindak bodoh?
Jae Geol : tidak. Hari ini aku akan menjadi utusan yang jujur.
Eun Jae : apa maksudmu?
Jae Geol : aku tidak tahu caranya, tapi sepertinya Dokter Kwak dan aku sudha menjadi saingan. Aku ingin bermai jujur.
Eun Jae : jadi kau akan memeberitahunya?
Jae Geol : tida boleh?
Eun Jae : Jangan.
Jae Geol : kenapa tidak?
Eun Jae : ini antara mereka, selain itu? (Jae Geol memeotongnya, selain itu?) jika dia mendengar dari kita, dia akan merasa malu.
Jae Geol : ini penipuan. Bukankah lebih baik merasa malu, daripada ditipu? (melajutkan kembali perekjaannya)
Eun Jae : tidak. Tergantung kepada seseorang, merasa malu bisa lebih buruk daripada apapun.
Eun Jae : berpura-puralah kau tidak mendengarnya.
Jae Geol : memang perlu, kan? Nona Choi perlu memegang erat Hyun, jika aku ada dipihakmu.
Eun Jae : kau tidak perlu bertindak bodoh?
Jae Geol : tidak. Hari ini aku akan menjadi utusan yang jujur.
Eun Jae : apa maksudmu?
Jae Geol : aku tidak tahu caranya, tapi sepertinya Dokter Kwak dan aku sudha menjadi saingan. Aku ingin bermai jujur.
Eun Jae : jadi kau akan memeberitahunya?
Jae Geol : tida boleh?
Eun Jae : Jangan.
Jae Geol : kenapa tidak?
Eun Jae : ini antara mereka, selain itu? (Jae Geol memeotongnya, selain itu?) jika dia mendengar dari kita, dia akan merasa malu.
Jae Geol : ini penipuan. Bukankah lebih baik merasa malu, daripada ditipu? (melajutkan kembali perekjaannya)
Eun Jae : tidak. Tergantung kepada seseorang, merasa malu bisa lebih buruk daripada apapun.
Eun Jae pun kembali memeriksa perlengkapannya, Jae Geol terus memperhatikan Eun Jae dan bingung dengan sikapnya “apa kau seperti itu? Apa lebih buruk dari apapun, jika dipermalukan? Apa itu sebbanya kau mencari dia?” Eun Jae pun terdiam dan tak menanggapi apapun yang dikatakan Jae Geol. Jae Geol sepertiny paham dengan apa yang Eun Jae rasakan dan yang dia pikirkannya.
Jae Geol : baiklah. Aku akan melakukan perintahmu. Dengan satu syarat.
Eun Jae : apa itu?
Jae Geol : aku belum memikirkan tentang hal itu, aku akan memberitahumu nanti. Sampai jumpa.
Jae Geol : baiklah. Aku akan melakukan perintahmu. Dengan satu syarat.
Eun Jae : apa itu?
Jae Geol : aku belum memikirkan tentang hal itu, aku akan memberitahumu nanti. Sampai jumpa.
Jae Geol masuk keruangannya, dia merasa kalau cinta segeitiganya sangat mngerikan, dan berpikir “haruskah aku melanjutkannya? Baiklah. Kepala untuk lanjut dan ekor untuk berhenti” dia pun memilih pertanyaan itu dengan melemparkan koin. Dia mulai melemparkan koin, pas di tangkap sepertinya hasilnya tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dia inginkan dan berkata “ini baru latihan” namun hasilnya masih sama dengan yang tadi dan dia pun terus mencobanya, mungkin dia akan mencoba sampai apa yang dia inginkan sama dengan koin yang dia tangkap (haha konyol, padahal langsung aja ya ambil keputusan tak perlu main lempar-lempar koin segala)
Pagi hari di dermaga rumah sakit kapal beristirahat.
Di sebuah bukit, ada seorang kakek yang sedang membersihkan rumput, dia menyuruh seorang pemuda untuk memotongnya dengan benar.
Kakek : jika kau tidak bisa memotongnya, cabutlah.
Anak muda : aku sudah muak.
Kakek : apa? Ada apa dengamu ? ambil sabitmu.
Anak muda : pekerjakan saja orang lain untuk melakukannya, tidak ada yang melakukan ini sendirian di jaman sekarang.
Kakek : semua anggota tubuhmu masih berfungsi, kenapa kita perlu mempekerjakan seseorang.
