this is a verification file Hospital Ship Episode 37 Part 1 - Layar-Sinopsis
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hospital Ship Episode 37 Part 1

Episode 37 Part 1

All images credit and content copyright: MBC


Jae Geol, Hyun dan Tim Rumah Sakit Kapal tiba di RS Geoje Jeil, Hyun mengatakan kepada Jae Geol bahwa dia akan membawa pasien ke UGD dan Jae Geol akan menunggunya di lobbi RS. Jae Geol dan yang lainnya langsung bergegas masuk ke RS.

Hyun dan Ah Rim membantu pasien keluar dari mobil, Hyun meminta AH Rim untuk bergabung dengan mereka, tapi Ah Rim tidak tega melihat Hyun sendirian membawa pasien ke UGD. Hyun mengatakan bahwa dia hanya perlu membawa pasien ke dokter ahli dalam RS Geoje Jeil.
Hyun memaksa Ah Rim untuk bergabung dengan mereka, karena perawat Pyo sedang membuat keputusan yang keras dan dia harus lebih khawatir padanya, akhirnya AH Rim pun mendengarkan perkataan Hyun dan bergegas masuk.
Kemudian Hyun membawa pasien masuk ke dalam dengan hati-hati.

Akhirnya Hyun tiba di ruangan dan membaringkan pasien tersebut. Dokter ahli dalam RS Geoje Jeil datang dan menyapa Hyun. Dia merasa senang bertemu dengan Hyun, dia juga memperkenalkan dirinya “aku Kim Tae Ho, Dokter Kepala Penyakit Dalam”. Hyun juga merasa senang bertemu dengannya.
Dokter Kim Tae Ho merasa bahwa apa yang dirasakan pasien pasti sangat sulit, kemudian dia meminta perawat untuk mengecek darah dan menguji X-Ray pasien.

Pak Cho sedang menyendiri di depan ruangan, dia terlihat ssangat terpukul dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tak sengaja Hyun lewan dan melihat kegelisahan Pak Cho. Hyun pun mendekati Pak Cho dan mencoba menenangkannya dengan memegang tangan Pak Cho tanpa berkata apapun. Pak Cho pun hanya melihatnya dengan mata berkaca-kaca.

Semua petugas kapal ada di ruang tunggu, mereka terlihat sangat khawatir. AH Rim menenangkan perawat Pyo dan bertanya “kenapa Pak Cho tida ada disini?” Perawat Pyo mengatakan bahwa dia ada di UGD. Jae Geol kaget “kenapa?”
Perawat Pyo : kau perlu bertanya ? dia adalah keliuarga pasien, dia harus bersamanya. Dimana lagi dia harus berada?
Sepertinya perawat Pyo merasa tersinggung dengan pertanyaan Jae Geol, dia pun meluruskan apa maksudnya “bukan begitu, maksudku kenapa dia masih di UGD?” perawat Pyo mengatakan “mungkin mereka akan memindahkan pasien ke RS lain.

Pak Cho memberitahu Hyun bahwa mantan istrinya akan di pindahkan ke RS lain, Hyun pun bertanya-tanya apa alasannya pasien harus di pindahkan. Pak Cho menjelaskan bahwa di RS ini tidak ada dokter ahli bedah yang bisa mengoperasinya. Dengan tegas Hyun mengatakan “kan ada Dokter Song Eun Jae”
Pak Cho merasa kalau Hyun belum tahu tentang Eun Jae. Dia punmemberitahunya bahwa Eun Jae dikeluarkan dari RS Geoje Jeil sejak hari ini. betapa terkejutnya Hyun dan bertanya keberadaan Eun Jae sekarang kepada Pak Cho.
Pak Cho mengatakan bahwa Eun Jae sedang menemui direktur untuk menegosiasi akhir. Hyun tak mengerti apa maksudnya “negosiasi akhir?”.

