SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 2
Episode 22 Part 2
All images credit and content copyright: MBC
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 23 Part 1
EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Hospital Ship Episode 23 Part 1
Pasien sengatan lebah sudah dibawa ke RS. Kapal, mereka sedang diperiksa oleh para suster, Eun Jae datang kesana untuk mengecek kondisi pasien, Perawat Pyo memberitahu Eun Jae bahwa pasien “Tae Wook” sudah sadarkan diri. Eun Jae pun mengecek kembali keadaan Pasien “siapa nama anda pak?”
Pasien : Tae Wook...
Eun Jae : pak
Pasien : anakku, Tae Wook.
Eun Jae memberitahu ayahnya, bahwa putranya masih belum sadarakan diri. Kakek kaget dan langsung bangun karena ingin melihat kondisi putranya. Perawat Pyo menahannya harena kakek harus masih istirahan dan belum bisa bangun dai ranjang.
Pasien : Tae Wook...
Eun Jae : pak
Pasien : anakku, Tae Wook.
Eun Jae memberitahu ayahnya, bahwa putranya masih belum sadarakan diri. Kakek kaget dan langsung bangun karena ingin melihat kondisi putranya. Perawat Pyo menahannya harena kakek harus masih istirahan dan belum bisa bangun dai ranjang.
Hyun memberitahu petugas pantai bahwa dia dan dokter lain akan terus memantau keadaan pasien dan akan memindahkan pasien saat kondisinya sudah stabil. Petugas pantai pun setuju dengan apa yang dikatakan Hyun dan pamit pulang.
Setelah mendengar sang kakek berteriak memanggil-manggil anaknya “Tae Wook” Hyun langsung masuk menuju ruang perawata. Kakek melihat kondisi putranya. Kakek kaget melihat leher putranya dimasukan selang dan beratnya “kenapa dia bisa begini?” Eun Jae pun menjelaskan kepadanya.
Eun Jae : aku harus mengirisnya karena rongga hidungnya terhalang.
Kakek : kenapa dia begini saat aku baik-baik saja?
Ah Rim : karena dia berbaring diatas kamu pak.
Kakek : apa... apa kau bilang? (Hyun menenangkannya)
Hyun : kami akan menjaganya.
Kakek : dasar bodoh. Kenapa kau melindungiku? Kau seharusnya melarikan diri, kenapa kau mengikutiku untuk melindungiku.
Tiba-tiba tanagn Tae Wook begrerak, dan akhirnya dia sdarkan diri juga “Tae wook kau sudah sadar?” Tae Wook masih kesulitan untuk bicara “ada ? kenapa dia tidak bisa biacar?”
Eun Jae : ini hanya sementara. Suaranya akan kembali saat lukanya sembuh.
Kakek : kenapa ini terjadi kenapa kamu nak?
Ah Rim : gunakan ini sebagai gantinya (mengeluarkan buku dan pulpen)
Tae Wook pun menulis apa yang ingi dia katakan “ayah, maaf karena aku rewel. Saat aku dapat pekerjaan tahun depan, aku akan membantumu dengan senang hati” ayahnya tak henti menangis membaca perkataan putranya.
Ayah : dasar bodoh. Siapa yang peduli tentang gulma sata kau dalam keadana begini? Tida masalah nak, jangan bicara dulu, aku mengerti.
Tae Wook menghapus air mata yang jatuh di wajahnya, mereka terharu melihatnya terutama dengan Eun Jae, dia langsung pergi meninggalkan ruangan, Hyun melihat memperhatikan Eun Jae saat melewatinya. Ayah itu terus meluapkan semua isi hatinya kepada Tae Wook.
Eun Jae sedang melamun di atas kapal, dia memikirkan apa yang Woon Jae kakatah tentang ayahnya “dia ingin membayar hutangnya, dia tidak punya apapun untuk diwariskan, dia tidak bisa meninggalkanmu hutang. Aku tahu apa yang kau pikirkan tentang dia. Aku tidak bisa membantu tapi kasihan kepadanya” dia terus terbayang dengan semua itu.
Eun Jae sedang berjalan sendirian. Tiba-tiba dia melihay Young Eun dan Hyun dekat mobilnya, mereka seperti akan pergi ke suatu tempat, Eun Jae melihat mereka, Young Eun terlihat ketakutan karena Eun Jae tahu semua rahasianya yang tidak diketahui Hyun.