Anak muda : ayah carilah di internet. Ada banyak orang yang bersedia bekerka untuk dibayar.
Kakek mimintanya untuk berhenti membicarakan internet, karena dia meras tidak mempunyai biaya unyum membayar pekerja, kakek terus mengomelinya dan meminta dia cari kerjaan kalau tidak mau kena omelannya lagi.
Anak muda itu melanjutkan pekerjaannya meski kesan dengan semuoa omelan kakeknya, tiba-tiba dia mengenai sarang lebah dan akhirnya lebah tersebut terganggu dan mengejar mereka.
Kakek : jika kau tidak bisa memotongnya, cabutlah.
Anak muda : aku sudah muak.
Kakek : apa? Ada apa dengamu ? ambil sabitmu.
Anak muda : pekerjakan saja orang lain untuk melakukannya, tidak ada yang melakukan ini sendirian di jaman sekarang.
Kakek : semua anggota tubuhmu masih berfungsi, kenapa kita perlu mempekerjakan seseorang.
Anak muda : ayah carilah di internet. Ada banyak orang yang bersedia bekerka untuk dibayar.
Kakek mimintanya untuk berhenti membicarakan internet, karena dia meras tidak mempunyai biaya unyum membayar pekerja, kakek terus mengomelinya dan meminta dia cari kerjaan kalau tidak mau kena omelannya lagi.
Anak muda itu melanjutkan pekerjaannya meski kesan dengan semuoa omelan kakeknya, tiba-tiba dia mengenai sarang lebah dan akhirnya lebah tersebut terganggu dan mengejar mereka.
Saat berlari menghindari lebah, tiba-tiba sang kakek terjaduh ke ke tebing, anak muda itu pun berusaha menyelamatkannya, dan dia memanggil pusat bantuan darurat, anak muda itu mengatakan bahwa kakenya disengat lebah dan terjatuh saat berlari menghindari lebah.
Petugas menyanyakan lokasi kejadin, dan mereka sedang berada di pulau Gogae, petugas terus memanggil anak muda itu namun dia tidak menjawabnya, dan ternyata dia jatuh pingsan di dekat ayahya.
Petugas menyanyakan lokasi kejadin, dan mereka sedang berada di pulau Gogae, petugas terus memanggil anak muda itu namun dia tidak menjawabnya, dan ternyata dia jatuh pingsan di dekat ayahya.
Petugas itu memberitahu yang lain bahwa si penelpon tidak meresponnya lagi, penjaga lain mengatakan bahwa mereka tidak bisa melayani Pulau Gogae, dan meminta menghubungi penjaga pantai untuk melakukan bantuan.
Penjaga pantai sudah menerima panggial tersebut, dan komandannya langsung mengarahkan anggota lain untuk melakukan tindakan. Petugas lain mengatakan bahwa sekarang Rumah Sakit Kapal sedang menuju Pulau Gogae.
Penjaga pantai sudah menerima panggial tersebut, dan komandannya langsung mengarahkan anggota lain untuk melakukan tindakan. Petugas lain mengatakan bahwa sekarang Rumah Sakit Kapal sedang menuju Pulau Gogae.
Komandan pun langsung menghubungi RS. Kapal dan Kapten yang menerima panggilan tersebut, kapten mengatakan bahwa mereka akan segera menanganinya setiba di pulau. Kapten langsung mengumumkan kepada petugas kapal lainnya “pasien darurat... pasien darurat”
Dalam perjalan Hyun meminta pengendara untuk mengemudi lebih cepat, perawat Pyo, AH Rim dan Eun Jae terlihat sangat khwatir. Petuga pantai juga sedang dalam perjalanan laut.
Kapten bilang “beberapa sengatan lebah membuat pusat darurat, penjaga pantai, dan bahkan kita waspada merah, kita sesibuk lebah” Woon Gong terlihat tidak nyaman dengan ocehan Kapten.
Woon Gong : itulah yang kukatakan.
Petugas : apa sengatan labah berbahaya?
Kapetn : maksudku, persis, kau hanya pasta kacang kedelai
Woon Gong : beda dengan jama sekarang.
Pewata bilang itu tergantung jenis lebahnya “hornets bisa mematikan, benar kan dokter?”
Joon Young : iya, kau bisa syok, anafilaksis bahkan bisa mati karena itu.
Petugas : bisa mati karena sengatan lebah?
Kapten : lebah saat ini, adalah pembunuh. Jaman kami sebagian besar dari mereka tidak berbahaya.