Di ruangan Direktur. Ketua Doongsung tetap memaksa direktur untuk memindahkan pasien ke RS lain. Tapi Eun Jae bersikeras ingin menyelamatkan pasien di RS Geoje Jeil. Dierktur sangat kebingungan harus memilih yang mana karena kedua-duanya sama-sama penting.
Ketua Doongsung Group mengingatkan kembali apa dukungan yang akan diberikan Group Doongsung kepada RS-nya.
Eun Jae : direktur....
Direktus semakin bingung dan menundukkan kepalanya sambil menekan kepaaln tangan dia ke meja, ketua Group Doongsung duduk di kursi dekat pintu dan meminta direktur untuk duduk bersamanya. Dia berkata “tanpa ada dokter Song, mari kita bicara secara pribadi” direktur masih belum memberikan keputusan apapun, dia menatap kedua belah pihak, tanpa berkata apa-apa direktur pergi meninggalkan ruangannya. Eun Jae menatapnya dengan penuh pertanyaan.

Direktur berjalan keluar, dan ternyata Dr. Kim dan DR. Kang menguping pembicaraan mereka dan melihat bagaimana raut wajah Direktur saat keluar dari ruangannya. Dr. Kim mengatan “dia tidak bisa melakukan begitu saja dengan hal itu”.
Dr. kang : apa lagi yang bisa dia lakukan? Haruskah dia membiarkan Eun Jae melakukan operasi dan menutup RS-nya?
Dr. Kim : lalu bagaiman dengan nyonya Kim Sung Hee? Tanpa operasi dia akan mati begitu saja.
Dr. kang : bisakah kau tidak benar-benar melakukannya?
Dr. kim : melakukan apa?
Dr. kang : operasi. Tidak bisakah kau melakukannya sendiri?
Dr. Kim hanya minta maaf dan Dr. Kang merasa kalau itu hanya membuatnya prustasi dan pergi untuk mencari direktur Kim. Dr. Kim kebingungan dengan apa yang harus dilakukannya sekarang.

Di ruang direktur, Eun Jae memohon kepada Ketua Goup Doongsung untuk membiarkannya mengoperasi pasien. Eun Jae merasa kalau direktur akan membiarkannya melakukan operasi kalau ketua Doongsung Group tidak menekannya.
Ketua : apa kau sangat ingin melakukan operasi?
Eun Jae : tentu saja.
Ketua : kalau begitu kau harus melakukannya.
Eun Jae : apa kau memberikanku persetujuanmu?
Ketua mengijinkan Eun Jae untuk melakuakn operasi tapi dengan syarat dia akan mengumpulkan semua reporter dan meminta Eun Jae untuk mengatakan beberapa hal tentang RS Kapalnya.
Eun Jae : apa kau menyuruhku untuk mengkritiknya?
Ketua tertawa dan mengatakan bahwa dirinya bukan orang yang berhati dingin “kau bekerja disana, meskipun itu hanya untuk beberapa bulan, tidak benar jika kau mengkrirtiknya. Aku hanya ingin kau menunjukkan satu masalah”.
Eun JAE : apa masalahnya?
Ketua mengatakan “pengobatan gratis” menurunya pengobatan gratis yang dilakukan RS Kapal adalah masalah besar karena itu menghambat kemajuan bisnisnya. Dia merasa pendapat Eun Jae denagnnya akan sangat berbeda.
Eun Jae : kenapa kamu berpikir begitu?
Ketua : 11 tahun. Kau menghabiskan waktu 11 tahun hidupmu untuk belajar mendapatkan gelar medis dan itu belum semua. Sejak kau menajdi dokter sampai saat ini kau telah terjebak di ruang operasi. Tidak bisa makan atau tidur nyenayak untuk menyelamatkan nyawa manusia. Kau menyediakan layanan hebat seperti itu secara gratis? Itu hanya omong kosong belaka.
Eun Jae mulai kesal dan berkata “Ketua Jang”. Ketua tak memberinya kesempatan untuk bicara “kita hidup dalam masyarakat kapitalistik. Orang memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan banyak uang. Jadi setiap orang harus bekerja keras dan mendapatkan uang. Dan dapat membeli barang-barang dengan uang yang mereka dapatkan. Perawatan kesehatan tentu saja tidak terkecuali. Terutama dokter yang kompeten seperti kamu. Kau harus menjual keahlianmu dengan sangat tinggi, bukankah begit?”
Eun Jae dengan tegas menjawab “Tidak” Eun Jae tidak menyetujui semua pendapatnnya. Direktur menanyakan kembali “apa menurutmu tidak apa-apa melakukan pengobatan gratiss?”
Eun Jae masih tetap teguh dalam pendiriannya. Ketua mengatakan bahwa Eun Jae adalah orang yang sangat murah hati. Eun Jae mengatakan bahwa secara teknis dia bukan orang yang harus ketua puji.
Ketua : kau benar. Kau adalah dokter bayaran yang disewa oleh pemerintah kota. Jadi apa yang kau katakan? Apa kau mengatakan tidak apa-apa untuk memecatnya karena itu adalah pajak?
Eun Jae : bukan itu yang kumaksud.
Ketua : kenapa masyarakat dan negara harus mengurus meraka yang malas sepanjang hidup mereka dan menjadi miskin? Itu adalah hal yang tak tahu malu untuk ditanyakan.