Saat itu Jae Geol lewat dengan mobilnya dan berteriak “ayo masuklah” namun Eun Jae menolaknya dan memilih untuk naik bis.
Jae Geol : mereka berdua ada disini (menghentikan mobil depan Eun Jae, Hyun melihatnya) haruskah aku menjatuhkan Bom?
Eun Jae : Dokter Kim...
Jae Geol : masuklah, itu syaratku. (Eun Jae hanya diam saja) selama ayahmu di rumah sakit kami, biarkan aku mengantarmu.
Eun Jae : itu tidak perlu.
Jae Geol : mereka berdua ada disini (menghentikan mobil depan Eun Jae, Hyun melihatnya) haruskah aku menjatuhkan Bom?
Eun Jae : Dokter Kim...
Jae Geol : masuklah, itu syaratku. (Eun Jae hanya diam saja) selama ayahmu di rumah sakit kami, biarkan aku mengantarmu.
Eun Jae : itu tidak perlu.
Eun Jae mendapat panggilan dari Woon Jae, dia memberitahu bahwa ayahnya bersikeras meinggalkan rumah sakit. Dia lansung menutup panggilannya dan masuk ke mobil Jae Geol
Di dalam mobil Eun Jae meminta Jae Geol untuk segera pergi. Jae Geol mengejeknya “kenapa kau berubah pikiran, apa alasanmu?” Eun Jae menekankan lagi “jangan buang waktu, cepat kemudikan mobilmu” dia langsung memasang sabuk pengamannya, dan Jae Geol masih heran dengan siakpnya yang tiba-tiba berubah.
Hyun masih memperhatikan mereka, meski mobilnya sudah pergi. Young Eun bertanya “oppa, apa kita harus pergi juga?” Hyun tak mengatakan apapun dan langsung masu ke dalam mobilnya.
Mereka tiba di rumah sakit, dan Eun Jae langsung keluar dari mobil Jae Geol tanpa mengatakan apapun, dia langsung berlari masuk ke rumah sakit. Diterktur melihat Eun Jae berlarian, Jae Gel masuk dan bilang “ayah”
Direktur : kenapa kau disini?
Jae Geol : aku mengantar dr. Song. Apa ayahnay dalam kondisi darurat?
Direktur : ayahnya ingin pulang.
Jae Geol : apa? Dalam kondisinya seperti ini?
Direktur : jagalah dia dengan lebih untuk sementara waktu, tampaknya ini rumit.
Jae Geol masih kebingungan dengan semuanya.
Direktur : kenapa kau disini?
Jae Geol : aku mengantar dr. Song. Apa ayahnay dalam kondisi darurat?
Direktur : ayahnya ingin pulang.
Jae Geol : apa? Dalam kondisinya seperti ini?
Direktur : jagalah dia dengan lebih untuk sementara waktu, tampaknya ini rumit.
Jae Geol masih kebingungan dengan semuanya.
Eun Jae masuk ke ruangan ayahnya, ayahnya sedang bersiap pergi dari rumah sakit, Eun Jae bertanya “apa yang sedang ayah lakukan?\
Ayah : kau tidak bisa melihat?
Eun jAE : ayah tidak akan dibayar, aku sudah diberitahu komisi asuransi.
Ayah : Eun Jae, kau...
Eun Jae : jadi berhenti mencari ide, dan berganti pakainalah. Cepat ganti pakaian dan berbaring kembali.
Ayah : tidak. Aku tidak mau. Anggap aku tidak ada, kau berhasil sejauh ini tanpaku.
Eun Jae : ayah...
Ayah : ini semua yang aku butuhkan, sepertinya... aku tidak akan mendengarmu menelponku sebelum aku mati.
Eun Jae : ayah tidak akan mati. Aku tidak akan membiarakannya.
Ayah : Eun Jae ...
Eun Jae : aku akan menyelamatkan ayah. Aku akan menyelamatkan ayah apapun yang terjadi. Jadi jangan pernah berpikir untuk melarikan diri, pikirkan tentang cara ayah menebus dan memainkan peran sebagai seorang ayah dari sekarang.
Ayah : kau tidak bisa melihat?
Eun jAE : ayah tidak akan dibayar, aku sudah diberitahu komisi asuransi.
Ayah : Eun Jae, kau...