Woon Gong : itulah yang kukatakan.
Petugas : apa sengatan labah berbahaya?
Kapetn : maksudku, persis, kau hanya pasta kacang kedelai
Woon Gong : beda dengan jama sekarang.
Pewata bilang itu tergantung jenis lebahnya “hornets bisa mematikan, benar kan dokter?”
Joon Young : iya, kau bisa syok, anafilaksis bahkan bisa mati karena itu.
Petugas : bisa mati karena sengatan lebah?
Kapten : lebah saat ini, adalah pembunuh. Jaman kami sebagian besar dari mereka tidak berbahaya.
Tim medis tiba di lokasi kejadin, mereka langsung bergegas turun menuju pasien, Hyun membantu Eun Jae turun. Eun Jae langsung membangunkan pasien, namun mereka belum sadarkan diri juga.
Perawat Pyo : kenapa mereka bisa begini? Apa apa dia berusaha melindunginya.
Eun Jae menanyakan namanya, dan akhirnya si kakek bangun dan menjawab “Tae Wook” Hyun terlihat sedah meneliti pasien. Eun Jae meminta petugas lain untuk mentelentangkan mereka, dan mereka pun mulai mentelentangkan pasien dengan penuh tenaga.
Perawat Pyo : kenapa mereka bisa begini? Apa apa dia berusaha melindunginya.
Eun Jae menanyakan namanya, dan akhirnya si kakek bangun dan menjawab “Tae Wook” Hyun terlihat sedah meneliti pasien. Eun Jae meminta petugas lain untuk mentelentangkan mereka, dan mereka pun mulai mentelentangkan pasien dengan penuh tenaga.
Penjaga pantai akhirnya tiba di dermaga, mereka langsung bergegas membawa perelangkapan untuk melakukan penyelamatan.
Hyun dan Eun Jae sedang melakukan tindakan terhadap Pasien, sang kakek ditangani oleh Hyun dan Eun Jae menangani anaknya. Anak muda tersebut masih belum sadarkan diri, Eun Jae mengatakan bahwa pasien tidak bernafas.
Eun Jae : rongga hidungnya terhalang dan aku tidak bisa intubasi.
Perawat Pyo melakukan apa yang disuruh Dr. Kang. Dr. Kang memeriksa lehernya, setelah perawat Pyo mengoleskan gel ke leher pasien, dr. Kang minta pisau bedah (wow ternyata Eun Jae akan melakukan pembedahan di luar ruangan lagi)
Petugas berteriak “kau akan mengiris lehernya disini?” saat mendengar itu Si kakek berteriak, sepertinya kakek khawatir dengan anaknya. Tiba-tiba detak jantung sang kakek berhenti, dan meminta Ah Rim untuk membantunya.
Eun Jae : rongga hidungnya terhalang dan aku tidak bisa intubasi.
Perawat Pyo melakukan apa yang disuruh Dr. Kang. Dr. Kang memeriksa lehernya, setelah perawat Pyo mengoleskan gel ke leher pasien, dr. Kang minta pisau bedah (wow ternyata Eun Jae akan melakukan pembedahan di luar ruangan lagi)
Petugas berteriak “kau akan mengiris lehernya disini?” saat mendengar itu Si kakek berteriak, sepertinya kakek khawatir dengan anaknya. Tiba-tiba detak jantung sang kakek berhenti, dan meminta Ah Rim untuk membantunya.
DI sisi lain, Eun Jae sedang melakukan pembedahan di leher pasien, Hyun Terus merusaha megembalikan detak jantung pasien, kelompok Hyun sangat genting karena hasilnya masih nihil. Berbeda di kelompok Eun Jae, detak jantung pasien sudah kembali normal.
Dan akhirnya kelompok Hyun juga merasa lega kareka kondisi pasien mulai membaik dan jantungnya kembali Normal. Eun Jae terus menatap Hyun, dan Hyun memberikan sebuah kode padanya, dan Eun Jae pun tersenyum setelah mendapatkan kode dari Hyun.
Dan akhirnya kelompok Hyun juga merasa lega kareka kondisi pasien mulai membaik dan jantungnya kembali Normal. Eun Jae terus menatap Hyun, dan Hyun memberikan sebuah kode padanya, dan Eun Jae pun tersenyum setelah mendapatkan kode dari Hyun.
Post a Comment for "SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 1"