Eun Jae mengatakan bahwa masih banyak orang yang tak bsia mencari nafkah meskipun mereka sudah bekerja keras sepanjang hidup mereka. Direktur menganggap kalau mereka bekerja keras pasti hidupnya tidak akan jatuh miskin dan itu smeua hanya alasan belaka.
Eun Jae berbeda pandangan tentang hal itu, bahkan jika semua yang ketua Doongsung katakan itu benar, Eun Jae merasa masih harus tetap merawta orang yang sakit, meskipun orang itu malas dan miskin. Dengan kondisi apapun harus tetap merawat orang yang sakit.
Ketua : denagn gratis?
Eun Jae : sebisa mungkin.
Ketua : aku baru menyadari kalau kau begitu bodoh. Kedengarannya seperti kau terlalu idealis.
Eun Jae : idelisme bodoh itu, pernah menyelamatkan nyawa anakmu. Aku menyelamatkan nyawa Jang Sung Ho yang mengalami kecelakaan mobil dan membutuhkan pertolongan dengan segera. Aku tidak menyelamatkan JANg Sung Ho yang bisa membayarku dengan banyak uang. Untuk menyelamatkan hidupnya sebagai pewari Doongsung Group. Pada saat itu tidak ada apa-apa disekitarnya sebagai petunjuk siapa dia sebenarnya. Apa yang akan terjadi jika aku membalikkan punggungku darinya saat itu?.
Ketua Doongsung terdiam dan Eun Jae melanjutkan perkataannya “jika kami melakukan operasi pada pasien yang identitasnya tidak diketahui dan jika pasien itu tidak bangun kembali, kami tidak akan dibayar sepeserpun. Hal ini terjadi di UGD setiap saat. Kami kadang-kadang diberitahu untuk tidak melakukan operasi pada orang yang tidak bisa membayar. Jika saat itu juga aku licik dan kalkulatif di lokasi kecelakaan anakmu, maka mungkin saja dia sudah mati saat itu juga”.
Ketua : apa kau membual tentang menyelamatkan nyawa anakku?
Eun Jae : yang kedua, kau menjual kesehatan demi keuntungan semata. Pada akhirnya kau bisa memberi harga pada kehidupan manusia.
Ketua : dokter Song. Apa kau naif atau kau berpura-pura begitu? Apa semua kehidupan manusia sama saja? Apa kau benar-benar mempercayainya?
Eun Jae : tidak.
Ketua : lalu apa?
Eun Jae : terlalu banyak nyawa yang tidak ditanggapi dengan serius, itulah kenapa obat gratis sangat dibutuhkan.
Ketua : apa kau mengataka nama pasien itu Kim Sung Hee?
Eun Jae : iya.
Ketua : tidakkah kau ingin menyelamatkan nyawanya?
Eun Jae : tentu saja aku ingin melakukannya.
Ketua meminta Eun Jae untuk menunjukkan negosiasinya, namun Eun Jae tidak mau bernegosiasi atas kehidupan seseorang, karena kita hanya punya satu nyawa, bahkan dari itu, dewa pun tidak bisa menentukan nilainya. Setelah itu Eun Jae memohon kembali kepada ketua Doongsung untuk membuat keputusan yang tepat.
Ketua mengatakan “sayangnya percakapan sudah berakhir Dokter Song” dia pun pergi begitu saja.