Eun Jae : jadi berhenti mencari ide, dan berganti pakainalah. Cepat ganti pakaian dan berbaring kembali.
Ayah : tidak. Aku tidak mau. Anggap aku tidak ada, kau berhasil sejauh ini tanpaku.
Eun Jae : ayah...
Ayah : ini semua yang aku butuhkan, sepertinya... aku tidak akan mendengarmu menelponku sebelum aku mati.
Eun Jae : ayah tidak akan mati. Aku tidak akan membiarakannya.
Ayah : Eun Jae ...
Eun Jae : aku akan menyelamatkan ayah. Aku akan menyelamatkan ayah apapun yang terjadi. Jadi jangan pernah berpikir untuk melarikan diri, pikirkan tentang cara ayah menebus dan memainkan peran sebagai seorang ayah dari sekarang.
Saat Eun Jae keluar, Woon Jae sudah ada di depan pintu, dia terlihat melamun, Eun Jae mengeluarkan sebuah kartu dan memberikannay kepada Woon Jae “ambilah” namun dia menolah karena maerasa masih punya uang.
Eun Jae : makanlah makanan yang lebih layak dan bukan mie instan. Jika dia (ayah) ingin makan sesuatu, belikan untuk dia. Paham?
Woon Jae tak menjawabnyam, namun akhirnya dia menerima kartu pemberian kakaknya.
Eun Jae : makanlah makanan yang lebih layak dan bukan mie instan. Jika dia (ayah) ingin makan sesuatu, belikan untuk dia. Paham?
Woon Jae tak menjawabnyam, namun akhirnya dia menerima kartu pemberian kakaknya.
Direktur sedang memeriksa pasien patah tulang. Direktur memonta dokter lain untuk melakukan CT-scan segera. Tiba-tiba Eun Jae masuk ruangan itu, dan langsung meminta waktu dokter Kang sebentar. Direktur kaget melihat Eun Jae ada disana.
Eun Jae meminta dokter untuk mengggantikan jadwalnya hanya sehari, dokter itu kaget, karena Eun Jae melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya “ada apa?”
Eun Jae : kumohon dokter.
Dokter : tunggu sebentar, aku akan menelpon dokter Kim.
Direktur mendekati mereka dan bertanya “ kau akan ke Seol?” Eun Jae mengangguk “Ya”.
Dikrektur : kau sebaiknya pergi.
Dokter : aku belum menghubungi dokter Kim.
Direktur : jika kau perlu seseorang, aku akan disini. Dia menyuruh Eun Jae untuk segera pergi.
Direktur meminta dokter mengurus pasien patah tulangnya. Dokter terlihat tidak semangat, tapi dia tidak bisa menolak dengan alasan apapun.
Eun Jae : kumohon dokter.
Dokter : tunggu sebentar, aku akan menelpon dokter Kim.
Direktur mendekati mereka dan bertanya “ kau akan ke Seol?” Eun Jae mengangguk “Ya”.
Dikrektur : kau sebaiknya pergi.
Dokter : aku belum menghubungi dokter Kim.
Direktur : jika kau perlu seseorang, aku akan disini. Dia menyuruh Eun Jae untuk segera pergi.
Direktur meminta dokter mengurus pasien patah tulangnya. Dokter terlihat tidak semangat, tapi dia tidak bisa menolak dengan alasan apapun.
Direktur sudah menghubungi pihak rumah sakit Seol, namun Eun Jae bilang “ini bukan ke seol”
Direktur : pergi ke bandara, itu lebih cepat.
Eun Jae : tapi...
Direktur : jangan sungkan, aku berhutang banyak karena kamu menyelamatkan istriku. Mungkin itu tidak mudah. Aku tahu sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua di masa lalu. Aku kenal dr. Kim Do Hoon juga, karena dia rekanku, dia bukan orang jahat. Dia tidak tahu apakah dia dokter yang baik, tapi. Dia pasti berbakat. Sebagai wali ayahmu, memohonlah dengan sungguh-sungguh dan sopan. Maka dia akan membuat keputusan bijaksana sebagai dokter.
Eun Jae : Ya.
Direktur : aku sudah menyuruh sekretaris untuk memesan tiket. (Jae Geol melihat percakapan mereka) ambil segera setelah kau samapi di bandara.
Eun Jae : terima kasih atas semuanya.
Direktur : berterima kasihlah setelah ayahmu sudah jauh lebih baik.
Setelah mobil jemputanya datang, direktur meminta Eun Jae untuk segera berangkat.
Direktur : pergi ke bandara, itu lebih cepat.
Eun Jae : tapi...
Direktur : jangan sungkan, aku berhutang banyak karena kamu menyelamatkan istriku. Mungkin itu tidak mudah. Aku tahu sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua di masa lalu. Aku kenal dr. Kim Do Hoon juga, karena dia rekanku, dia bukan orang jahat. Dia tidak tahu apakah dia dokter yang baik, tapi. Dia pasti berbakat. Sebagai wali ayahmu, memohonlah dengan sungguh-sungguh dan sopan. Maka dia akan membuat keputusan bijaksana sebagai dokter.
Eun Jae : Ya.
Direktur : aku sudah menyuruh sekretaris untuk memesan tiket. (Jae Geol melihat percakapan mereka) ambil segera setelah kau samapi di bandara.
Eun Jae : terima kasih atas semuanya.
Direktur : berterima kasihlah setelah ayahmu sudah jauh lebih baik.
Setelah mobil jemputanya datang, direktur meminta Eun Jae untuk segera berangkat.
Jae Geol menghampiri ayahnya dan bertanya “kenapa ayah tidak menyuruhku untuk mengantarkannya?”
Ayah : dia punya banyak harga diri. Jika pria penasaran tentang segalanya, dia akan merasa terhina dan dia akan menyuruhmu pergi.
Jae Geol : terhina?
Ayah : betul, ada apa?
Jae Geol : tidak. Aku mendapatkan nasihat tentang penghinaan berulang kali dalam satu hari.
Ayah : dia punya banyak harga diri. Jika pria penasaran tentang segalanya, dia akan merasa terhina dan dia akan menyuruhmu pergi.
Jae Geol : terhina?
Ayah : betul, ada apa?
Jae Geol : tidak. Aku mendapatkan nasihat tentang penghinaan berulang kali dalam satu hari.
Eun Jae tiba di RS. Daehan Seol, dia berhenti sejenak di lobi RS, mungkin dia teringat masa lalu selama dia masih bekerja disana.
Kim Do Hoon baru keluar dari ruang operasi bersama rekannya yang lain, yang lain mengatakan bahwa hari ini mereka sangat beruntung.
Dokter : aku tahu mereka mendapatkan donor transplantasi. Saat pilot mengatakan helikopter tidak bisa terbang karena angin, aku ingin menerbangkannya sendiri.. lalu...
Dokter lain : waktu yang tepat saat angin reda
Dokter : aku tahu.
Kim Do hoon : kita pantas untuk merayakan hari ini.
Dokter : aku tahu mereka mendapatkan donor transplantasi. Saat pilot mengatakan helikopter tidak bisa terbang karena angin, aku ingin menerbangkannya sendiri.. lalu...
Dokter lain : waktu yang tepat saat angin reda
Dokter : aku tahu.
Kim Do hoon : kita pantas untuk merayakan hari ini.
Tiba-tiba Eun Jae muncul di hadapan mereka.
Kim Do Hoon : sudah lama tak berjumpa.
Eun Jae : bagaimana kabar anda?
Kim DO Hoon : kabarku selalu sama, ada apa kamu kemari?.
Eun Jae : aku ingin meminta tolong kepada kamu.
Kim DO Hoon : minta tolong?
Kim Do Hoon : sudah lama tak berjumpa.
Eun Jae : bagaimana kabar anda?
Kim DO Hoon : kabarku selalu sama, ada apa kamu kemari?.
Eun Jae : aku ingin meminta tolong kepada kamu.
Kim DO Hoon : minta tolong?
Eun Jae mengikuti Kim DO Hoon keruangannya. Dan ternyata yang lain juga mengikutinya sampai depan pintu, mereka bertanya-tanya “apa ini masalah ayahnya?” “apa profesor akan melakukannya?” mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan profesor terhadap Eun Jae, apakah akan menolongnya atau tidak.
Jae Geol dan dr. Kang sedang membicarakan Eun Jae dan Kim Do Hoon. Dr. Kang mengatakan “bagaimana mungkin, dia diserang oelh muridnya sendiri”
Jae Geol : dia diserang? Dia hanya mengatakan yang sebenarnya.