Eun Jae masih bingung dan khawatir dengan pasien yang harus segera melakuakn operasi darurat.

Ketua Doongsung sangat kelelahan setalah berbincang dengan Eun Jae. Pengawalnya bertanya “sepertinya kamu lelah pak?” sambil berjalan ketua mengatakan apa yang tadi Eun Jae katakan “bahkan dewa sekalipun tidak bisa menentukan nilai kehidupan manusia?” ketua merasa kalau Eun Jae sangat obsesif dan gigih dan tidak pernah menyerah sedikitpun. Tiba-tiba leher belakangnya sakit.
Pengawal mengatakan bahwa dia akan mengirim terapis akupresur ke rumah ketua (akupresur: pengobatan alternatif yang melibatkan pemberian tekanan lembut namun bertenaga pada bagian tertentu) namun ketua memintanya untuk mengirim ke vila karena dia ingin istirahat dengan tenang.

Setelah melakukan banyak percakapan dengan direktur dan ketua Doongsung Eun Jae sangat lelah, dia menyendiri di lorong rumah sakit, dia bingung karena masih belum mendapat keputusan yang pasti untuk mengoperasi pasien.

Hyun, Jae Geol dan Joon Young sedang menunggu hasil dari negosiasi Eun Jae, mereka terlihat sangat khawatir dengan hasilnya. Eun Jae akhirnya datang dan mereka lansung menanyakan hasilnya. Eun Jae hanya menggelengkan kepadanya dengan muka lelah.
Joon Young : apa maksudnya? Apa ruang operasi itu masih di tutup?
Eun Jae menganggguk Ya. Joon Young terus bertanya “siapa? Siapa yang tidak mengijinkanmu melakukan operasi itu?
Hyun menghentikan Joon Young, Joon Young bertanya kembali “apa itu ayah Jae Geol?” Jae Geol hanya diam saja. Eun Jae mengatakan bukan Ayah Jae Geol yang menghalanginya untuk operasi.
Joon Young : apa itu ketua Group Doongsung? Papanya Jae Geol ada dibawah kendali mereka.
Eun Jae : dokter Cha.
Jae Gol : tidak apa-apa. Jangan berkeliaran di sekitar semak, dan katakan saja pada kami. Mari selesaikan masalah ini.
Mereka semua terdiam dan ssaling menatap satu sama lain.

Direktur sedang menyendiri di atap rumah sakit, dia sangat kebingunan harus membuat keputsuan seperti apa, dan masa-masa mengoperasi darurat pun terbayang kembali di pikirannya.

Kilas balik ditampilkan. Ketika Eun Jae dan tim medis lainnya menyelamatkan banyak nayawa di UGD dan di ruang operasi tanpa ada masalah, kerja keras dan keihkhlasan mereka terlintas di pikirannnya. Dia juga kebingungan saat menerima laporan tentang pasien yang tidak bisa membayar dan bisa-bisa mereka menutupn UGD karena rumah sakit akan bangkrut jika terus-terusan seperti ini. dr. kang mengatakan karena mereka tidak bisa mengusir pasien yang masuk ke UGD. Dia bingung disisi lain tidak ingin menutup UDG dan disisi lain ingin menyelamatkan naywa seseorang.

DI ruangan. Dokter dan wali pasien sedang menungu pasien, diluar Hyun dan perawta Pyo juga sedang melihat kondisi pasien dan terlihat sangat mengkhawatirkannya. Pak Cho bingung dan bertanya “apa yang akan terjadi pada istriku sekarang?” Dokter Kim hanya diam saja. Dan Pak Cho melemparkan pertanyaan tersebut kepada UEN Jae.
Eun Jae menanyakan tentang anak-anaknya. Pak Cho “dokter Song...” Eun Jae berpikir harus segera memanggil anak-anaknya.
Pak Cho : apa kau akan menyerah? Tanpa sekalipun mencobanya?
Eun Jae tak bisa mengatakan apapun kepada Pak Cho.

Post a Comment for "Hospital Ship Episode 37 Part 1"

Kode Iklan Atas

Kode Iklan Tengah 1