Dr. Kang : kau bercanda. Jika dunia sangat menghargai kebenaran, kenapa dr. song di usir ke kapal rumah sakit?
Jae Geol : beberapa orang sangat menikmati kerja disana, jangan mengatakan “diusir”
Dr. Kang : astaga kau sudah dewasa sekarang.
Jae ageol : ngomong-ngomong, tidak bisakah dr. Song melakukan operasi?
Dr. Kang : kau hanya mengatakan, apa kau tidak tahu? Tida peduli sberapa kuat dr, song. Dia tidak bisa terkendali saat operasi ayahnay sendiri. Itu situasi sempurna yang bisa mendatangkan masalah. Jika ada kesalahan dan ayahnya meninggal, kau pikir dia akan terus menjadi dokter ahli bedah?
Jae Geol : bagaimana jika dia ditolak?
Dr. Kang : ashhhh aku tidka tahu soal itu.
Jae Geol : dia diserang? Dia hanya mengatakan yang sebenarnya.
Dr. Kang : kau bercanda. Jika dunia sangat menghargai kebenaran, kenapa dr. song di usir ke kapal rumah sakit?
Jae Geol : beberapa orang sangat menikmati kerja disana, jangan mengatakan “diusir”
Dr. Kang : astaga kau sudah dewasa sekarang.
Jae ageol : ngomong-ngomong, tidak bisakah dr. Song melakukan operasi?
Dr. Kang : kau hanya mengatakan, apa kau tidak tahu? Tida peduli sberapa kuat dr, song. Dia tidak bisa terkendali saat operasi ayahnay sendiri. Itu situasi sempurna yang bisa mendatangkan masalah. Jika ada kesalahan dan ayahnya meninggal, kau pikir dia akan terus menjadi dokter ahli bedah?
Jae Geol : bagaimana jika dia ditolak?
Dr. Kang : ashhhh aku tidka tahu soal itu.
Kim Do Hoon bersedia melakukannya, dia mengtakan bahwa bahwa hidup ayah Eun Jae tergantung pada ayahnya sendiri.
Kim Do Hoon : perbuatanmu memang memalukan, tapi melakukan operaasi itu benar.
Eun Jae : terima kasih.
Kim DO Hoon : sayangnya, aku tidak bisa meluangkan waktu, karena jadwalku sudah sangat padat. Saat aku bekerja dengan dokter berbaka sepertimu, aku bisa meluangkan satu atau dua hari, namun tida mungkin melakukan itu sekarang.
Eun Jae : Profesor...
Kim Do Hoon : kau harus mencari dokter lain.
Eun Jae momohon kembali : tolong pertimbangkan sekali lagi.
Kim DO Hoon : sebenarnya aku merasa tidak enak, tapi aku tidak punya pilihan.
Eun Jae : Profesor...
Kim DO Hoon : kau harus pergi.
Eun Jae terus memohon sampai dia berlutut di depan Kim DO Hoon “aku mohon profesor, tolong selamatkan ayahku” Kim DO Hoon hanya melihatnya, dan apakah dia bisa meluangkan waktunya untuk menyelamatkan ayah Eun Jae ?
Kim Do Hoon : perbuatanmu memang memalukan, tapi melakukan operaasi itu benar.
Eun Jae : terima kasih.
Kim DO Hoon : sayangnya, aku tidak bisa meluangkan waktu, karena jadwalku sudah sangat padat. Saat aku bekerja dengan dokter berbaka sepertimu, aku bisa meluangkan satu atau dua hari, namun tida mungkin melakukan itu sekarang.
Eun Jae : Profesor...
Kim Do Hoon : kau harus mencari dokter lain.
Eun Jae momohon kembali : tolong pertimbangkan sekali lagi.
Kim DO Hoon : sebenarnya aku merasa tidak enak, tapi aku tidak punya pilihan.
Eun Jae : Profesor...
Kim DO Hoon : kau harus pergi.
Eun Jae terus memohon sampai dia berlutut di depan Kim DO Hoon “aku mohon profesor, tolong selamatkan ayahku” Kim DO Hoon hanya melihatnya, dan apakah dia bisa meluangkan waktunya untuk menyelamatkan ayah Eun Jae ?
Post a Comment for "SINOPSIS Hospital Ship Episode 22 Part 2"